http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/12/09/03204766/presiden.peran.asia.mengemuka

*Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan sambutan dalam Sidang Pleno Ke-4 
Pertemuan Parlemen Asia (APA) di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Selasa 
(8/12). Hadir dalam acara tersebut Ny Ani Yudhoyono, Ketua DPR Marzuki Alie, 
Presiden APA Haddad Adel, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan mantan Ketua 
MPR Hidayat Nur Wahid.

Presiden: Peran Asia Mengemuka

Rabu, 9 Desember 2009 | 03:20 WIB

Bandung, Kompas - Peran Asia akan semakin relevan dan mengemuka dalam kondisi 
dunia yang saat ini sedang berubah. Peran itu dapat dilihat dari posisi Asia 
yang menjadi bagian dari solusi krisis perekonomian global dewasa ini.

Demikian dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Asian Parliamentary 
Assembly (APA) bertema ”Peranan Parlemen-parlemen Asia dalam Memperkuat 
Demokrasi Menuju Perdamaian, Kemakmuran, dan Keadilan di Kawasan Asia” di 
Bandung, Selasa (8/12).

Asia telah menjadi bagian dari solusi untuk berbagai masalah kompleks dan 
saling terkait secara lokal, nasional, regional, dan global.

Menurut Presiden, ia percaya kunci masa depan Asia yang damai dan sejahtera 
terletak pada kapasitas negara-negara di wilayah untuk membangun dan 
menyebarkan soft power.

Jaringan kemitraan

Bila abad ke-21 dapat diwarnai soft power, Asia akan menjadi kawasan dengan 
jaringan kemitraan dan toleransi, damai dan sejahtera, serta merupakan poros 
pertumbuhan dunia.

Untuk itu, Asia pun perlu bahu-membahu menghasilkan kontribusi untuk 
menghapuskan konflik, marjinalisasi, dan kemiskinan. ”Dalam era ketergantungan, 
kepentingan nasional masing-masing bukan hanya saling kian terkait, melainkan 
harus dikembangkan lewat kerja sama,” katanya.

Meski menjadi wilayah ekonomi yang dinamis, Asia juga menghadapi masalah 
demografi, antara lain kejahatan transnasional termasuk penyelundupan manusia, 
rentan ketahanan pangan dan energi, bencana alam, berjangkitnya wabah penyakit, 
serta dampak perubahan iklim. Tidak ada negara yang dapat mengatasi sendiri 
semua masalah itu sehingga harus bekerja sama.

”Masalah besar yang menanti adalah perubahan iklim yang sedang dibahas di 
Kopenhagen Denmark,” katanya. (bay)


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to