Lebih tepatnya bukan Indonesia yang sudah mampu hadapi krisis. Tapi
investornya yang lebih pintar, dan tidak akan mendiskon faktor resiko
begitu saja di Indonesia.

Jadi benarkah krisis, krisis apa?


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Sandy Dwiyono" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Demi stabilitas ekonomi jangka panjang, cadangan devisa dan emas
perlu terus
> diperkuat tak terbatas.
> =============================
> 
> *http://www.media-indonesia.com/* <http://www.media-indonesia.com/>
> **
> **
> *Indonesia Sudah Lebih Mampu Hadapi Krisis*
> 
> *Penulis: Raja Suhud*
> 
> *JAKARTA--MIOL*: Kondisi perekonomian Indonesia saat ini dinilai
sudah lebih
> mampu menghadapi krisisis. Hal itu diungkapkan Gubernur Bank
Indonesia (BI)
> Burhanuddin Abdullah di Jakarta, Jumat (11/5).
> 
> Menurutnya BI dan pemerintah sudah memiliki mekanisme penyelamatan
melalui
> skema Financial Safety Net (FSN). Sementara dicakupan regional telah ada
> mekanisme Bilateral Swap Agreement (BSA).
> 
> "Secara institusi, perekonoian kita saya kira sudah lebih tahan
dibandingkan
> dengan waktu yang lalu. Kalaupun nanti ada gejolak pembalikan tidak akan
> mengganggu institusi yang ada, misalnya perbankan," kata Burhanuddin
seusai
> Breakfast Meeting dengan jajaran menteri perekonmian.
> 
> Bahkan dalam penilaian yang dilakukan BI beberapa waktu lalu,
terlihat bahwa
> perekonomian sedang menunjukan optimisme meningkat. BI telah
meningkatkan
> perkiraan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun ini dari 5,9%
menjadi
> 6%. Dan hal itu telah dikoordinasikan dengan pemerintah.
> 
> "Jadi kelihatannya kami semua (BI dan pemerintah) sependapat bahwa jauh
> sekali dari pikiran adanya krisis," ujarnya.
> 
> Sementara itu Menko Perekonomian Boediono mengatakan bahwa potensi
krisis di
> Asia memang ada. Namun krisis itu diperkirakan tidak akan menimpa
Indonesia.
> 
> "Saat ini saya tidak melihat ada semacam ancaman bagi Indonesia secara
> ekonomi. Secara fundamental, perekonomian kita kuat dan bagus," jelas
> Boediono.
> 
> Hal ini didukung oleh ekspor dan impor Indonesia yang terus
meningkat, angka
> persetujuan investasi oleh BKPM terus naik, dan terjaganya
stabilitas harga.
> 
> Mengenai likuiditas yang cukup besar masuk ke Indonesia, Burhanuddin
> menjelaskan bahwa hal itu dikarenakan terjadinya perlambatan ekonomi di
> negara maju. "Ada sejumlah uang yang begitu besar sehingga aliran
likuiditas
> begitu banyak yang mencari tempat dan akhirnya masuk ke Indonesia.
Indonesia
> hanya salah satu negara yang dimasuki liquidity itu," ungkapnya.
> 
> Likuiditas tersebut, menurut Burhanuddin, tidak masuk ke sejumlah negara
> yang dipandang investor asing kurang baik. Ia menyebut Turki sebagai
salah
> satu negara yang dilewati para investor global karena situasi
politik yang
> tidak kondusif.(Uud/Sha/OL-06)
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke