Tidak hanya teman Anda, saudara saya kehilangan 35 keluarga. Kita 
memang bersedih atas kejadian ini. Dan berharap keluarga korban tabah 
dan para korban mendapatkan tempat yang mulia.

Tapi jika saya meyakini musibah ini adalah peringatan Tuhan atas 
tabi'at dan perlakuan kita kan tak ada salahnya? memang di mana 
salahnya?

Jadi tidak tepat menganalogikan ada orang kecebur lalau yang lain 
bersorak-sorak atau menonton. Wong, kenyataannya yang Anda 
anggap 'bersorak2' pun juga masih ikut mengangkatnya dari lumpur. Ya 
kan??

Jadi, gak usah sewot seperti jika masih ada orang yang masih bisa 
menasehati. Meski sepahit apapun nasehatnya.

Wass
--Heru--


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Arriko Indrawan" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Bencana atau Berkah untuk Indonesia?
> 
> 
> Banyak pembicaraan seputar Aceh, bahkan beberapa
> media menampilkan komentar dari beberapa tokoh agama
> yang bagi saya memberikan komentar "rada-rada" ajaib..
> 
> Beberapa orang menyatakan bahwa bencana yang menimpa
> Aceh merupakan kutuk, laknat, atau hukuman Tuhan
> pada orang-orang Aceh maupun Indonesia, dengan
> berbagai dalil dan alasan yang dikemukakan,
> mmm kalau saya orang Aceh, dan dikomentari seperti
> itu, rasanya kayak lagi jalan, kecebur lobang,
> trus ada orang disekitar yang bukannya lebih baik
> menolong tanpa justifikasi apapun, tetapi memilih
> untuk mengomentari"kejatuhan" saya itu, dan kemudian
> membawa2 nama Tuhan untuk menyatakan betapa saya
> telah banyak bersalah pada-Nya..
> 
> Bukannya saya mengingkari bahwa pasti telah banyak
> sekali kesalahan yang telah saya perbuat di mata-Nya,
> tetapi coba kita bisa melihat semua yang kita anggap
> "BENCANA" ini dari sisi pandang yang berbeda.
> 
> Kemarin, saya dan beberapa rekan saya berkumpul di
> tempat salah seorang brother kita, yang kebetulan
> berasal dari Aceh. Ia bercerita bahwa dirinya banyak
> kehilangan sanak saudaranya di Meulaboh dan Banda
> Aceh, karena tempat tinggal mereka kebetulan tidak
> terlalu jauh dari pantai. Mendengar ceritanya,
> saya dan beberapa rekan sejujurnya benar2 sangat
> terharu. Pada satu titik cerita, ia mengatakan
> "saya tidak habis pikir, banyak para ulama yang
> mengatakan bahwa ini adalah laknat atau peringatan
> Tuhan terhadap kesalahan2 rakyat Indonesia,
> khususnya bagi rakyat Aceh" dan dengan penuh emosi
> ia melanjutkan "Tahu apa mereka tentang TUHAN???
> Bagaimana mereka melihat ini sebagai suatu kutukan
> ataukah berkah, bagaimana mereka bisa semena2
> mengatakan bahwa rakyat Aceh lebih berdosa daripada
> mereka?? Siapakah mereka sehingga bisa seenaknya
> bicara seolah olah atas nama Tuhan????
> 
> Seharusnya mereka berkaca dulu, bahwa banyak
> kerusakan umat di Indonesia ini disebabkan sebagian
> besar oleh mereka sendiri!!!!"
> 
> Saya cukup terhenyak dengan pernyataannya,
> tetapi yang lebih membuat saya merinding dan benar2
> seperti tersadar dari tidur yang panjang adalah
> komentar dari salah satu rekan kita yang juga berada
> di tempat tersebut. Rekan kami itu adalah seorang
> warga Jepang, rekan bisnis dari teman saya yang
> orang Aceh tersebut. Sebut saja ia Takeshi.
> Takeshi bertanya pada rekan saya itu (dalam bahasa
> Inggris), "kamu orang Aceh kan?", dan dijawab
> "saya orang Indonesia, dari Aceh", dan dengan
> tersenyum Takeshi berkata  "OK, saya mau menyumbang,
> tolong kirim ke saudara2 dan teman2 kamu di Aceh,
> mungkin jumlahnya tidak seberapa kalau dibandingkan
> dengan jumlah sumbangan2 yang ada, tetapi ini tulus
> dari hati saya".
> 
> Kemudian ia mengambil beberapa lembar uang ratusan
> dolar dan menyerahkannya kepada rekan saya itu.
> Rekan saya bertanya, "untuk dibelikan apa? Atau mau
> dikirim langsung untuk biaya operasional kemanusiaan
> di Aceh?". Takeshi menjawab "bukan, tolong kirim
> uang ini utk saudara2 atau teman2 yang kamu kenal
> langsung di Aceh untuk membangun Masjid".
> 
> Kami cukup heran dengan permintaannya, rekan kami
> yang lain bertanya "kenapa Masjid? Bukankah warga
> Aceh saat ini lebih membutuhkan makanan, obat2an,
> dan hal2 lainnya?".
> 
> "Begini.", Takeshi melanjutkan, "Saya berasal dari
> Nagasaki, dan saya telah banyak kehilangan sanak
> saudara, termasuk kakek dan ayah saya ketika AS
> menjatuhkan bom Atomnya di tahun 1945 waktu itu.
> Bagi kami, para survivor, keadaan Nagasaki seperti
> layaknya neraka saat itu, dimana2 mayat2
> bergelimpangan, tidak ada satupun tanda2 kehidupan
> di kota yang dulunya indah, yang ada hanya kematian
> dan kehancuran." Matanya terlihat berkaca2 ketika
> menceritakan hal tersebut pada kami. "Yang ada di
> pikiran kami saat itu adalah penyesalan, penyesalan
> mengapa kami masih hidup, kami penuh tanya,
> apa salah kami, apa dosa kami sehingga kami harus
> menanggung ini semua..". Tetapi hal ini hanya
> bertahan selama beberapa saat saja, kami para
> survivor, bergandengan tangan dengan erat satu sama
> lain bertekad untuk membangun kembali kota kami,
> membangun kembali Jepang, dan tahukah kalian,
> apa yang kami bangun pertama kali?
> Yang kami bangun pertama kali adalah KUIL, ya KUIL
> untuk kami bisa berdoa dan  bersembahyang...
> 
> kami boleh kehilangan saudara2 kami, kami boleh
> kehilangan harta benda kami, kami boleh kehilangan
> itu semua, tapi kami percaya bahwa kami tidak boleh
> kehilangan kepercayaan kami (Faith),
> tanpa kepercayaan kami, kami tidak punya harapan
> lagi..". Tahukah kalian, bahwa kami, para survivor
> dari Hiroshima dan Nagasaki, saat ini merupakan
> warga Jepang yang tingkat kepercayaannya paling
> tinggi untuk apapun? Kami sudah pernah berada di
> titik terbawah dalam kehidupan kami, dan kami
> berhasil berjuang di atas kaki kami sendiri untuk
> bangkit dan menunjukkan pada dunia, bahwa kami
> sanggup dan mampu untuk kembali berdiri.
> 
> Ia terlihat mengusap air matanya, dan melanjutkan
> ceritanya "karena kami percaya, dan kami mengeratkan
> genggaman tangan kami, maka di Jepang bangkit dari
> kehancurannya..kalau boleh saya bertanya, saat itu
> mungkin saya memang hancur, hati saya seperti pecah
> berkeping keping, tetapi saat ini, saya merasa bahwa
> yang kami anggap bencana saat itu merupakan BERKAH
> (blessing) bagi kami, kami dapat menjadi seperti
> sekarang ini karena kami bisa menggunakan kejadian
> tersebut untuk maju, dan tetap melihat bahwa ada
> tujuan dari kejadian ini semua, dan itu bukan
> hukuman (punishment) atau musibah semata.
> Hanya dengan kebersamaan kalian, dan yang
> terpenting, jangan sampai kehilangan kepercayaan
> (faith) kalian".
> 
> Mata saya berkaca2 mendengar cerita tersebut,
> betapa tidak, saya memperoleh sisi pandang baru dari
> seorang asing, yang bahkan bukan orang Indonesia,
> bahwa banyak dari kita yang sekedar melihat fenomena
> yang terjadi di Aceh hanya musibah semata,
> dimana seringkali saya merasa bahwa saya sering
> "berprasangka negatif" terhadap Tuhan, apa salah
> kami, atau ini adalah hukuman..tetapi saya jarang
> melihat, bahwa ini adalah awal dari berkah yang
> akan diturunkan-Nya...
> 
> Berkah dan Bencana, adalah pilihan kita,
> Tuhan memberikan kita kebebasan untuk memilih...,
> 
> Inilah saatnya kita untuk memutuskan, akankan kita
> menggunakan kesempatan kita ini sebaik baiknya...
> untuk rakyat Aceh, untuk Indonesia Raya.....
> 
> Inikah saatnya? Kita yang menentukan..





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke