http://www.antara.co.id/arc/2007/12/26/presiden-minta-masyarakat-ikuti-cara-penyelamatan-saat-darurat/

Presiden Minta Masyarakat Ikuti Cara Penyelamatan Saat Darurat

Banten (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta masyarakat 
selalu siaga dan tidak panik apabila menghadapi gempa dan tsunami dengan 
mengikuti tata cara penyelematan diri dalam keadaan darurat yang telah 
disosialisasikan.

"Saya berpesan tidak panik dalam mengatasi keadaan darurat, jika terjadi 
bencana dan tsunami," kata Presiden Yudhoyono, usai menyaksikan peragaan 
penanganan korban bencana dan tsunami serta uji teknologi Indonesia Tsunami 
Early Warning System (Ina-TEWS), di kawasan di Kelurahan Gunung Sugih Kecamatan 
Ciwandan, Kota Cilegon, Provinsi Banten, Rabu.

Dipilihnya kawasan tersebut karena memiliki areal permukiman penduduk dan juga 
banyak terdapat pabrik bahan kimia, sehingga dapat mengancam jiwa para pekerja 
dan masyarakat sekitar jika terjadi gempa dan tsunami.

Simulasi yang dilakukan melibatkan berbagai unsur, termasuk seperti TNI, 
Kepolisian, Departemen Sosial (Depsos), Departemen Kesehatan (Depkes), Badan 
Meteorologi dan Geofisika (BMG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 
(BPPT), perusahaan di sekitar lokasi, berlangsung sempurna dengan memperagakan 
penyelamatan korban yang terkontaminasi bahan kimia pabrik, hingga proses 
evakuasi.
Di depan sekitar ribuan warga dan karyawan perusahaan, Kepala Negara berusaha 
meyakinkan bahwa dengan sosialisasi penanganan bencana dan tsunami diharapkan 
jumlah korban dapat dikurangi.
Presiden menyatakan, Indonesia memang rawan bencana tsunami.

Menurut catatan sejarah, selama kurun waktu 100 tahun terakhir, terjadi gempa 
bumi berkekuatan kecil, sedang, dan besar hingga 7 Skala Richter sebanyak 212 
kali di seluruh Indonesia.

Sebanyak 86 kali di antaranya gempa tektonik yang menimbulkan tsunami 
(gelombang pasang) hingga sekitar 100 kali, dan terbesar seperti di Naggroe 
Aceh Darussalam (NAD) pada Desember 2006.
Dengan pelajaran tersebut kita tentu bertekad dapat mengurangi korban jiwa. 

Apakah saudara berharap ada tsunami di tempat ini? Tanya Kepala Negara.
"Tidak", teriak para hadirin yang mengelilingi tenda tempat Presiden memberikan 
wejangan.

Untuk itu, kata Presiden, "Mari kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar 
daerah (Ciwandan) dan semua daerah lainnya di Indonesia dijauhkan dari segala 
bencana termasuk tsunami.
Di satu sisi negara kikta rawan gempa dan potensi tsunami, ujar 

Presiden, tetapi di sisi lain Indonesia patut kita bersyukur memiliki keyayaan 
alam yang luar biasa yang dapat digunakan untuk pembangunan.

Presiden menjelaskan, dalam tiga tahun terkahir terus meningkatkan kemampuan 
peralatan atau teknologi yang digunakan untuk mendeteksi lebih dini tsunami, 

"Kalau dulu tidak tahu ada bencana tsunami. Jika tahun 2005 dengan alat baru 
diketahui potensi tsunami 12 menit setelah gempa, dan 2006 sembilan menit 
kemudian, maka sekarang dengan dikembangkannya tekno/ogi lima menit pasca gempa 
telah diketahui potensi tsunami," kata Presiden.

Presiden mengatakan bahwa simulasi penanganan gempa dan tsunami telah dilakukan 
di Padang, Sumatera Barat tahun 2005, dan di Denpasar, Bali tahun 2006.

"Dengan pelatihan dan simulasi penanganan tsunami maka semua pihak dapat 
mengetahui kapan saatnya meninggalkan lokasi, dan tau ke arah mana 
menyelamatkan diri," kata Presiden.

Pada kesempatan itu, Kepala Negara juga berpesan kepada para pemimpin di daerah 
seperti Gubernur, Bupati, Walikota dan para petugas aktif memberikan penjelasan 
dan membimbing warga saat terjadi bencana.

"Dulu ada pengalaman, justru di saat terjadi bencana Kepala Daerah menghindar, 
ikut mengungsi dan lari dari lokasi bencana. Pemimpin jangan lari 
sendiri-sendiri, tetapi harus menyelamatkan rakyatnya dengan berani mengambil 
resiko. Itu dosa besar jika tidak mengutamakan warga," tegas Kepala Negara yang 
disambut tepuk tangan warga.

Presiden juga menambahkan, dalam rangka menambah pengetahuan dna informasi 
masyarakat terhadap penanganan gempa dan tsunami, agar setiap daerah juga aktif 
melakukan simulasi.

"Bila perlu setiap minggu, setiap bulan, sehingga masyarakat terlatih dengan 
sigap menghadapi kodnsisi darurat," ujarnya.

Satu hal lagi pesan yang menjadi perhatian Kepala Negara, adalah perlunya semua 
pihak melakukan kegiatan positif seperti menanam pohon sebagai salah satu 
antsipasi mengatasi atau mengurangi dampak pemanasan global akibat perubahan 
iklim (climate change).

"Daerah di sekeliling kita ini ada yang mulai gundul jangan biarkan itu. Ini 
membuat bumi semakin panas. Tanamlah pohon sebanyak-banyaknya sehingga akan 
selamat anak dan cucu kita," ujar Kepala Negara.
Indonesia Tsunami Early Warning Systems (Ina-Tews) di Kelurahan Gunung Sugih 
Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Propinsi Banten.

Presiden Yudhoyono didampingi menteri Kabinet Indonesia Bersatu antara lain, 
Menko Politik Hukum dan Keamanan Widodo AS, Menristek Kusmayanto Kadiman, 
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menhub Jusman Syafei Djamal didampingi 
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. (*)


      
____________________________________________________________________________________
Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to