RANGKUMAN DISKUSI TENTANG ANAK INDIGO
Dear Friends, Berikut ini diskusi tentang topik ANAK INDIGO yang dilakukan oleh beberapa rekan di milis SI <http://groups.yahoo.com/group/spiritual-indonesia>. Semoga bermanfaat bagi rekan2 lainnya. (Leo) +++++++++++++ POSTING DARI MBAK M: AN INDIGO CELEBRATION BOOK Hi... Kemaren saya baru beli buku "An Indigo Celebration", isinya tentang kumpulan pesan dan kisah dari anak indigo gitu. Keren juga sih isinya, believe it or ot hehe.... Ada yg udah baca? Karangan Lee Carroll sama Jan tober. Hmm... isinya kebanyakan cerita ttg anak yg umurnya under 10. Anak2 itu cerita mengenai kehidupan sebelum dia lahir, ada yg dr dimensi lain, ada yg dulunya raja, pengikut Yesus, dll. Dan mayoritas anak di buku ini walaupun umurnya belum nyampe 5 tahun tp udah punya pandangan dan pemikiran berbeda ttg Tuhan, kehidupan dan alam. Jawaban ttg itu semua dari mereka amazing banget !! Anak2 itu juga mayoritas bisa melihat hal2 yang aneh seperti Malaikat, dan bisa merasakan perasaan dan pikiran orang lain. Ya itu sedikit ulasan mengenai buku ini, lumayan buwat bacaan sehari2 hehe... Tolong donk commen dan pendapat mengenai hal2 seperti ini, apakah benar2 ada? Thx. (M) +++++++++++++ TANGGAPAN SAYA (1): ISTILAH REMANG-REMANG Ada pendapat saya tentang "indigo" yang ditulis oleh Koran REPUBLIKA; Minggu, 27 Januari 2008; hal. A 2. Begini kutipannya: +++ Menurut pengamat indigo, Leonardo Rimba, solusi bagi anak anak indigo adalah membantu mengurai kesulitan mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan. Ia mengkritik pelabelan indigo yang dialamatkan kepada anak-anak ini. Demikian pula kelas khusus indigo yang dirancang pemerintah, Leonardo meminta program tersebut dibuat atas dasar tantangan untuk membantu anak menyesuaikan diri. Bukan untuk memisahkan mereka. Istilah indigo sendiri dipandang Leonardo sebagai remang-remang. Mengapa ? "Karena kemampuan batin adalah hal lumrah. Semua manusia memiliki kemampuan itu," ujar pria lulusan Universitas Indonesia dan the Pennsylvania State University itu. Pelabelan indigo akan menjadi beban buat anak-anak, sebab bisa menjadi bumerang. "Mereka dianggap benar-benar 'wah'. Ini mengandung risiko karena anak bisa jadi hancur jika tidak tahan kritik," papar dia. +++ Udah, segitu aja pendapat saya yang dikutip Republika akhir Januari lalu. (Leo) +++++++++++++ TANGGAPAN MBAK V (1): UPAYA MEMAHAMI ANAK SENDIRI Pak Leo, terima kasih banyak atas penjelasannya. Saya membeli dan membaca tentang indigo bertujuan untuk memahami hal-hal yang terjadi pada anak saya. Tidak hanya tentang indigo, pemahaman dan pengetahuan tentang anak gifted juga saya pelajari. Minimal saya bisa memahami apa yang dirasakannya dan membantunya untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan kalo bisa punya ketrampilan sosial yang baik. Beberapa minggu yang lalu anak saya mengalami bullying non-fisik akibat perilakunya yang tergolong aneh bagi teman. Saya tidak menyalahkan teman-temannya karena bisa saja hal tersebut karena pengaruh sinetron dsb- nya. Saya hanya menyarankan dia agar tidak melakukan hal tersebut di sekolah. Tapi hal ini nampaknya kurang efektif dan tetap saja diperlakukan seperti ini. Akhirnya saya ajari dia untuk tegas dan berani meskipun temannya sudah berubah menjadi "merah" (ini istilah anak saya kalau temannya sedang marah). Kalo tetap tidak bisa harus lapor ke bu guru. Sejauh ini cukup efektif. Yang pasti, fokus utama saya saat ini adalah mendorong agar dia mau bersosialisasi, terutama dengan teman sebayanya. Saya amati dari usia 2-3 tahun (anak saya perkembangan verbal dan motorik halusnya tergolong cepat) dia lebih suka berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang dewasa. Dia akan memilih duduk tenang, makan kue dan ngobrol dengan pengasuhnya di Day Care daripada lari-lari dengan teman sebayanya. Dimanapun dia berada, dia akan mengambil posisi tempat duduk atau berdiri di pojok dan mengamati sekelilingnya. Selama ini saya masih ketemu 1 rekan ortu saja yang memiliki anak yang memiliki kemampuan yang sama dengan anak saya. Sama saja, rekan saya tersebut juga kurang memiliki pengetahuan ttg anak2 ini -meskipun kami berdua psikolog. Akhirnya ya dengan membaca buku tersebut (Buku "An Indigo Celebration") merupakan upaya untuk memahami anak-anak kami... Wah kepanjangan ya Pak Leo. Sekali lagi terima kasih banyak. (V) +++++++++++++ TANGGAPAN MAS A: MEREKA ADALAH BLESSINGS Dear Mbak V, Punten, ijinkan beri warna atas apa yang Mbak sampaikan. Memang sudah menjadi fenomena saat ini, bermunculan "generasi penerus" dengan membawa karakter atau cara bawaan yang "tidak lazim" atau "tidak pada umumnya", dan ini ternyata banyak dijadikan "bahan studi" atau pun pengamatan para ahli-ahli di bidang ini. Dari sedikit pengalaman manusia bodoh ini, sesungguhnya, pemberian nama "indigo" tidak terlepas dari "cara pandang" kepada anak yang bersangkutan. Se-olah2 semuanya menjadi berbeda dari apa yang ada di sekitarnya atau lingkungannya. Secara perlakuan kehidupan se-hari2 ya.. ini memang sangat mungkin terjadi... sederhana saja, bagaimana "jumlah sedikit" akan bisa di "treat" sebagaimana "pakem" yang lebih banyak secara kuantitas. Sedikit berbagi pengalaman dengan anak2 yang "dikatakan" indigo oleh kebanyakan manusia yang "kurang" atau "perduli" dengan adanya "dimensi kekuasaan Tuhan"... sebenarnya, mereka itu tidak ingin diperlakukan istimewa, karena dalam hati mereka sesungguhnya adalah "manusia" yang terlahir di muka bumi ini... dari apa yang pernah saya kaji dari mereka ini... ternyata yang "amat sangat" diperlukan adalah "ketenangan hati" atau "stabilitas emosi" di dalam dirinya. Punten, saya ndak bisa panjang lebar ttg ini disini... terlalu panjang :-) Nah, ini hanya bisa teraih, saat ada "sentuhan" spiritual yang "benar- benar" murni... bukan karena "dicekoki" oleh dogma- dogma atau pun pakem2 yang berlaku.... Disinilah, "peranan utama" para orang tua... yaitu, mengembalikan "nilai-nilai" originalitas spiritualnya terlebih dahulu... sebelum berupaya memahami "bagaimana" anak-anak kita yang "dikatakan" kebanyakan orang indigo. Bagi manusia yang yakin betul dengan "dimensi kekuasaan Tuhan", hal seperti ini "BUKANLAH KEANEHAN", bukan sesuatu yang harus menjadi problem. Seandainya, tatanan kehidupan di sekitar kita adalah "masyarakat" yang benar2 sadar ber-Ketuhanan... kenapa begini?... Sederhana aaja alasannya, wong Tuhan aja ndak aneh, mosok ciptaan-Nya jadi aneh ??... Jika menilik kesini... siapa sesungguhnya yang aneh??? :-) Terlalu banyak teori bertaburan ttg anak2 indigo ini, terkadang "trenyuh" hati