Koran Tempo - Kamis, 8 Juli 2004 Ribuan Pemilih Tak Terdaftar Ikut Mencoblos
JAKARTA - Lembaga-lembaga pemantau menemukan masih banyaknya pemilih yang tidak terdaftar di tempat pemungutan suara (TPS) ikut mencoblos. Jaringan Masyarakat Pemantau Pemilu Indonesia (Jamppi) menemukan kejadian seperti itu di 2.936 TPS, sedangkan Pusat Reformasi Pemilu atau Cetro menemukannya di 1.480 TPS. Selain itu, Jamppi juga menemukan kasus pencoblosan dengan menggunakan kartu pemilih milik orang lain di 823 TPS. Untuk kasus yang sama, Cetro menemukannya di 248 TPS. "Ini membuka peluang munculnya pemilih ganda," kata koordinator Nasional Jamppi Wahidah Suaib saat mengumumkan hasil pantauan lembaganya kemarin di Jakarta. Jamppi, Cetro, dan Jaringan Pendidikan Pemilu untuk Rakyat (JPPR) juga menemukan praktek intimidasi terhadap pemilih supaya memilih calon presiden tertentu sebelum pemilihan. Menurut mereka, petugas TPS sering kali ragu untuk menegur pelaku intimidasi karena kebanyakan dilakukan oleh individu yang dikenal atau tokoh setempat. JPPR yang mengerahkan 12.980 pemantau di 100 ribu TPS di 23 provinsi menemukan kasus itu di 1.279 TPS. Jamppi dengan 10.836 pemantau menemukan di 283 TPS, sedangkan Cetro menemukannya di 120 TPS. Untuk pemilihan 5 Juli lalu, Cetro mengerahkan 4.607 pemantau di 6.905 TPS di 11 provinsi. Ketua Panitia Pemilihan Umum Akses untuk Penyandang Cacat Aryani Abdul Mun'im di tempat yang sama menyatakan kekecewaannya karena tidak tersedia alat bantu bagi penyandang cacat. Padahal, kata Aryani, KPU telah menyediakan alat dan mendistribusikan alat bantu yang sangat dibutuhkan penyandang cacat. "Kami sangat kecewa," katanya. Untuk kasus ketidaktersediaan alat bantu ini, JPPR menemukannya di 3.894 TPS. Cetro menemukan kasus serupa di 757 TPS, dan pemantau Jamppi menemukannya di 2.882 TPS. Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Cetro Smita Notosusanto mengatakan, pemilu belum berlangsung secara adil, jujur, dan transparan karena banyaknya surat suara tidak sah akibat kesalahan mencoblos dan berbagai kekurangan. Di Banyuwangi, misalnya, surat suara tidak sah mencapai 25 persen, di Jawa Tengah mencapai 15 persen, serta di Kabupaten Lombok Timur, Garut, Majalengka, Kuningan, Ciamis, dan Tasikmalaya mencapai 25 persen. "Sulit bisa dikatakan jujur dan adil," katanya. Gunawan Hidayat, Koordinator Nasional JPPR, juga mengatakan hal senada. Penghitungan ulang terhadap suara yang tidak sah sangat rawan kecurangan. Berbagai hal dapat menyebabkan proses ini berlangsung tidak transparan, misalnya ketidakhadiran saksi, pemantau atau masyarakat. Dia memperkirakan, secara nasional jumlah suara tidak sah dapat mencapai 20 persen. Penilaian berbeda dikemukakan lembaga internasional Carter Center. Menurut pemantauan lembaga yang didirikan mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter itu, pemilu telah berlangsung secara adil, jujur, dan transparan, meski ada banyak kekurangan. Tentang banyaknya jumlah suara yang tidak sah akibat kesalahan mencoblos, menurut Carter, diperlukan langkah efektif, tepat waktu, dan transparan untuk menghadapinya. Menurut dia, masalah surat suara ini bisa dicegah dengan perencanaan dan latihan yang lebih baik kepada petugas TPS maupun pemilih. Ia lalu meminta penghitungan ulang terhadap surat suara yang semula dianggap tidak sah dilakukan secara terbuka dengan melibatkan saksi, pemantau, dan masyarakat. Dia juga menyoroti kelalaian petugas TPS di berbagai tempat. Misalnya, petugas lalai memeriksa kelengkapan persyaratan administratif calon pemilih dan tinta pada jari bagi yang telah mencoblos. Tentang rendahnya kualitas tinta yang dipergunakan dan tidak terjaminnya kerahasiaan pemilih adalah bagian lain yang ia soroti. Mengomentari penilaian Carter, Gunawan Hidayat mengatakannya masih terlalu dini. Menurut dia, penilaian itu masih terlalu umum dan semata hanya melihat kelancaran proses pemilihan. "Dasar penilaian mereka kan ada misi diplomasinya juga," katanya. Gunawan mengatakan, pemantauan Carter Center yang hanya melibatkan 60 pemantau internasional tidak mampu menangkap kecurangan-kecurangan selama pemilihan. Apalagi, pemantau-pemantau itu tidak tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sebagian besar hanya mencakup daerah perkotaan dan tidak menyentuh daerah-daerah rawan kecurangan. sapto p-tnr __________________________________ Do you Yahoo!? New and Improved Yahoo! Mail - Send 10MB messages! http://promotions.yahoo.com/new_mail ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Yahoo! Domains - Claim yours for only $14.70 http://us.click.yahoo.com/Z1wmxD/DREIAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.arsip.da.ru *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Posting: [EMAIL PROTECTED] 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/