http://www.kompas.co.id/ver1/Iptek/0711/09/205104.htm
*Rahasia Penciuman Tikus* PARIS, JUMAT - Tikus secara genetik dapat mengetahui kedatangan kucing atau bahaya yang mendekatinya. Indera penciumannya yang hebat diperoleh sejak lahir. Bagaimana kemampuan tersebut bekerja terungkap berkat teknik rekayasa genetika. Dengan teknik tersebut, para ilmuwan Jepang dapat mengembangbiakkan tikus yang tidak dapat membedakan bahaya dan bukan. Bahkan, tikus-tikus tersebut sampai-sampai bermanja-manja kalau ada kucing di dekatnya. Indera penciuman kucing diketahui memiliki dua jenis reseptor yang berbeda. Dalam kondisi normal, reseptor berfungsi mengidentifikasi bau. Reseptor mengirimkan informasi ke otak untuk mengasosisikan bau dengan bahaya, misalnya bau tubuh kucing, atau tidak menyenangkan, seperti bau busuk berarti makanan tidak layak. Peneliti Universitas Tokyo yang dipimpin Hitoshi Nakano merekayasa agar tikus yang dikembangbiakkan di laboratorium tidak memiliki salah satu jenis reseptor di hidungnya. Ternyata tikus menjadi tak dapat membedakan makanan basi dan tak peduli dengan kehadiran kucing. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam kondisi normal salah satu jenis reseptor berfungsi aktif mengasosiasikan sesuatu sedangkan reseptor lainnya hanya membedakan bau. Namun, setelah kucing dilatih dengan cara menyajikan bau dan memberikannya kejutan listrik reseptor dapat mengirimkan sinyal kepada otak untuk mengasosaisikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tikus normal, salah satu jenis reseptor tidak aktif kecuali dirangsang. Sumber: AFP Penulis: Wah [Non-text portions of this message have been removed]