saya... begitu banyak kata begini and begitu... namun, sesungguhnya yang mereka perlukan adalah "kemurnian" dari YMK dengan contoh atau suri tauladan masyarakat sekitarnya. Perlu ditimbang... bagaimana besarnya "rasa cinta" kita thd mereka... jangan sampai "mengikat" dan "mengekang" apa yang menjadi "gambaran di hati" anak-anak kita yang "dikatakan" sebagai indigo. Mereka adalah "bless" bagi bangsa ini... mereka akan mengemban satu "tatanan kehidupan" yang indah... sangat indah... bagi tanah air mereka dan seluruh perjalanan umat manusia... So, let's start with one small step... "give them the best we can". Tanpa ada dogma... JUST FLOWING LIKE PURE WATER.... Punten.. punten... ini semua saya sharing sebagai bentuk kepedulian atas anak-anak yang dikatakan indigo... sehingga, mereka jangan sampai "dianggap" aneh... atau pun "satu kebanggaan" berlebihan... karena akhirnya, tetap kepada "faith"... hanya mereka diberikan "kelebihan" bisa "meng-accelerate" dirinya... bersyukurlah untuk itu. Salam, (A) +++++++++++++ TANGGAPAN SAYA (2): JANGAN IKUTIN "DOKTER INDIGO" Ya ya ya, Biarpun saya BELUM punya anak (karena gak dijadiin), dan secara gimana gituh saya akhirnya disebut sebagai "pengamat indigo" oleh media... benernya saya ini, well,... NGGAK SREG dengan cara perlakuan terhadap anak2 yang konon "indigo". Kenapa KONON ? Karena: 1. Penelitian itu di AS oleh dua orang psikolog yang benar2 mengkomersilkan ISTILAH "indigo". 2. Indigo is a BIG BUSINESS di AS; anak2 bermasalah dengan gampangnya dijadiin indigo oleh psikolog DAN psikiater yang juga tidak jelas. Nah, psikiater gak jelas itu termasuk Dr. Erwin Kesuma, Sp. A. (spesialis anak) yang berpraktek di RS Gatot Subroto, dan Klinik Prorevita di Cempaka Putih, dan digelari "dokter indigo" oleh media massa. Kenapa saya katakan tidak jelas ? Karena: 1. Dr. Erwin sendiri TIDAK mau memberikan keterangan bahwa seorang anak itu benar2 indigo. Kalau seorang anak itu benar indigo, dan dia itu dokter anak, seharusnya kan BISA memberikan keterangan yang dia TANDA-TANGANI bahwa seorang anak itu anak indigo. Tapi, dia itu TIDAK MAU memberikan keterangan tertulis. 2. Lalu saya tanya, BAGAIMANA cara dia itu menentukan seorang anak itu indigo atau tidak. Ternyata, dia itu punya SELEMBAR KERTAS yang isinya itu, konon, ciri2 anak indigo. Jadi, si calon pasien (atau orang tuanya) disuruh mencocokkan daftar ciri2 anak indigo itu. Kalau ternyata banyak cocoknya (menurut si anak atau orangtua si anak), jadilah anak itu anak indigo !!! 3. Dr. Erwin itu TIDAK melakukan konseling dengan anak2 itu (Dr. Erwin itu bicaranya sedikit sekali),... tetapi mengajarkan segala macem teknik2 gak jelas kepada anak2 yang konon indigo itu. Jadi, dia akan mengajarkan teknik dowsing (dengan pendulum), lalu automatic writing, lalu tentang cakra2 yang ada di tubuh manusia, lalu membaca aura, things like that. Nah, untuk apa segala teknik2 itu ? Wong yang datang kepada dia itu anak2 yang mengalami KESULITAN BERGAUL,... tapi dicap indigo (karena keblinger dengan berita2 indigo, termasuk buku2 indigo yang baru terbit itu, dsb). Anak2 itu akhirnya ya gak jadi apa2. Malah, maybe, kalau menurut saya, malahan akan semakin aneh. Aneh kan kalau anak usia SD terus pergi ke sekolah bawa2 pendulum dan tangannya itu gerak2 sendiri membuat automatic writings ! +++ So, saya itu benernya NGGAK SUKA pakai istilah "indigo". Yang saya pakai itu istilah PSYCHIC (kemampuan batin), dan itu ada di semua orang. Di setiap generasi ada orang2 yang memiliki kemampuan psychic yang lebih daripada kebanyakan orang lainnya. Dan itu BUKAN merupakan alasan bahwa mereka itu "wah". Gak ada yang namanya "wah" itu, wong biasa2 saja kok. Kalo bisa melihat "setan" lalu dianggap "wah",... mau dibawa kemana the next generation, ya gak? ya gak? +++ Anak2 yang psychic memang SENSITIVE (peka secara batin dan emosional). Dan kepekaan itu bukanlah merupakan alasan bahwa mereka itu harus diperlakukan beda. Nggak lah, ntar jadinya bikin GENERASI DUKUN which is suatu probabilita yang gimana gituh. Clearly undesirable. Yang kita inginkan adalah anak2 yang bisa ber- sosialisasi dengan wajar. Bisa mengungkapkan pikiran dan perasaannya dengan wajar,... Kalau menggunakan SIMBOL2 yang diambil dari Agama atau Kepercayaan (seperti istilah "God", "Malaikat", dsb...), it's oke2 aja, tapi mbok ya plissss.... dijelaskan bahwa mereka itu hanyalah SIMBOL2 saja dan tidak sepantasnya untuk diperlakukan seperti sesuatu yang "wah". Jadi, tidak seperti kita itu ikut2an linglung lalu celingukan ke kiri dan kanan mencari dimana roh2 gentayangan yang, konon, menurut si anak "indigo" itu berada di suatu tempat (di rumah, di sekolah, anywhere)... Roh2 itu istilah juga untuk energi2, dan memang bisa terlihat oleh mereka yang sensitive secara batin. Tetapi mereka itu harus diberi pengertian bahwa energi is energi dan TIDAK PERLU TAKUT. Harus wajar2 saja. Mereka harus belajar juga untuk meng-interpretasi bahwa apa yang dirasanya dilihat atau didengarnya itu MOSTLY cuma impressi2 saja untuk meng-komunikasikan sesuatu yang BISA JUGA di- komunikasikan dengan bahasa sehari-hari yang dimengerti oleh banyak orang. Jadi,... akhirnya akan bisa juga pakai bahasa yang biasa2 saja sehingga tidak terlalu aneh gituh. +++ Nah, karena akhirnya menjadi tidak terlalu aneh, berarti akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri. Bisa lebih mudah untuk bersosialisasi dengan orang2 lain. Dan untuk mencapai ke arah sana, ya caranya dengan BICARA SAJA. Ajak anak2 itu bicara saja. Step by step, one thing at a time. Harus diajak bicara sebab kalau tidak begitu justru akan TAMBAH ANEH. Segala foto aura dan teknik2 pendulum, baca aura, automatic writing, dan entah apa lagi yang diajarkan oleh si "dokter indigo" itu justru bikin anak yang susah bergaul menjadi TAMBAH ANEH... --Bukan membantu, malah bisa mempersulit kehidupan anak2 itu nantinya. Itu yang saya lihat. (Leo) +++++++++++++ TANGGAPAN MBAK V (2): SUPAYA GAK SEPERTI SAYA DULU Pak A & Pak Leo, Sekali lagi terima kasih banyak atas respon dan penjelasannya. Saat ini karena anak saya (Fani, 6 tahun) mulai masuk usia sekolah dasar, benturan yang terjadi adalah antara nilai-nilai yang dipahami dengan teman-teman sebayanya. Sebenarnya tanpa diajari, anak saya tersebut sudah memiliki nilai-nilai spiritual (kalo boleh disebut begitu). Contoh paling sederhana adalah bila dia mendengar ibunya memberikan penilaian negatif pada penampilan seseorang maka ia akan mengatakan "Ibu, dia adalah mahluk ciptaan Allah. Semua mahluk ciptaan Allah itu baik". Nah nilai-nilai semacam inilah yang menimbulkan benturan dengan teman sebayanya –yang membuatnya menjadi uring-uringan di rumah. Pertanyaan yang disampaikan ke ayah ibunya juga berkaitan dengan ke tidak sinkronan antara nilai-nilai tersebut dengan kenyataan yang ditemuinya. Pertanyaan ini juga membuatnya jadi uring-uringan jika tidak memperoleh jawaban yang memuaskan. Upaya saya untuk memahami perilaku anak saya tersebut adalah dengan bacaan2 tersebut. Tidak ada niatan untuk memberikan label serta treatment macam2 kepada anak saya. Lha wong anak saya tergolong normal2 saja kok. Kemampuan belajar dan yang lain-lain tidak ada yang aneh. Kemampuan otak yang superior, kemampuan untuk melihat aura dan membaca pikiran orang lain merupakan bonus dari Allah. Saya hanya berupaya agar dia dapat berkembang dengan optimal bersama dengan kelebihan yang mungkin juga merupakan kekurangannya. Minimal dia tidak mengalami hal yang sama dengan ibunya merasakan sakitnya jatuh bangun atau dibanting-banting dalam menjalani hidup... --Sekali lagi terima kasih banyak Pak A dan Pak Leo. Saya tunggu lagi info yang lain. Salam, (V) +++++++++++++ TANGGAPAN MAS S: JUSTRU ASYIKNYA ITU PROSESNYA Mbak V, Fani memilih lingkungan bagi perkembangan dirinya sedang mbak memilih dan terpilih mendapatkan Fina. Fina sudah mempunyai pengertian (misalnya: semua mahluk ciptaan Allah itu baik) tetapi belum mengalami yang dia sudah mengerti, seperti orang yang sudah mempelajari suatu bidang studi tetapi sedang mengalami suasana praktek dan pengujian yang setting nya berbeda dan bisa tak terduga. Uring2-an dan tidak sinkron dengan teman-2 memang prosesnya, pengujiannya membentuk pengalaman, seperti jatuh bangun nya Mbak V juga untuk mendapatkan pengalaman spirit. Kalau orangnya (dalam hal ini mbak) ditanya, yah ngapain harus mengalami jatuh bangun kayak begitu, saya juga tak mau kalau ditawari, demikian mungkin Mbak V akan menjawab. Jawaban yang manusiawi, karena masih mempunyai fisik dan perasaan dan pemikiran, demikian kita biasanya dalam suasana seperti itu. Spirit membawa agenda, sedang pikiran-perasaan (mental) dan fisik adalah metoda dan sarananya. Ibaratnya seperti pepatah: Bukan peristiwanya yang penting, tetapi tanggapan terhadap peristiwa itu yang lebih penting. Jatuh-bangun adalah peristiwa-2 dengan kadar relatif, jatuh sampai kemana, bangun sampai kemana tentunya bukan khas tetapi umum dan memasyarakat, tetapi pasti unik tanggapannya. Jawaban atas kesimpulan jatuh bangun nya kehidupan mbak salah satunya adalah munculnya Fina. Bisa jadi nantinya mbak tak perlu jatuh sehingga harus bangun dan tak perlu bangun supaya tidak jatuh, terminologinya tidak lagi jatuh- bangun lagi kesimpulannya, tetapi pada waktu dianggap jatuh - apa tanggapan yang lebih pas dan pada waktu apa yang dianggap bangun lagi - apa tanggapan yang lebih pas. Itu proses kreasi, mau kreasi apa mesti ditanyakan kepada sumbernya yang ada di dalam diri mbak dan spirit guidance yang dapat mbak undang, itu yang dinamakan intuisi (adalah perasaan yang tak dapat diterangkan bahwa sesuatu benar bahkan ketika kita tak punya bukti tentangnya), jadi menjadi masalah latihan, kebiasaan, pengalaman karena intuisi dari bahasa Inggris in & tuition, tuition artinya subyek tertentu yang kita diajarkan tentang subyek tersebut. Jadi ada soal dalam kehidupan dan