http://www.antara.co.id/arc/2009/3/7/pengusaha-indonesia-didorong-ekspor-suku-cadang-motor-ke-vietnam/

*Pengusaha Indonesia Didorong Ekspor Suku Cadang Motor ke Vietnam*


*HO Chi Minh City *(ANTARA News) -- *Duta Besar Indonesia untuk Vietnam
Pitono Purnomo *mendorong pengusaha Indonesia untuk melakukan ekspor
industri ringan seperti elektronik, suku cadang mobil motor termasuk di
dalamnya knalpot.

Sektor itu memiliki potensi bisnis cukup besar dalam meningkatkan devisa
bagi Indonesia, kata Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, Pitono, yang
didampingi Konjen RI di Ho Chi Minh, Sunarmin di Ho Chi Minh City, Sabtu.

"Pengusaha Indonesia masih punya banyak peluang untuk melakukan ekspor ke
Vietnam dalam industri ringan seperti suku cadang motor dan mobil," katanya.

Dikatakan, Kedubes Indonesia siap memberikan fasilitas pendukung ekspor bagi
pengusaha Indonesia. Di antaranya adalah membiayai analisa pasar terkait
industri ringan. Hal ini bertujuan agar pengusaha bisa mengetahui
karakteristik dan kebutuhan pasar industri ringan di Vietnam.

"Ini karena barang-barang industri ringan di luar suku cadang, ada saingan
dari Thailand dan China. Karena itu, survei sangat perlu," ujarnya.

Pitono juga menyebutkan, ekspor barang ringan itu dapat dilakukan oleh usaha
kecil dan menengah (UKM) di Indonesia, sehingga para UKM itu punya wawasan
ekspor. Para pengusaha yang sudah besar, mereka sudah punya jaringan dan
pendanaannya, oleh karena itu kita akan beri kemudahan kelompok UKM itu,
tegas pitono.

Fasilitas lain yang siap disediakan Kedubes RI adalah membuka akses kepada
berbagai pengusaha di Vietnam. Hal itu dilakukan dengan menghubungkan
pengusaha Indonesia dengan Kadin setempat. "Bahkan, kalau perlu kita siap
menyediakan penginapan di luar tiket," kata Pitono.

Pitono juga mendorong pengusaha Indonesia mau berinvestasi di Vietnam. Hal
itu karena upah buruh di Vietnam cukup murah dan rendahnya angka
kriminalitas. Selain itu, cukup kondusifnya keamanan di Vietnam juga
didukung oleh hampir tidak adanya unjuk rasa. Ini menjadikan Vietnam sebagai
negara tujuan investasi yang cukup aman dan menjanjikan.

Menurut Sales and Marketing Manager Namhoa Corporation Nguyen Thanh Hu, upah
buruh di perusahaannya berkisar antara 75-110 dolar AS atau 900 ribu-1,32
juta rupiah per orang. Namhoa merupakan perusahaan produsen mainan kayu
untuk ekspor ke berbagai negara dan memiliki 900 buruh saat ini.

Setiap tahun Namhoa mampu memproduksi sekitar 200 kontainer atau lima juta
mainan yang terdiri dari 500 ribu item. Sekitar 40 persen produk diekspor ke
Jepang, 30 persen ke Korea Selatan, 20 persen ke Eropa, dan sisanya ke AS
dan pasar domestik.

Pitono meminta pengusaha Indonesia agar tidak masuk berinvestasi ke sektor
pertanian di Vietnam. Hal itu karena pendapatan dari produk pertanian di
negara sosialis ini lebih rendah dibandingkan Indonesia. Terlebih, berbagai
jenis produk pertanian yang ada di Indonesia juga ada di Vietnam.

Sunarmin menambahkan, industri sepeda motor cukup menjanjikan di Vietnam.
Hal itu karena sangat banyak pengguna sepeda motor di negara itu. Sebagai
contoh di Ho Chi Minh City, saat ini terdapat 6,8 juta penduduk. Sedangkan,
jumlah pemilik sepeda motor di kota ini mencapai 3,4 juta jiwa.

Berdasarkan data Konjen RI, total perdagangan Indonesia dan Vietnam tahun
lalu mencapai 2,5211 miliar dolar AS. Ekspor dari Indonesia ke Vietnam 2008
tercatat sebesar 1,728 miliar dolar AS atau naik 27,7 persen dibandingkan
tahun sebelumnya. Sedangkan, impor dari Vietnam ke Indonesia tahun lalu
tercatat sebesar 793,1 juta dolar AS atau turun 28 persen dibandingkan tahun
sebelumnya.

Data Konjen juga menyebutkan, Ho Chi Minh City merupakan kota terbesar di
Vietnam dan berada di sebelah selatan Vietnam dekat delta Mekong.

Sebagai kota bisnis utama di Vietnam, pemerintah pusat menempatkan perangkat
pemerintah yang kuat di Ho Chi Minh City, dimana tercatat adanya 15 kantor
perwakilan kementerian negara, termasuk Kementerian Luar Negeri dan 25
kantor pelaksana kedinasan untuk melayani semua keperluan terutama yang
berkaitan dengan pihak asing. Di HCMC juga terdapat 36 perwakilan asing
tingkat Konsulat Jenderal dan Konsul Jenderal Kehormatan, disamping 17
asosiasi bisnis asing.

Ho Chi Minh City merupakan pusat kegiatan ekonomi dan perdagangan utama di
Vietnam dan memberikan kontribusi yang besar terhadap ekonomi Vietnam. Pada
2008, pertumbuhan ekonominya mencapai 11 persen atau jauh melampaui
pertumbuhan ekonomi Vietnam 6,23 persen. Sementara, produksi domestik bruto
kota dan pendapatan per kapita kota ini tahun lalu mencapai 17,33 miliar
2.534 dolar AS. (*)


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke