"J. Saiful" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  ATHEISME DI FREEDOM INSTITUTE

Tadi malam aku mengikuti diskusi tentang "atheisme" di Freedom
Insitute, yang dihadiri banyak orang sampai ke halaman parkir.
Pembicaranya Luthfie Assyaukani, Goenawan Mohamad, dan Rizal
Mallarangeng. Moderator Martin Sinaga.

Yang paling menarik bagiku GM, yang sudah lama sekali tidak kelihatan
di diskusi-diskusi di Freedom. Ia memulai makalahnya dengan:
"Atheisme bermula pada kesulitan bahasa dan sedikit kebuntuan. Dan
jika kita membaca buku Christopher Hitchens, God is Not Great,
misalnya, kita bisa menambahkan: ada juga kepongahan."

Tetapi mulai dari situ GM rupanya tidak mengikuti tema malam itu, yang
membahas tiga buku yang baru terbit, ya itu tadi God is Not Great,
lalu buku Richard Dawkins, seorang pakar biologi, The God Delusion,
lalu The End of Faith karya Sam Harris. Semua penulis itu
mengetengahkan kritik yang keras kepada iman dan agama.

Umumnya dengan pendekatan keilmuan, yang dijelaskan dengan menarik
oleh Luthfie Asyaukani.

GM mengatakan ada cara lain untuk mendekati persoalan ini, dan ia
mengritik para pengarang tadi. Lalu dia menguraikan teori Heidegger,
Derrida dan Jean Luc Marion, juga Paul Tillich dan Meister Eckhart.

Uraiannya memikat dan dia ternyata dapat membuat lelucon, meskipun ya
bagiku tetap berat. Semula dia yang diperkenalkan (entah main-main)
sebagai "atheis" justru mengecam atheisme, tetapi juga mengritik
pemaknaan tentang Tuhan yang dogmatis. Katanya, kalau saya nggak
salah, "Tuhan saya adalah Tuhan seorang penyair, bukan Tuhan kepastian
melainkan Tuhan harapan di dalam ketak-pastian."

Rizal Mallarangeng menghubungkan persoalan atheisme ini dengan teori
politik, tentu saja dari pandangan seorang pengikut liberalisme.

Dalam kesempatan menjawab GM mengajukan kritiknya terhadap teori
politik liberal. Ia rupanya lebih dekat dengan pemikiran Laclau
Lefort (?), nama yang masih asing bagiku dan teman-teman (tetapi
rupanya sudah jadi bahan diskusi di KUK, dengan dua sarjana ilmu
politik UI, yaitu dalam diskusi "teori politik post-Marxis"). Tetapi
sayang sekali waktunya tidak cukup.

Saya tidak 100% berhasil mencernakan semua pembicaraan, tetapi saya
senang ada acara seperti itu, yang sering diselenggarakan oleh
Freedom Institute.

Sekedar sharing. -- J. Saiful.



e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

       
---------------------------------
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to