ada jawabannya dalam dunia spirit, masalah hanya mau tidak kita memilih jawaban atas soalan, itulah yang disebut free will (kehendak bebas). Free will mesti dipilih sendiri dengan bebas, harus dipilih sendiri tidak bisa diwakilkan, harus punya kehendak sendiri dan ada kebebasan memilih. Free will itu keharusan dari diri sendiri masing-2. Makanya Sang Pencipta tidak menciptakan hidup manusia ini seperti ilmu pasti, hanya sebagian aspek alamiah di tubuh fisik kita dan demikian alam pada umumnya pakai ilmu pasti. Tapi spirit tak kenal hidup dan mati, karena apa yang hidup pasti mati, yang mati pasti pernah hidup, sedangkan spirit itu abadi, ada terus, sedang pengetahuan, pengertian dan pengalamannya saja yang berbeda dan berkembang terus. Fina sudah mengerti tetapi belum tahu, dia mengerti bahwa semua mahluk ciptaan Allah itu baik, tetapi belum tahu bahwa manusia banyak yang aneh-2 yang dalam pengertiannya "tak baik" makanya dia uring-2an. Yang menciptakan kita (kita sebut Tuhan misalnya) tak pernah memaksakan pilihan, manusia lain saja yang coba-2 jadi makelar tanggung Sang Pencipta, suka main paksa, setengah, sebagian atas paksaan. Jadi jangan harap kalau ada bantuan yang pakai maksa itu disebut guidance. Yang dikenal hanya petunjuk saja. Jadi jangan kuatir, dalam prosesnya akan menemukan cara, justru asyiknya itu prosesnya dalam menanggapi. Salam, dan terimakasih atas sharing Mbak V. (S) +++++++++++++ TANGGAPAN MBAK I: TERUS TERANG AMAT SIH ! Dear Mas Leo... Terus terang amat Mas Leo he.. he.. Good.. good.. Gara2 Mas Leo, aku juga ingin sependapat, tapi ada point2 yang harus aku cerna lebih dalam lagi nich, Mas Leo he.. he.. he.. Thanks Mas Leo, sedikit tambah ilmu lagi.. he.. he.. Untuk Ibu V.. Mohon maaf ya ibu.. aku ingin memberikan pendapatku, sedikit saja.. YANG TERPENTING BERIKAN ANAK IBU KASIH SAYANG DAN KETEGASAN.. Berikan penjelasan mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.. Usahakan YANG JUJUR ya Ibu V. Terima kasih, aku harap ini berguna untuk ibu. Peace on earth, (I) +++++++++++++ [Leo seorang praktisi Psikologi Transpersonal dan bisa dihubungi di no HP: 0818-183-615. Untuk bergabung dengan Milis Spiritual-Indonesia, please click: <http://groups.yahoo.com/group/spiritual-indonesia/join>. NOTE: Except mine, all names used in the YM / email conversations are PSEUDONYMS.] Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com Delete Reply Forward Spam Move... Previous | Next | Back to Messages Save Message Text | Full Headers Check Mail Compose Search Mail: Search Mail Search the Web Move Options * [New Folder] * Aryo * Beth_Netzarim * Black Prince * Spiritual_Nusan... * Tarot Course * YM conversation * clubtarot * kundst Forward Options * As Inline Text * As Attachment Reply Options * Reply To Sender * Reply To Everyone Address Book Shortcuts * Add Contact * Add Category * View Contacts * View Lists * Quickbuilder * Import Contacts * Addresses Options * Addresses Help Calendar Shortcuts * Add Event * Add Task * Add Birthday * Day * Week * Month * Year * Event List * Reminders * Tasks * Sharing * Calendar Options * Calendar Help Notepad Shortcuts * Add Note * Add Folder * View Notes * Notepad Options * Notepad Help Advanced Search * Advanced Search Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com