Pandangan Islam Tentang Pendidikan 

By: Prof. Dr. Achmad mubarok MA

Bagi konselor (agama) yang menangani konseling pendidikan, pertama tama ia 
harus memiliki wawasan Islam tentang pendidikan.  Pandangan Islam tentang 
pendidikan dapat dirumuskan antara lain.

1. Bahwa belajar merupakan perintah utama dari agama Islam, tercermin pada ayat 
yang pertama kali turun surat al 'Alaq 1-4.

artinya: Bacalah dengan nama tuhanmu yang telah menciptakan, yakni telah 
menciptakan manusia dari  segumpal darah, Bacalah dengan nama tuhanmu yang Maha 
Mulia, yang telah mengajarkan dengan pena, yakni telah mengajarkan manusia apa 
yang tidak diketahuinya.

Membaca, secara psikologis mengandung muatan; proses mental yang tinggi, proses 
pengenalan (cognition), ingatan (memory), pengamatan (perception), pengucapan 
(verbalization), pemikiran (reasoning), daya kreasi (creativity) dan sudah 
barang tentu proses psikologi.

Secara sosiologis, membaca juga mengandung muatan: proses yang menghubungkan 
perasaan, pemikiran dan tingkah laku seseorang dengan orang lain. Membaca juga 
merupakan sistem perhubungan (Communication system) yang merupakan syarat 
mutlak terwujudnya sistem sosial. Selanjutnya penggunaan bahasa (yang tertulis 
dan dibaca) merupakan gudang tempat me¬nyimpan nilai-nilai budaya yang 
dipindahkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

2. Bahwa ilmu dan orang berilmu sangat dihargai dalam Islam. Apresiasi Islam 
terhadap ilmu bukan hanya terkandung dalam ajaran tetapi juga terbukti dalam 
sejarah, terutama sejarah klasik Islam. Dalam al Qur'an disebutkan bahwa orang 
mu'min yang berilmu dile¬bihkan derajatnya (Q/58:11). Mereka juga diberi gelar 
ulu al albab, ulu an nuha, ulu al abshar, dan zi hijr.(Q/39:9, Q/59:2, Q/20:54).

3. Memilih ilmu dibanding harta adalah merupakan keputusan yang tepat dan 
menguntungkan, baik secara moril maupun materiil. Ketika Nabi Sulaiman ditawari 
Allah SWT untuk memilih ilmu, harta atau kekuasaan, Sulaiman memilih ilmu, dan 
dengan ilmu maka ia kemudian memperoleh harta dan kekuasaan. Ali bin Abi Talib 
pernah berkata bahwa ilmu bisa menjagamu, sedangkan harta, engkaulah yang harus 
menjaganya. Harta jika diberikan kepada orang lain maka harta itu dapat 
berkurang, tetapi ilmu semakin sering diberikan kepada orang justeru semakin 
bertambah.

4. Perjuangan di jalan ilmu (sebagai murid, guru atau fasilitator) akan 
memudahkan jalan menuju kebahagiaan surgawi.

artinya: Barangsiapa memilih jalur ilmu maka Allah akan memudahkan jalan 
baginya ke surga. (H.R.Turmuzi)

5. Pertanggungjawaban ilmu adalah pada seberapa jauh mengamalkannya.
 
artinya: Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tak berbuah.

artinya: Kelak di akhirat, manusia tidak bisa berkutik sbelum 
mempertangungjawabkan empat hal,(1) tentang umurnya, untuk berbuat apa saja, 
(2) tentang masa mudanyya untuk mempersiapkan apa saja, (3) tentang ilmunya, 
seberapa jauh ia mengamalkannya, dan (4) tentang harta, darimana ia memperoleh 
dan untuk apa harta itu digunakan. (Hadis)

6. Orang 'alim yang tidak mengamalkan ilmunya, secara moral dosanya lebih besar 
dibanding orang kafir (yang memang tidak memiliki ilmu).
artinya: Orang 'alim yang tidak mengamalkan ilmunya, akan disiksa lebih dahulu 
(di akhirat) sebelum   siksaan bagi penyembah berhala (Zubad).

7. Pendidikan harus diorientasikan ke masa depan, untuk menyongsong dan 
mengantisipasi perkembangan mendatang. 

artinya: Didiklah anak-anakmu berenang dan memanah, sesungguhnya anak-anakmu 
itu  akan hidup pada zaman yang bukan zamanmu. (Ali bin Abi Talib)

8. Sesuai dengan kapasitas masing-masing, setiap orang diberi peluang yang pas 
untuk berkecimpung dalam bidang ilmu:
artinya: Jadilah kamu (1)orang pandai (dan mengajar), jika tidak bisa maka 
jadilah (2) murid, jika tidak  maka jadilah (3)pendengar yang baik, jika 
mendengarpun tidak sempat, jadilah (4) orang yang mencintai ilmu, dan 
sekali-kali jangan menjadi orang yang ke lima (tidak pintar, tidak mau belajar, 
tidak mau mendengar dan tidak suka ilmu).

