hahahaha...

perubahan harus terjadi, jika rakyat sadar bahwa tanpa perubahan artinya 
malaysia akan makin merajalela, artinya bangsa indonesia akan lebih terhina, 
jangan lupa itu, kita bukan bangsa tempe, JANGAN LUPA kita pernah perang 
besar2an dgn belanda dan inggris, arek2 suroboyo adalah contoh kesatria sejati 
indonesia yg rela mati tak mau dijajah oleh orang asing.

PEMERINTAHAN SEKARANG INI TERBUKTI TAK BISA MENJAGA KEDAULATAN INDONESIA.

perubahan itu adalah hal yg biasa, tanpa adanya semangat perubahan, kita akan 
stagnan, dan dunia tak akan menunggu orang yg telmi (telat mikir).

hahahaha...


http://progind.net/
kolektif info coup d'etat 65: kebenaran untuk keadilan
  http://herilatief.wordpress.com/
http://akarrumputliar.wordpress.com/


--- On Wed, 6/10/09, Ilyas Pali <yhoss_indone...@yahoo.co.id> wrote:

From: Ilyas Pali <yhoss_indone...@yahoo.co.id>
Subject: Bls: #sastra-pembebasan# Re: 'Capres Indomie', Bencana Pencitraan SBY
To: sastra-pembeba...@yahoogroups.com
Date: Wednesday, June 10, 2009, 5:04 PM











    
            
            


      
      LEBIH CEPAT LEBIH BAIK...



LANJUTKAN   !



____________ _________ _________ __

Dari: heri latief <herilat...@yahoo. com>

Kepada: sastra-pembebasan@ yahoogroups. com

Terkirim: Rabu, 10 Juni, 2009 05:14:21

Topik: #sastra-pembebasan# Re: 'Capres Indomie', Bencana Pencitraan SBY



panik, kerna salah taktik, yg rugi bos besar laaah...



--- On Wed, 6/10/09, Satrio Arismunandar <satrioarismunandar @ yahoo.com> wrote:



Dari milis tetangga:



From: Ade Syukron <adeha...@yahoo. com>



Subject: [kahmi_pro_network] 'Capres Indomie', Bencana Pencitraan SBY



Date: Thursday, June 4, 2009, 4:05 AM



'Capres Indomie', Bencana Pencitraan SBY



Sepak



terjang para anggota Tim Pemenangan SBY-Boediono kini menjadi sorotan



masyarakat. Alih-alih menjaga citra SBY dari serangan lawan politiknya,



ulah tim ini justru sering mengakibatkan blunder politik yang membuat



elit Partai Demokrat kebakaran jenggot. Mengapa?



Sebenarnya kejanggalan itu telah terlihat sejak lama. Langkah yang



ditempuhnya Rizal Mallarangeng misalnya. Sehabis deklarasi pasangan



Megawati-Prabowo di Bantar Gebang, pemilik Fox ini kelihatan panik



dalam setiap statementnya. Ia terjebak untuk membantah ke-neolib-an



Boediono dengan argumen pas-pasan menyerang Kwik dan Prabowo secara



membabibuta.



Sebelumnya, episode Sabuga juga menuai kritik dari mana-mana. Dengan



biaya miliaran dan sudah disiarkan langsung oleh tujuh stasiun



televisi, tapi gema politik deklarasi duet SBY-Boediono itu tak lebih



dari acara seremoni kepresidenan biasa yang sering dilakoni SBY.



Alih-alih mencari nilai positif, capres incumbent itu malah dikecam



karena pemborosan yang sia-sia.



Ironisnya beberapa jam sebelum konglomerat dan pendukung SBY



berkumpul di acara deklarasi mewah Sabuga itu, puluhan warga miskin



pingsan tergencet saat berebut pembagian BLT di Karawang, Jawa Barat.



Mereka terinjak-injak dalam antrean 3.000 penerima bantuan yang



kelelahan setelah menunggu berjam-jam demi BLT sebesar Rp 200 ribu.



Sebelum jadwal kampanye ditentukan oleh KPU pada 29 Mei 2009,



iklan-iklan pencitraan diri SBY muncul di koran-koran. Tidak



tanggung-tanggung, semuanya satu halaman penuh dan berwarna.



Dibandingkan dengan biayanya, isinya sungguh tidak punya greget sedikit



pun. 



Menampilkan foto-foto SBY bersama keluarganya dengan pesan ‘SBY



Sahabat Keluarga’. Selain terkesan hanya pamer album keluarga, iklan



tidak punya pesan lain. Tidak juga membahas tentang rakyat, tidak



tentang program. Sekadar menjual tampang keluarga yang keren-keren



seperti selebriti. Kebetulan sekali, di antaranya memang ada yang



selebriti.



Sehabis iklan-iklan mahal tersebut, orang masih menantikan apa lagi jurus 
public relation



(PR) yang bisa dihadirkan oleh Fox, konsultan politik yang konon



dibayar ratusan miliar itu. Ternyata hasilnya hanya iklan ‘malas mikir’



dengan menggunakan jingle Indomie. Jelas iklan ini kembali menjadi PR disaster 
alias bencana pencitraan SBY.



Tujuan mendompleng ketenaran Indomie sudah jelas. Indomie adalah



makanan rakyat yang popular. Konsumsinya setahun bisa miliaran bungkus.



Jinglenya juga sudah dihapal di luar kepala jutaan manusia bisa jadi memory 
trigger yang dahsyat. Kira-kira, kalau ingat Indomie, semua orang langsung 
ingat SBY.



Namun hal yang luput diriset oleh Fox adalah persepsi rakyat



terhadap Indomie. Sebagai produk mie instan, Indomie memang laku keras.



Tapi apakah konsumsinya memang berdasarkan preferensi? Atau sebaliknya



karena karena terpaksa, sebab sifatnya yang instan, praktis, murah, dan



bisa dijadikan lauk pengganti di saat seseorang tak sanggup membeli



daging dan sayur ?



Walaupun selama ini Fox memakai strategi 'pencitraan' , mereka gagal



melihat citra Indomie di masyarakat sebagai makanan yang tidak bergizi,



dan sebaliknya justru cenderung merusak kesehatan. Makanan yang



dikonsumsi di saat susah dan tidak ada makanan yang lain. Makanan yang



tidak mengenyangkan.



Pencitraan Indomie yang diadopsi ke sosok SBY bukan jadi positif,



malah jadi negatif. Bagaimana rakyat bisa makmur dan sejahtera, kalau



presidennya saja bercitra mie instan? Tiap makan mie instan dan merasa



susah, semua orang pasti akan ingat SBY. Memang, memory trigger yang sungguh 
powerful. Sebuah PR disaster yang sungguh parah. A Four Star General. A Proven 
Leader. A PhD. Indomie, presidenku…!



Lebih bersih, Lebih baik, Lebih cepat - Yahoo! Mail: Kini tanpa iklan. Rasakan 
bedanya! http://id.mail. yahoo.com



[Non-text portions of this message have been removed]



[Non-text portions of this message have been removed]



[Non-text portions of this message have been removed]



[Non-text portions of this message have been removed]



Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik. Tambah lebih banyak teman ke 
Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger .yahoo.com/ invite/



[Non-text portions of this message have been removed]




 

      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke