Kompas - Selasa, 11 Desember  2007 

Praktik pencurian dan perdagangan artifak situs  purba dari Poso telah 
berlangsung sekitar enam tahun  terakhir. 

100 Lebih Patung Megalit Poso Dicuri 
Diperjualbelikan di Bali hingga Rp 5 Miliar

Palu, Kompas - Lebih dari 100 patung megalit 
asal Kecamatan Lore Selatan dan Lore Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi 
Tengah, dipastikan telah dicuri sindikat yang memiliki jaringan 
sampai ke luar negeri. Patung-patung berumur ratusan hingga ribuan 
tahun itu diperjualbelikan di sejumlah galeri barang antik di 
Denpasar, Bali.

Hal itu disampaikan Ketua DPRD Poso Pelima 
dan Ketua Komisi B DPRD Poso M Asmir Podungge di Palu, Senin (10/12).

Pelima mengatakan, tahun 2006 pihaknya 
menerima laporan dari sejumlah warga Poso yang berdiam di Bali bahwa 
sejumlah galeri seni di Denpasar memperjualbelikan patung-patung 
megalit dari Poso. Untuk memastikan kebenaran informasi itu, DPRD 
Poso mengutus dua anggotanya melakukan investigasi di 
Denpasar. "Setelah kami cek, informasi itu ternyata benar. Banyak 
sekali patung megalit dari Poso yang dijual dengan harga puluhan 
juta sampai miliaran rupiah di galeri itu," kata Pelima.

Patung-patung megalit di Poso tersebar di 
kawasan Taman Nasional Lore Lindu, yaitu di Lembah Bada di Kecamatan 
Lore Selatan, dan Lembah Napu di Kecamatan Lore Utara. Sebagian 
patung yang tersebar itu berbentuk tubuh dan kepala manusia. Ada 
pula jambangan besar, piring-piringan dari batu, dan tiang penyangga 
rumah.

Asmir, anggota DPRD Poso yang ikut melakukan 
investigasi ke Bali, menguatkan informasi itu. "Kami menemukan ada 
sebuah galeri di Denpasar yang menjual 20 patung asal Poso yang 
telah laku terjual, tapi masih dipajang menunggu proses pengiriman 
ke pemesan," katanya.

Harga Rp 5 miliar

Sebagian besar patung yang berukuran 30-100 
cm itu, kata Asmir, dijual kepada kolektor asing, khususnya yang 
berasal dari Amerika Serikat, dengan harga puluhan sampai ratusan 
juta rupiah. Dari pemilik galeri juga diperoleh informasi bahwa 
sebuah patung bernama Batu Nongko laku terjual Rp 5 miliar.

Menurut Asmir, praktik pencurian dan 
perdagangan artefak situs purba dari Poso itu telah berlangsung 
sekitar enam tahun terakhir. Diperkirakan lebih dari 100 patung 
telah dicuri dan dijual kepada kolektor asing. "Sayang pihak terkait 
seperti tidak merasa kehilangan," ujarnya.

Temuan DPRD Poso itu, kata Pelima, telah 
disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Poso sejak dua bulan lalu. 
Sampai saat ini belum ada tindakan Pemkab Poso untuk menyetop 
praktik pencurian itu. DPRD Poso akan melaporkan temuan itu ke 
Kepolisian Daerah Sulteng dan Bali.

Wakil Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 
Sulteng Jetan Towakit mengaku belum mendengar kasus pencurian patung-
patung megalit itu. Namun, ia berjanji akan segera menindaklanjuti 
temuan DPRD Poso itu dengan melakukan inventarisasi patung-patung 
megalit yang terdapat di Poso. 



[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to