--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Putra Partanta" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dear Vincent, ada kesalahpahaman ttg kasta yg anda sebut sbg aturan Hindu. Hindu hanya mengenal Warna, sbg pembagian masyarakat berdasarkan bakat, tugas dan kewajiban. Ini pembagian scr horizontal, berbeda dg kasta scr vertikal. Silakan klik http://www.babadbali.com/canangsari/pa-catur-warna.htm dan http://www.iloveblue.com/bali_gaul_funky/artikel_bali/detail/1107.htm Hinduism tdk bertentangan dg Budhism, menurut saya Sang Budha meninggal sbg umat Hindu yg baik. Sampradaya [Wisnu] malah menganggap Budha sbg salah satu Awatara. Agama Hindu mengenal konsep Monotheism [selain konsep politheism, dsbnya], meski tdk harus fanatik utk memperebutkan Tuhan yg satu. "*Ekam Sat, Viprah Bahudha Vadanti*". (There is only one truth, only men describe it in different ways). http://www.boloji.com/hinduism/036.htm Terima kasih. -- myblog: www.putra-partanta.blogspot.com
Vincent Liong answer: Bung Putra Partanta, saya tidak menyangkal pernyataan anda di atas. Saya menulis demikian bukan dalam konteks agama hindu (secara kelembagaan) bila digabungkan dari pemahaman jaman dahulu sampai sekarang. Yang saya bahas adalah per zamannya. Di jaman hindu dan budha monotheistik itu sifatnya terpisah tetapi berhubungan. Sebagian yang istilah anda adalah 'warna' ada di sisi hindu (hal ini ada dengan tujuan terjadinya keteraturan di masyarakat) dan sebagian lagi yang sifatnya ke satu tujuan ketiadaan (mirip monotheistik / melepas ego) ada di budha. Berbeda dengan saat ini yang sifatnya penyatuan keduanya dalam monotheistik yang juga memiliki struktur warna. Permasalahan dari klimaks zaman dimana dua peran ini menjadi satu adalah semua menjadi kultus entah kultus ke manusia atau ilmu sehingga kehilangan esensi 'mengalami'nya. Dalam membahas peran, bertentangan bukan berarti bermusuhan... kalau anda membaklas harap di cc ke [EMAIL PROTECTED] . Ttd, Vincent Liong