Terimakasih bung Eka Zulkarnain, Mungkin bagus juga kalau ada suatu kelompok /komunitas pengamat yang mengkhususkan diri mengamati permasalahan transportasi kota, utamanya di DKI, sebagai (salah satu) model bagi kota-2 lainnya. Syukur kalau ada situs/ websitenya.
Hasil pengamatan baik dari para pakar/akademisi/ peneiti bidang transportasi maupun dari masyarakat pengguna jasa transportasi akan berharga sebagai salah satu masukan untuk evaluasi kebijakan di bidang ini. Di beberapa perguruan tinggi di Indonesia sebenarnya juga sudah berdiri Pusat-pusat penelitian di bidang transportasi. Saya kebetulan cukup berminat dalam hal pemodelan matematika untuk simulasi lalu-lintas menggunakan CA (Cellular Automata). ----( ihsan hm )--------------------- --- In eka zulkarnain <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Setelah saya mengkritik pelayanan moda transportasi > Busway di Jakarta, khususnya untuk Koridor 6 (Ragunan > Dukuh Atas) lewat sejumlah milis sebelum Pemda > memberlakukan kembali ketegasan bahwa `Jalur Busway, > hanya untuk Busway', kini Koridor 6 sudah agak > mendingan. > Setelah Pemda menegaskan kembali regulasi `Jalur > Busway hanya untuk Busway', jalur Koridor 6 Ragunan > Dukuh Atas ternyata lumayan enak dilalui. Waktu tunggu > di Shelter Dukuh Atas untuk menunggu Busway Koridor 6 > dan Koridor 4 dari yang tadinya hampir mendekati 1 jam > pada busy hours sore hari (sebelum regulasi berlaku > lagi), ternyata kini tinggal 10 15 menit saja. > > Jalur busway pada busy hours pun sekarang sudah > lancar. Di daerah Mampang lancar dari kendaraan > pribadi. Tapi Pemda jangan seneng dulu, masih banyak > PR yang perlu dibenahin yang kalo di urutin bakalan > lebih dari 10 halaman kertas A4. > Ya paling enggak udah ada perbaikan, meskipun > sedikit. Jadi saya sebagai salah satu pemakai busway > agak legaan sedikit. > > Ingat birokrasi itu ada untuk mempermudah publik, > bukannya mempersulit. > > > Eka Zulkarnain >