PAPUA KEMBALIKAN MERAH PUTIH Perayaan HUT 63 Tahun NKRI, Paskibraka Antar Perempuan Papua Kembalikan Merah Putih Yunita M. Soru, Perempuan Kaimana Papua itu menabur senyum menawan disaat upacara penurunan Bendera Merah Putih di Istana Negara Jakarta. Gerak langkahnya diapit pasukan Penurunan Bendera, dengan berani ia menunggu sang bendera turun dari tiang dan bergegas mengembalikan bendera tersebut ke tempatnya yang langsung di terima Susilo Bambang Yudhoyono. Teriakan dan rasa kagum disaat prosesi penurunan Bendera berlangsung. Bahkan para undangan yang memandangnya disaat melangkah menuju Presiden untuk kembalikan bendera, para undangan yang hadir terlihat mengerakkan kepala mereka, sebagai tanda kagum.. 43 tahun Indonesia Merdeka, sejarah Indonesia mencatat, selain ada pejuang veteran Papua, Yunita M Soru, salah satu putri Papua yang pertama kali di ikutkan dalam barisan Inti Paskibraka. Saya bisa bayangkan, keunikan Papua sudah pasti menjadi diskusi bagi kalangan publik dibandingkan dengan penduduk lainnya. Tanah Papua itu selalu dikagumi orang. Sesi upacara hut RI-63, bila disimak, begitu lagu Papua dinyanyikan dalam satu paket lagu-lagu nusantara, para undangan ikut nyanyi.. Perempuan Afrika yang ikut dan para bule undangan kenegaraan nampak bersemangat ketika lagu Papua di nyanyikan. Entah situasi Papua yang sampai sekarang masih menjadi diskursus berbagai kelompok, antara Papua merdeka harga mati dan NKRI harga mati di Papua. Tetapi era kepemimpinan SBY-JK, sudah dua putra asli Papua ( Waterpaue-Yunita) di ikutkan dalam lingkaran Istana untuk acara pengibaran bendera kenegaraan. Keikutsertaan anak-anak Papua ini bagi Negara Indonesia mungkin untuk meyakinkan dunia bahwa kami ( NKRI ) cinta generasi Papua. Namun masalah Papua tetap menjadi sorotan sekarang, dimana terakhir adalah tuntutan 40 anggota kongres bagi pembebasan tanpa syarat tapol Papua. Dari orang-NYA hingga asset Budaya dan kekayaan alam di Tanah Papua faktanya selalu menjadi pusat perhatian dunia dalam ajang-ajang kampanye pemerintah dimanapun. Papua selalu di majukan untuk mendukung kebijakan pemerintah. Untuk mendapatkan dana bagi pembangunan Indonesia secara keseluruhan saja, Otonomi Khusus Papua jadi alat untuk mendatangkan uang yang begitu banyak dari dukungan Negara-negara. Bantuan kemanusiaan Negara sahabat bagi Indonesia menjadi lancar karena kasus di Papua harus di selesaikan. Kasus ketertinggalan, kasus kebodohan, kasus pembangunan dst, menjadi kampanye Indonesia di mata internasional. Bahkan adat dan budaya orang Papua di pamerkan ke manca Negara sebagai keunikan tersendiri di Indonesia guna menarik keberpihakan terhadap Jakarta. Namun, mimpi pembangunan dan keterbelangan dengan menstimulus orang Papua hanyalah praktek nyata dari bentuk eksploitasi yang terus saja dilakukan Negara Indonesia tanpa benar-benar menyatakan keberpihakan Negara yang kongkrit atas problem Papua selama ini. Tidak ada perubahan berarti yang terjadi di Tanah Papua. Otsus yang katanya solutif kini suram. Kebijakan solutif Otsus justeru menjadi jajahan tersendiri dan terbaru dalam transisi globalisasi sebagai semangat dunia. Semangat Otsus bagi Papua ditengah arus globalisasi tak punya gigi untuk menyatukan bahkan memaksakan realitas politik dan ekonomi yang sudah mendarah daging bagi Papua. Imperialisme murahan yang haus kekuasaan dan kekayaan alam Papua, tak mampu merenggut karakternya kedalam jantung kehidupan orang Papua. Struktur kapitalisme global hanya mendaur penjajahan dalam kerangka Otsus itu sendiri. Trada kemengangan bagi orang Papua dalam Otsus, tetapi praktek penjajahan terus tertanam dalam arus primordialisme-Otsus Papua. Sumbangsih Papua yang begitu besar terhadap Indonesia, tak membuat negeri semburan Lumpur ini punya niat baik dalam penyelesaian Papua. Mendongkrak generasi Papua dan alam Papua demi usaha-usaha memulihkan citra Indonesia di mata Dunia hanyalah tipu daya jajahan. Bertepatan dengan prosesi penurunan dan penyerahan Bendera ( pengembalian Bendera ) dimana putri Papua-lah yang mengembalikannya, suatu fenomena baru dalam transisi suhu politik Papua sekarang. Kawan Yunita M Soru, sejarah Papua mencatat, pengembalian Bendera kepada Susilo Bambang Yudhoyono ditengah berakhirnya masa kepempinan beliau, adalah unik bagi saya. Ini fakta, di Papua berbagai rekayasa orang bilang kelompok OPM menyerah dan terima bendera merah putih, tetapi sungguh benar juga, seluruh dunia menyaksikan SANG PEREMPUAN PAPUA KASI KEMBALI BENDERA MERAH PUTIH KE KEPALA NEGARA. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/