9. Jika mau menekuni suatu ilmu, pilihlah ilmu yang berguna, yang relevan 
dengan kemaslahatan hidup, jangan asal ilmu, Rasul pernah berdoa.

artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, 
dan dari hati yang tidak khusyu', dan dari nafsu yang tidak mau kenyang serta 
dari doa yang tak dikabulkan. (H.R. Ahmad dalam Musnadnya)

10. lmu merupakan investasi jangka panjang.

artinya : Jika manusia mati maka putuslah produktifitas mereka, kecuali tiga 
hal, (1) amal jariah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya oleh orang lain, dan (3) 
anak saleh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya. (H.R. Bukhari)

11. Sumber ilmu ada dua, yaitu dari Allah SWT, melalui wahyu, ilham dan 
intuisi, dan ilmu yang diproduk oleh akal manusia.

12. Betapapun pandainya seseorang, ia tidak boleh menyombongkan diri, karena 
pasti ada orang lain yang melebihinya, dan hanya Allah Yang Maha Mengetahui.

13. Menurut Imam Gazali ada tiga kategori ulama, yaitu  hujjah, hajjaj dan 
mahjuj. Ulama dalam kapasitas hujjah adalah orang yang alim, wara', zuhud dan 
mengutamakan agama dibanding yang lain. Hajjaj lebih dari itu, mampu membela 
agama dari serangan luar, dan mahjuj adalah ulama yang 'alim tetapi sifatnya 
tidak mulia karena ia lebih menyukai kehidupan dunia dibanding kemuliaan 
ukhrawi.

14. Dari tiga lingkaran pendidikan, rumah tangga, sekolah dan lingkungan 
masyarakat, pendidikan dalam rumah merupakan pondasi utama, meskipun sekolah 
dan lingkungan masyarakat juga besar pengaruhnya. Oleh karena itu contoh dan 
teladan orang tua kepada anak-anaknya di rumah besar sekali andilnya dalam 
pem¬bentukan generasi.

15. Ilmu boleh dipelajari dari sumber manapun yang tepat sesuai dengan 
bidangnya. Tidak mengapa seorang muslim belajar matematik kepada orang Kristen, 
bela jar teknologi kepada orang Yahudi, belajar berburu kepada orang primitif.

artinya: Ambillah hikmah itu dari manapun ia ke luar.

artinya: Hikmah itu ibarat barang milik mu'min yang hilang, yang bisa ditemukan 
di mana saja, oleh siapa saja.

16. Pergi merantau dalam rangka mencari ilmu dipandang sangat positif dalam 
pengembangan diri  dan wawasan.
artinya: Tuntutlah ilmu, meski sampai jauh ke neegri Cina.
artinya: Merantaulah, engkau pasti akan menemukan pengganti dari orang-orang 
yang engkau tinggalkan. Bersusah payahlah, karena sesungguhnyya  nikmatnya 
hidup itu justeru terasa dalam   kesulitan. (Imam Syafi'i)

17. Jalan hidup yang benar akan membantu keberkahan ilmu, sementara jalan hidup 
yang salah akan menghilangkan nilai keberkahan ilmu.

artinya: Aku pernah mengeluh kepada kyai Waki' tentang kesulitan belajar, maka 
guruku menganjurkan  agar aku menjauhi perbuatan maksiat.  Dia juga mengajarkan 
kepadaku bahwa cahaya ilahiyyah tidak akan diberikan kepada ahli maksiat. (Imam 
Syafi'i)

18. Bahwa kewajiban belajar itu tidak dibatasi oleh umur, oleh karena itu hidup 
berumah tangga tidak menghalangi keharusan menuntut ilmu, atau nikah dan 
belajar dapat sejalan, tidak harus dipertentangkan. Prinsip pendidikan dalam 
Islam adalah pendidikan seumur hidup, long life education;

artinya: Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan hingga ke liang lahat.

sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com

Wassalam,
agussyafii

Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' Senin, 
tanggal 20 Juli 2009, di Rumah Amalia. Silahkan bagi teman2 yang berkenan 
mewaqafkan buku2, Majalah, Komik, Novel, Cerpen,Kaset VCD, CD, DVD ( ISLAMI 
),IPTEK,buku Pelajaran, peralatan sekolah, baju layak pakai untuk Program 
kegiatan Peduli Kasih Amalia (PKA) silahkan kirim ke Rumah Amalia,Jl. Subagyo 
Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. . 
Mari dukung pada program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' melalui 
http://agussyafii.blogspot.com, http://www.facebook.com/agussyafii atau sms 087 
8777 12431







      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke