GALAMEDIA
06/07/2005 

      Pelajaran Bahasa Sunda Masuk Kurikulum SMA
     


SETIABUDHI, (GM).-
Pengembangan bahasa Sunda/daerah di sekolah-sekolah bisa dilakukan setiap hari 
sebelum pelajaran dimulai. Demikian ditegaskan budayawan Sunda, Dana Setia, 
Senin (4/7) usai mengikuti pelantikan rektor baru Universitas Pendidikan 
Indonesia (UPI) Bandung di Balai Pertemuan UPI, sehubungan dengan akan 
dimasukkannya bahasa Sunda/daerah ke dalam kurikulum sekolah menengah atas 
(SMA) sederajat.

Menurut Setia, pengembangan atau pengenalan bahasa Sunda/daerah bisa dilakukan 
dalam penyampaian materi pembelajaran. "Sebelum dimasukkannya bahasa Sunda ke 
dalam kurikulum SMA sederajat, lebih baik pengenalan bahasa Sunda/daerah 
dilakukan setiap hari kepada siswa," katanya.

Ketua Dewan Pendidikan Bandung ini memberi contoh, pengenalan atau pengembangan 
bahasa Sunda/daerah selain akan dimulainya jam pelajaran, juga bisa dilakukan 
pada masa istirahat maupun pulang sekolah. Bisa juga pengenalan dan 
pengembangan bahasa Sunda/daerah digunakan pada hari tertentu. "Bahasa Inggris 
misalnya, hampir setiap sekolah memberlakukan one day speaking english. Kenapa 
untuk bahasa Sunda/daerah tidak bisa dilakukan?" ujarnya setengah bertanya.

Ia berharap, setiap sekolah bisa memberlakukan satu hari berbahasa Sunda/daerah 
sehingga kelak bahasa Sunda/daerah bisa tumbuh berkembang seperti bahasa 
lainnya di sekolah-sekolah.

Ia juga mengungkapkan, sebelumnya pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan 
Jabar maupun kabupaten kota memasukkan bahasa Sunda/daerah ke dalam kurikulum 
SMA/sederajat. Sebab, tambah Setia, mata pelajaran SMA/sederajat di Indonesia 
dan Jabar sangat banyak.

"Apakah mungkin dengan banyaknya mata pelajaran di SMA/sederajat, pelajaran 
bahasa Sunda/daerah bisa masuk dalam kurikulum? Hal ini yang perlu 
diperhitungkan dan jangan sampai siswa dijejali oleh mata pelajaran," ungkapnya.

Selain itu, pemerintah juga harus melakukan konsultasi atau dialog dengan 
berbagai komunitas orang Sunda, termasuk komunitas yang menginginkan bahasa 
Sunda/daerah masuk ke dalam kurikulum SMA/sederajat. "Tidak mungkin pemerintah 
secara saklek memasukkan bahasa Sunda/daerah ke dalam kurikulum tanpa ada 
dialog atau konsultasi dengan komunitas orang Sunda," katanya.

Yang penting, tegas Setia, tenaga guru bahasa Sunda/daerah harus dipersiapkan 
secara matang. Karena, sampai saat ini tenaga guru bahasa Sunda/daerah di Jabar 
tidak memadai, bahkan kurang sama sekali.

Kekurangan tenaga guru bahasa Sunda/daerah, sambungnya, tidak hanya terjadi di 
daerah-daerah. Bahkan, di Kota Bandung pun tenaga guru bahasa Sunda susah 
dicari. "UPI sebagai perguruan tinggi penyedia tenaga guru bahasa Sunda/daerah 
tidak mampu mencetak tenaga guru bahasa Sunda/daerah," ujarnya. (B.81)**




[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to