Refleksi : Yang bukan muslim tidak memilih pun tidak menjadi persoalan, dikatakan bahwa dengan begitu mereka pun sudah memilih :-))
http://www.republika.co.id/berita/58253/Pemilih_Muslim_Lebih_Pilih_JK Pemilih Muslim Lebih Pilih JK By Republika Newsroom Rabu, 24 Juni 2009 pukul 18:18:00 JAKARTA -- Partai-partai berbasis massa Islam yang tergabung dalam koalisi Partai Demokrat, ternyata tidak mampu menaikkan elektabilitas pasangan SBY-Boediono. Pemilih yang beragama Islam ternyata lebih memilih pasangan JK-Wiranto dibandingkan pasangan SBY-Boediono yang didukung PKS, PPP, PAN, dan PKB. Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terhadap 1.989 responden di seluruh Indonesia pada tanggal 15 Juni sampai 20 Juni 2009, menunjukkan, distribusi pemilih muslim pada pasangan SBY-Boediono justru menurun sampai empat persen. Sedangkan pasangan JK-Wiranto meraup kenaikan sebesar dua persen dari pemilih muslim. "Nampaknya JK berhasil masuk dan mengambil suara pemilih muslim seperti suara NU dan lain-lain," ujar Direktur Eksekutif LSI, Saiful Mujani, saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Rabu (24/6). Pada survei serupa yang dilakukan pada bulan Mei lalu, distribusi pemilih muslim pada pasangan SBY-Boediono masih berada pada posisi 71 persen. Sementara pada survei bulan Juni angka keterpilihan SBY-Boediono dari pemilih muslim anjlok di angka 67 persen. Adapun JK-Wiranto mendapat limpahan suara dua persen dari pemilih muslim. Semula JK-Wiranto hanya dipilih tujuh persen pemilih muslim pada bulan Mei, namun di bulan Juni JK-Wiranto dipilih sembilan persen pemilih muslim. Selain SBY-Boediono, pasangan Megawati-Prabowo juga mulai ditinggalkan pemilih muslim. Distribusi pemilih muslim terhadap Mega-Prabowo terkoreksi satu persen dari 16 persen pada bulan Mei menjadi 15 persen pada bulan Juni. Non Muslim ke SBY Terkait pemilih non muslim, distribusi pilihan mereka mulai beralih kepada pasangan SBY-Boediono. Pasangan nomor urut dua tersebut mendapatkan limpahan suara pemilih non muslim sebesar 18 persen. Pada bulan Mei, pemilih non muslim yang memberikan suara kepada SBY-Boediono hanya sebesar 47 persen. Namun pada bulan Juni naik menjadi 65 persen. Hal sebaliknya terjadi pada pasangan Mega-Prabowo. Bila pada bulan Mei pasangan nomor urut satu ini dipilih oleh 37 persen pemilih non muslim, namun pada bulan Juni angkanya merosot menjadi 28 persen. "Sementara pemilih non muslim pada JK-Wiranto tetap, yaitu tiga persen," jelas Saiful. Kendati demikian, Saiful menuturkan, secara umum pasangan SBY-Boediono tetap memperoleh dukungan tertinggi dari pemilih muslim. Begitu pun tingkat pilihan pemilih non muslim. "SBY-Boediono didukung mayoritas muslim secara proporsional, sedangkan dukungan dari non muslim mulai lebih proporsional," ucap Saiful. Juru Bicara Tim Kampanye Nasional pasangan JK-Wiranto, Indra Jaya Pilliang, menilai, kenaikan elektabilitas JK-Wiranto semakin menumbuhkan rasa optimisme mereka untuk meraih hasil optimal dalam pilpres. Indra mengaku bersyukur kenaikan elektabilitas JK-Wiranto didasarkan pada indikasi-indikasi keberhasilan kampanye dan meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada JK-Wiranto. "Kami tidak menjual citra sebagai pihak yang dizalimi, padahal faktanya sekarang Pak JK sudah tidak lagi diajak mendiskusikan masalah-masalah negara dan sidang kabinet. Padahal dia kan masih wakil presiden," papar Indra. Dia melanjutkan, para pemilih yang melarikan suaranya ke JK-Wiranto adalah mereka yang berasal dari kelompok masyarakat rasional, kelas menengah, dan punya kualitas pendidikan yang bagus. "Di sisa waktu ini kami akan menggenjot dukungan dari lapisan masyarakat lain. Survei-survei lain juga menyebutkan kecenderungan sama, yaitu elektabilitas JK-Wiranto makin naik," ucap Indra. Peneliti senior LSI, Burhanuddin Muhtadi, menambahkan, jika JK-Wiranto ingin mendapatkan limpahan suara yang signifikan, maka harus mengoptimalkan kampanye pada lapisan masyarakat bawah dan pesisir. "Sejauh ini pemilih JK-Wiranto cenderung berasal dari masyarakat kelas menengah, kalau bisa lebih mendekati masayarakat bawah di sisa waktu kampanye, saya fikir ada peluang elektabilitas lebih meningkat," tandas Burhanuddin. ade/ahi [Non-text portions of this message have been removed]