http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/03/01/4046.html
*Presiden: Inti KTT ASEAN Adalah Meminimalkan Dampak Krisis Ekonomi Global* *Hua Hin*: KTT ke 14 ASEAN yang berlangsung di Hotel Dusit Thani di kota Hua Hin, Thailand, hari Minggu (1/3) siang ditutup dengan penandatanganan Outcome Documents of the 14th ASEAN Summit. KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) yang dihadiri sepuluh kepala negara/kepala pemerintahan di kawasan ASEAN, berlangsung sejak kemarin, Sabtu (28/2). Usai penandatanganan Outcome Documents, *Presiden Susilo Bambang Yudhoyono*segera menggelar konferensi pers yang diikuti wartawan-wartawan Indonesia. Hadir pula Menko Perekonomian Sri Mulyani, Menlu Hassan Wirajuda, Mendag Mari Elka Pangestu, Mensesneg Hatta Rajasa, Kepala BKPM M.Luthfi, Ketua KADIN M.S Hidayat dan Dubes RI untuk Thailand, Mohammad Hatta. Presiden mengawali penjelasannya dengan mengatakan, inti dari KTT ASEAN kali ini adalah untuk melakukan satu sinergi secara regional, bagaimana kita semua dapat meminimalkan dampak dari krisis perekonomian global dewasa ini. "Sedang yang kedua berkaitan dengan ASEAN ke depan setelah kita mengadopsi piagam baru, termasuk bagaimana kita menuju ke pembentukan masyarakat ASEAN atau ASEAN community, yang dalam roadmap telah digariskan dapat kita wujudkan pada tahun 2015," kata SBY "Berkaitan dengan itu, maka beberapa hal ingin saya sampaikan. Pertama, menyangkut ASEAN Charter atau Piagam ASEAN. Dengan Piagam ASEAN yang baru ini, diharapkankan ASEAN bisa lebih rules based, lebih structured dan tentunya kerjasamanya lebih efektif. Tentu saja diperlukan transisi dan penyesuaian-penyesuaian. Tetapi kita yakin dengan piagam yang baru ini kerjasama intra ASEAN maupun kerjasama ASEAN dengan regional groupings yang lain akan lebih efektif lagi," jelas SBY. "Dalam ASEAN Charter ini sesungguhnya kita telah memperluas interaksi intra ASEAN. Barangkali dulu kerjasama ASEAN lebih diletakkan pada kerjasama antar pemerintah atau antar negara. Tetapi sekarang dengan tiga komunitas yang dibangun ini, maka disamping pemerintah dalam hal ini, juga lebih banyak melibatkan dunia usaha atau sektor swasta, dan juga civil society secara lebih luas lagi. Ini sesungguhnya sejalan dengan konsep blue print yang telah kita tetapkan, yaitu wewujudkan ASEAN Political Security Community, tentu dalam hal ini pemerintah yang menjadi penjuru," kata Presiden. Kedua, lanjut SBY, ASEAN Economic Community bersama-sama antara pemerintah dengan dunia usaha, dan ASEAN Socio Cultural Community. Justru yang diharapkan lebih aktif menjalankan kerjasama Intra ASEAN ini adalah unsur Civil Societty. "Tetapi sekali lagi, nampaknya ini diperlukan masa transisi atau penyesuaian, yang sifatnya fundamental dan kultural, karena tentu kita ingat spirit atau semangat dari para pendiri ASEAN adalah yang disebut ASEAN Way, untuk menciptakan kawasan yang damai, stabil serta sejahtera, dan membawa manfaat bagi semua negara ASEAN," tambahnya. Kelahiran ASEAN, pertama-tama masih dalam suasana perang dingin, kemudian juga dalam suasana dekolonisasi dunia waktu, dan terus berkembang akhirnya sampai ASEAN 10, dan ke depan lagi dalam tatanan dunia yang terus berkembang dan berubah. "Meskipun ASEAN dengan piagam yang baru ini lebih structured dan rules based dan mungkin kita bisa menyamakan dengan Uni Eropa, tetapi yang jelas dari segi sejarah, nilai dan budaya tentu ada juga perbedaan-perpedaan antara Uni Eropa dan ASEAN," jelasnya. Yang berkaitan dengan roadmap masyarakat ASEAN 2015, sesungguhnya bagaimana kita mengimplementasikan dari ASEAN Charter ini. "Kita punya keyakinan, pada saatnya nanti setelah kita implementasikan piagam yang baru ini, maka masing-masing anggota akan lebih kuat lagi, misalnya dalam kapasitas ekonomi. Dan begitu disinergikan kita yakin secara regionalpun ekonomi kita akan lebih kuat. Reformasi yang kita lakukan, baik masing-masing negara dan maupun secara bersama-sama pada tingkat ASEAN, tentu akan meningkatkan daya saing, kapasitas dan kekuatan kiuta unku bisa menghasilkan capaian ekonomi masing-masing negara maupun manfaat bersama yang dapat dirasakan oleh ASEAN," kata Presiden SBY. (nas/osa) [Non-text portions of this message have been removed]