PANCASILA atau PANCASIAL ? ..Sebuah pertanyaan menentukan

 

 

Hari kelahiran Pancasila ,tgl  1 Juni kemarin tidak disambut secara special, 
datar-datar saja seakan tidak ada istimewanya.. Hari selalu datang dan pergi , 
musim berganti, iklim berobah,  tetapi apakah Pancasila akan ikut pergi??? …… 
Padahal Pancasila yg dilahirkan dgn keringat, darah dan perjuangan oleh 
Founding Fathers kita menjadi tonggak sejarah utama di Republik ini. Pancasila 
adalah dasar negara, Ideologi utama dan Weltanschauung ( pandangan Dunia) 
Bangsa dalam menatap kedepan..

 

Kita pantas memberi penghargaan tinggi bagi pencetus Pancasila selaku dasar 
negara yaitu Soekarno, M Yamin dan Dr Supomo dan tidak lupa pada Hatta selaku 
pemberi masukan-masukan berharga bagi eksisnya negara RI.. Jangan lupakan pula 
Tan Malaka selaku penggagas paling awal bagi kemunculan  Republik Indonesia dlm 
gagasannya di buku naar de Republiek( 1925).. Dan juga pejuang strategi militer 
kita yaitu Jenderal Sudirman dan  AH Nasution selaku penegak bendera merah 
putih dari upaya Belanda mencabik-cabiknya..

 

Tetapi apakah cukup sudah penghargaan ini??? 

Dimasa sekarang, era Millennium terasa penghargaan itu telah kehilangan makna.. 
Ditengah-tengah arus pasang kebudayaan global yg cenderung liberal sekuler, 
Pancasila telah kehilangan pendukung utama.. Tidak seperti pejuang 45 kita yg 
gigih merumuskan, mempolakan dan memperjuangkan Pancasila dgn darah , keringat 
dan air mata, Kita di abad ke 21 ini malahan asyik masyuk dgn kebebasan model 
westernist.. Pancasila sepertinya terpinggirkan , tertolak, tersisihkan dan 
kalau bisa dilenyapkan. Betul-betul kecenderungan yg tragis…

 

Kita telah dihantam badai gelombang kapitalisme global besar-besaran, ibarat 
layang-layang kita dibawa angin badai dan kehilangan pegangan… Pancasila adalah 
layang-layang putus dalam badai tsb dan belum tahu akan terbang kemana.. Jati 
diri bangsa sudah beterbangan dirasuki budaya global yg materialisme, 
asingisme, westernisme, liberalisme dan hedonisme plus serakahisme..

 

Tiba-tiba tgl 1 juni kemarin, lakon-lakon Politik kita ( Mega, Gus Dur, Tri 
Sutrisno, Akbar, Wiranto dll) berkumpul dgn semangat perayaan Pancasila ..  
Sebuah sinyal positif sebetulnya, tetapi sayang hanya sebuah seremonial tanpa 
skema program-program konkrit bagi upaya mencari dan menemukan kembali 
layang-layang putus ini..  buat apa kumpul kalau cuma lips service tanpa ada 
upaya nyata??? Dan anehnya Gus Dur mengingatkan supaya PANCASILA jangan ditulis 
“PANCASIAL”.. Kok bisa kata-kata saya di milis [EMAIL PROTECTED] meluncur dari 
si pendekar buta Gus Dur??? Apa dia telah dibisiki ttg tulisan saya  ya? 

 

Terlepas dari kritikan Gus Dur pada “istilah PANCASIAL” yg saya tulis,  
Pancasila memang kecenderungannya sial melulu.. Setelah Proklamasi, Sistem 
Pancasila akan diganti dgn sistem Republik Federal Boneka semasa agresi 
Belanda, Lalu RIS thn 50an, berikutnya sistem Demokrasi terpimpin ala Bung 
Karno si ahli gembar-gembor dgn program (nasionalis-Agama-Komunis)yg jelas 
menyimpang dari kaidah-kaidah Pancasila, berlanjut ke era OrdeBaru Soeharto yg 
menjadikan Pancasila selaku tameng terselubung bagi program Kolusi konglomerasi 
Militeristik represif otoriter, dan datanglah era kebebasan thn 1998 berlabel 
“Reformasi” yg diredusir jadi “REPOT NASI” dgn sistem Demokrasi Liberal oleh 
para agent-agent Liberal selaku provokator, Malahan sistem kapital Liberal 
murni menjadi acuan utama dgn program washington Consensus menjadi “jimat” demi 
perobahan kearah yg lebih baik termasuk sistem Politik yg bercorak liberal 
bebas berekspresi sesuai dgn HAM jargon Humany model 
Liberte-Egalite-Fraternite..
 Pancasila telah ditendang dari Panggung Politik, ekonomi, Sosial dan Budaya.. 
Sial !!!

 

Pancasila telah diturun peringkatkan oleh utusan-utusan Liberal demi pemenuhan 
tujuan Global yaitu penyebaran Demokrasi yg berbau Liberal dgn program Ekonomi 
adalah Kapitalisme dan free Trade ( perdagangan Bebas) dalam dunia yg tanpa 
sekat( a Whole World) demi sebuah tujuan abadi yaitu Imperialisme berbaju 
Neokolonialisme ..

 

Sekarang semua telah hampir sempurna berlangsung di Republik oleng ini.. 
PILPRES dan PILKADA telah langsung dipilih rakyat, sementara implementasi sila 
ke 4 yaitu MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT diganti dgn sistem suara terbanyak 50% plus 
1.. Perbedaan dituntaskan dgn sistem suara terbanyak bukan lagi sistem 
musyawarah untuk mufakat.. Ekonomi telah diprivatisasi, liberalisasi secara 
bertahap dan mengundang kapitalis besar untuk masuk ke Indonesia, dan 
implementasi sila ke 5 yaitu kesejahteraan sosial yg berkeadilan bisa jadi akan 
bercorak keadilan sosial bagi kelompok pemodal, bukan penduduk asli.. Dan 
persatuan Indonesia sep sila ke 3 adalah persatuan dalam pluralisme segala gaya 
hidup( freestyle liberal desentralisasi) sehingga ada sinyelemen Indonesia akan 
berbentuk “INULNESIA”( Indonesia yg bergoyang terus menerus dlm disintegrasi 
dan relativisme hidup).. Sedang sila ke 2 adalah kemanusiaan HAM dan boleh 
berekspresi serta bersuara sesuai suasana hati.. Keberadaban diganti kebuasan
 ..kebiadaban ala keserakahan Global.. Silahkan Demo dan cetuskan suara dalam 
UNJUK RASA ( Rasa, emosi, anarkisme yg diunjukkan, bukan toleransi apalagi 
unjuk pemikiran).. Dan sila 1 adalah permujudan dari agama Global : Ketuhanan 
yg maha menguntungkan yaitu MONEY.. MONEY AND MONEY .. Jadi profit adalah 
kiblat global dan ikut menjangkiti benak sebagian besar tokoh kita sehingga 
muncullah budaya KORUPSI BERJAMAAH  demi perwujudan sila 1 Global yaitu 
KEUNTUNGAN YG MAHA BESAAAAR  !!!

 

Padahal Pancasila adalah sebuah mainstream utama bagi hidup berbangsa 
bernegara.. Tidakkah kita menyadari ada yg salah besar di republik ini??? 
Ketika musyawarah dilangkahi dgn hak suara, ketika itulah chaos tejadi, semua 
orang berhak berpendapat dan terjadi kekacauan persepsi, kegalauan pendirian 
dan ketidak pastian ttg kebenaran, termasuk kebenaran langit telah diacak-acak 
demi apa yg dinamakan sistem NEGARA TERPISAH DARI AGAMA..  artinya Negara yg 
berunsur rakyat, sistem politik, ekonomi, sosial, budaya dan adat tradisi 
dipisahkan dgn nilai-nila transenden agama dan hasilnya adalah ketiadaan makna 
hidup, yg memberi peluang bagi sekuler niragama untuk mengisinya.. Terlihat 
dari segala aspek mikro kita mulai dari gaya hidup, pakaian, film, musik, 
koran, majalah, televisi yg menjauhkan kita dari nilai agama.. Sila pertama 
sedang dalam masa kritis dan akan muncul manusia-manusia permissive atheis dan 
agnostik penuh keraguan sebagaimana kristen yg telah punah dalam jiwa bangsa 
Eropa
 dan America.. Islam dan Buddhisme termasuk Hindu Bali Sang Hyang Widi Wasa 
akan mengalami hal yg sama jika tidak ada upaya revitalisasi sila 1 Pancasila..

 

Dan yg tragis adalah sistem Ekonomi yg diarahkan ke Pasar bebas tanpa prinsip 
keadilan sosial sebagaimana Pancasila sila ke 5.. Free market adalah sistem 
hukum rimba, siapa yg kuat modal dan cepat nyerbu pasar dia yg menang( survival 
is the fittest and the fastest).. Kita telah gagal dgn Kapitalisasi Orde baru, 
sebab kekalahan finansial Orde Baru yg ceroboh telah membikin kehancuran segala 
sisi.. Tapi lalu malah masuk lebih dalam lagi ke tahap kapitalisasi sejati dgn 
deregulasi, privatisasi, liberalisasi perdagangan dan investasi asing serta 
pajak tinggi.. Sudah jelas liberalisasi ekonomi tidak cocok bagi kita yg 
berpopulasi jiwa amat banyak dan butuh ekonomi padat karya, sekarang kita gali 
lobang lebih dalam lagi.. apa ini tidak bego namanya... Sekarang Pemerintahan 
SBY teken MOU liberalisasi perdagangan dgn Jepang, sebelumnya dgn Asean , besok 
entah dgn siapa.. Semestinya sektor publik diperkuat dulu dgn pemberdayaan 
Ekonomi UKM dan Pedesaan dgn bentuk ribuan pasar mikro dan
 konsumsi nasional yg semarak baru tekan perjanjian liberalisasi dgn negara 
asing… Itulah kalau jeratan Hutang IMF dan World bank termasuk paris club 
dilunasi dgn Devisa asing, makanya Pemerintah berharap bisa bayar dgn 
mengundang  investor.. Implementasi ekonomi Pancasila Mubyarto semestinya jadi 
acuan utama pemerintah, sebab jika grass root rakyat banyak kuat, negara tidak 
akan gampang kolaps, terbukti pemain-pemain kecil dalam UKM dan Home Industri 
mampu bertahan semasa krisis..

 

Jadi Pancasila selaku jati diri bangsa saat ini betul-betul sdg berada dititik 
nadir … akankah kita biarkan saja? Apakah kita diamkan sebuah ideologi orisinil 
bangsa dikubur dalam-dalam supaya dikatakan bangsa yg beradab? Tidak adakah 
upaya bagi kembalinya kita pada jati diri awal?

 

Jawabannya tergantung kita: PANCASILA ( Lima sila yg strategis dan nyata bisa ) 
atau PANCASIAL (lima sila yg sial )

 

Kita selaku penerus mesti gimana dgn Pancasila yg Made In Indonesia?

 

 

 

Sang

 

Peyakin Pancasila

 

 

 


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Dying to be thin?
Anorexia. Narrated by Julianne Moore .
http://us.click.yahoo.com/FLQ_sC/gsnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke