kawan2 yg baik,

bacalah pengalaman dari pejuang perintis kemerdekaan indonesia. 

salam, heri latief



        
http://progind.net/
kolektif info coup d'etat 65: kebenaran untuk keadilan
http://herilatief.wordpress.com/
http://akarrumputliar.wordpress.com/




--- On Tue, 12/16/08, Trikoyo <trik...@telkom.net> wrote:
From: Trikoyo <trik...@telkom.net>
Subject: KOMUNISME, KOMUNIS DAN PARTAI KOMUNIS
To: "heri latief" <herilat...@yahoo.com>
Date: Tuesday, December 16, 2008, 7:48 PM




 
 
 
 
 
KOMUNISME, KOMUNIS DAN PARTAI KOMUNIS

 

 

 

 







   

Catatan :
Tulisan di bawah ini adalah tulisan Darsono Suromidjoyo anak pertama Bapak  
Ramidjo yang lahir 10 Maret 1921 dan
meninggal 17 Juni 2003. Daripada tulisan tersebut tersimpan dan tidak dibaca
orang lain, maka  saya
ketik dan saya sampaikan kepada teman-teman yang mau membacanya.  Salam. Tri 
Ramidjo.  Minggu, Pahing 7 Oktober
2007.
 

------------------------------------------------------------------
 

KOMUNISME, KOMUNIS DAN PARTAI KOMUNIS 

Oleh : Dar Ramidjo 

   

   

Sepatah Pengantar. 

Assalamu’alaikum w.w., 

   

     Berbagai macam reaksi,
pro dan kontra terhadap pernyataan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tentang
pencabutan TAP MPRS No. XXV tahun 1966 mengenai PKI dan  ajaran Marxisme 
Leninisme terus saja
bergulir hingga hari-hari belakangan ini. 

     Dari mereka
yang paling awam, yang sama sekali tidak tahu menahu seluk-beluk masalahnya,
yang hanya sekedar fanatik membabi-buta, yang cuma ramai-ramai sahur-manuk
ikut-ikutan, sampai exponen-exponen masyarakat yang paling top seperti Dr.  
Amien Rais yang Ketua MPR itu, bahkan seorang
tokoh yang paling senior Dr. Ruslan Abdulgani, yang nota bene adalah sahabat
terdekat Bung Karno – juga sudah ikut angkat bicara. 

     Reaksi yang paling keras terhadap pernyataan Presiden Gus Dur
tentang pencabutan TAP MPRS No. XXV tersebut adalah yang dilontarkan
oleh Menteri KUMDANG Yusril Mahendra  yang dengan tegas menyatakan,
“Apabila Presiden tetap memaksakan niatnya  untuk mencabut TAP MPRS tersebut, 
maka beliau
akan mengundurkan diri dari kabinet”. 

    
Mengeluarkan reaksi terhadap sesuatu, menyatakan fikiran dan pendapat
adalah hak setiap orang yang dijamin dan dilindungi oleh undang-undang. Namun
demikian sebaiknya hak tersebut tidak digunakan semau-maunya sendiri atau
seperti kata orang Jawa ‘sak enak-e udel-e dewe’ alias kata orang
Jakarta ‘semau gue’.  Jangan
sampai kita dicap ngawur, urakan, asal bunyi, picik, gegabah dan tidak tahu
(buta) sejarah. 

     Orang
bisa saja mengeluarkan reaksi terhadap sesuatu baik yang bersifat pro atau    
kontra  asal reaksi itu tepat, masuk akal dan
bukan sekedar insinuasi  atau suatu
fitnah yang keji. 

    
Komunisme dan ajaran Marxisme-Leninisme 
adalah suatu ilmu, dan layaknya sebagai suatu ilmu dia harus
dihadapi  dan ditanggapi  pula sebagaimana suatu ilmu,  harus ditanggapi dan 
dihadapi pula secara
ilmiah  dan bukan dengan
prasangka-prasangka negatif, sujektif apalagi dengan insinuasi-insinuasi dan
fitnahan-fitnahan yang kotor dan keji. 

     Kita
sudah berada dalam milenium ke-3 dalam abad  IPTEK 
yang paling canggih dan paling mutakhir. Kita tidak lagi  berada di zaman 
INQUISISI  lebih dari 10 abad yang lampau, di mana
kebenaran adalah menjadi MONOPOLI  dan
hak mutlak GEREJA ROMAWI  waktu itu.  

     Di
zaman INQUISISI tersebut hanya gerejalah yang berhak  menetapkan sesuatu itu 
benar atau
salah. Dan barang siapa yang berani menyatakan atau mengeluarkan pendapat lain
yang bertentangan dengan pendapat GEREJA, dia bisa dianggap melawan TUHAN,
dicap kafir dan bisa dijatuhi hukuman mati. 

    
Begitulah nasib GALILEO GALILEI, penemu sistem tata surya pertama di
dunia yang mengatakan, bahwa yang benar adalah HELIO-CENTRIS dan bukan
GEO-CENTRIS, maka dia harus menjalani hukuman mati, ditusuk lubang anusnya
dengan sebuah tombak tembus sampai di ubun-ubun, lidahnya dipotong dan kemudian
dipanggang di atas api.  Alangkah sakitnya kelahiran sebuah ilmu. Walaupun
demikian ilmu adalah tetap ilmu. Dan kebenaran adalah
tetap kebenaran. Beberapa abad kemudian COPERNICUS membuktikan kebenaran
hipotesis GALILEO GALILEI dan kebenaran hipotesisnya ini menjadi lebih
meyakinkan lagi oleh terjadinya peristiwa ”TELUR
COLUMBUS”. 

     Kita
sudah berada dalam milenium ke–3 dan dalam  proses memasuki Indonesia Baru,
 Indonesia
yang canggih dan mutakhir.  Kita sudah
memiliki ribuan orang pandai, ribuan sarjana dari berbagai disiplin ilmu.
Bukankah suatu keajaiban yang paling ajaib, kalau kita masih mau kembali ke
zaman JAHILIYAH (zaman kebodohan) lebih dari seribu tahun yang lalu? 

    
Demikianlah masyarakat kita dewasa ini dibikin bingung oleh isu
komunisme yang menjadi salah satu topik yang sangat ramai  digunjingkan orang. 
Berbagai
fihak telah menyatakan sikap dan pendiriannya masing-masing terhadap masalah
tersebut, baik yang pro maupun yang kontra, masing-masing dengan argumentasinya
dan alasannya sendiri-sendiri. 

     Namun
tampaknya suasana tidak kelihatan tambah jernih  dan kontraversi mengenai 
masalah
tersebut masih tetap berlanjut. Mau tidak mau orang pun harus bersikap sabar
menunggu keterangan Presiden Gus Dur yang akan diberikan  tanggal 20 Mei 2000 
mendatang ini. 

     Untuk
mengurangi dan kalau mungkin menghapuskan kesimpangsiuran pendapat serta untuk
menghapuskan kebingungan  dan
keragu-raguan  masyarakat, maka penulis
merasa terpanggil untuk ikut urun rembug guna memberikan penjelasan
seperlunya  secara komprehensif tentang
apa itu sebenarnya momok komunis yang menyeramkan, tentang kaum komunis yang
kafir dan anti agama serta atheis tidak bertuhan dan partai komunisnya yang
keji dan kejam tidak berperi-kemanusiaan khususnya PKI (Partai Komunis
Indonesia) di bumi Indonesia. 

     Semoga
tulisan ini dapat membantu para pembaca untuk memahami apa
itu komunisme, apa dan siapa mereka orang-orang komunis itu dan apa saja sepak
terjang partainya, khususnya Partai Komunis Indonesia
(PKI) di Indonesia. 

     Semoga
tulisan ini akan mendorong terwujudnya saling pengertian yang mendalam di
antara sesama kita sebangsa dan setanah air, guna menghapuskan segala
purba-sangka yang negatif dan subjektif guna memulihkan persatuan nasional yang
sudah retak dewasa ini dalam rangka menciptakan dan mewujudkan secara kongkrit
REKONSILIASI NASIONAL yang sudah sejak lama kita dambakan bersama. 

Semoga!!! 

   

Jakarta , Akhir
April 2000. 

      

Wassalam. 

Penulis.      

----------------  

KOMUNISME, KOMUNIS  DAN PARTASI KOMUNIS. 

BAGIAN SATU 

   

          Vladimir Ilyits Lenin dalam salah satu ceramahnya  yang
diberikan kepada anggota-anggota Komsomol (Liga Pemuda Komunis Rusia) pada
tanggal 22 April 1922 di Universitas Sverdolv – Moskwa bertanya kepada
para hadirin : 

  

  
“Tahukah kalian 
apa yang dimaksudkan dengan komunisme?” 

    
Pertanyaan tersebut dijawab sendiri oleh Lenin : 

    
“Komunisme berarti  HIDUP BERSAMA DAN BEKERJA
BERSAMA!” 

    
Bukankah itu sama artinya dengan GOTONG ROYONG? 

     Jadi
KOMUNISME   hakekatnya  sama dengan GOTONG-ROYONGISME.  

     Kalau
begitu, apa pula yang aneh dengan kata KOMUNISME? 

   

     Tetapi,
mengapa kata yang satu ini begitu ditakuti, begitu dibenci, dianggap sebagai
sesuatu yag sangat menyeramkan, bahkan sangat menjijikkan – sehingga
harus jauh-jauh disingkirkan 
dari masyarakat? Komunisme dijadikan sebagai sesuatu yang sangat
tabu, diharamkan dan tidak boleh didekati - apalagi disentuh oleh bangsa 
Indonesia! Segala macam hujatan dan sumpah serapah serta fitnah yang paling
kotor dan keji dilemparkan ke atas kata yang satu tersebut di atas. 

     Mengapa
bisa begitu ? 

     Itu
semua adalah gara-gara ulah kaum kolonialis dan imperialis Belanda yang dengan
bantuan kaki tangannya kaum reaksioner dari bangsa kita sendiri yang terdiri
dari tuan-tanah tuan-tanah besar serta kaum ningrat feodal, melakukan
propaganda intensif selama bertahun-tahun yang disertai dengan segala macam
ancaman untuk menakut-nakuti rakyat agar jangan sampai terpengaruh oleh
komunisme.    

     Untuk
melakukan propaganda anti komunis secara intensif dan sistematis di Indonesia,
sebagaimana diketahui umum, Pemerintah Kolonial Belanda secara khusus 
mengirimkan  seorang
petugas untuk mempelajari Islam  selama
bertahun-tahun di Mesir (Kairo). Orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah
VAN DER PLAS  yang
namanya tidak asing lagi  bagi bangsa dan
rakyat Indonesia. 

     Secara psikologis Belanda tahu, bahwa mayoritas penduduk Indonesia
adalah terdiri dari pemeluk agama Islam yang ortodoks dan fanatik, sedangkan
ajaran komunisme (Marxisme) berbau atheis anti agama. Celah kondisi
inilah yang digunakan oleh pemerintah kolonial Belanda  untuk melakukan 
propaganda  dan intrik-intrik anti komunis yang lihai
guna memecah belah rakyat melalui berbagai 
pesantren di seluruh Indonesia
dan dengan menggunakan para kiyai yang mudah dicekoki  dengan ajaran-ajaran 
Islam yang sudah
diselewengkan. VAN DER PLAS menyamar sebagai seorang Kiyai
Islam dan pekerjaannya memang hebat. 

     Di
samping VAN DER PLAS ada seorang Islamolog Belanda yang cukup terkenal namanya
dan juga tidak asing bagi bangsa Indonesia, yaitu PROFESOR DR. SNOUCK
HORGROGNE. Kedua orang itulah, VAN DER PLAS dan PROF. DR. SNOUCK HORGROGNE yang
menjadi otak  gerakan
reaksioner anti komunis di Indonesia. 

     Sampai
batas-batas tertentu usaha Pemerintah Kolonial Belanda itu tampaknya  berhasil 
memecah-belah rakyat Indonesia
dengan menggunakan agama Islam sebagai alatnya. Namun Belanda
tidak berhasil menarik ulama-ulama Islam sejati Indonesia ke pihaknya.
Bahkan sebaliknya 
ulama-ulama tersebut balik menggunakan ajaran-ajaran Islam yang
progresif dan revolusioner (yaitu : “APINYA ISLAM”–menurut
istilah BUNG KARNO)  guna mempersatukan
dan menggembleng rakyat  untuk melawan
kolonialisme – inperialisme Belanda habis-habisan. 

     Satu
dan dua di antara ulama-ulama yang berpikiran maju  itu misalnya HAJI 
MISBACH-seorang pengusaha
batik terkaya di Surakarta (Solo) yang telah mengikhlaskan dan menyerahkan
seluruh harta bendanya untuk membiayai perjuangan kemerdekaan, dan dia kemudian
ditangkap oleh Belanda lalu dibuang bersama anak istrinya ke Manokwari (Papua
Barat) sampai meninggal di sana. 

    
Orang-orang Minangkabau dari Sumatra
Barat tentunya tidak asing dengan nama HAJI DATUK
BATUAH dan NATAR ZAINUDDIN.  Keduanya
adalah ulama Islam 
yang cukup kondang namanya. Dengan menggunakan ajaran Islam yang
revolusioner kedua beliau itu aktif bergerak memimpin rakyat Sumatra Barat dan
karena pemberontakan rakyat  tahun 1926
kedua mereka itu ditangkap oleh Belanda, dicap sebagai komunis dan dibuang
(diasingkan) ke TANAH MERAH – BOVEN DIGUL. 

     Di Jawa
Barat, khususnya di BANTEN orang tentu tidak akan bisa melupakan nama KIYAI
HAJI TUBAGUS ACHMAD CHATIB–mantan Residen Banten, juga seorang ulama
revolusioner yang akrab 
dengan Bung Karno. Beliau juga dicap sebagai
komunis dan oleh pemerintah kolonial Belanda diasingkan ke Boven Digul. 

   

PAHAM KOMUNISME BERTENTANGAN DENGAN NILAI-NILAI
BUDAYA BANGSA INDONESIA?  BENARKAH DEMIKIAN ? 

   

    
Perkembangan sejarah umat manusia di seluruh dunia, menunjukkan dan
membuktikan, bahwa semua bangsa di seluruh dunia  pernah mengalami satu fase
perkembangan yang disebut  ZAMAN
KOMUNISME PRIMITIF  (PRIMITIF CLAN
COMUNISM atau OER KOMUNISME), 

     Di
zaman itu manusia tidak mengenal perbedaan sosial  di dalam masyarakat, apalagi
kesenangan-kesenjangan sosial yang menyolok. Manusia hidup berkelompok-kelompok
dalam suasana kegotong-royongan saling tolong menolong satu sama
lain. Mereka bekerja bersama-sama (berburu, bercocok-tanam,
menangkap ikan dan lain-lain), hasilnya dibagi rata dan dimakan bersama-sama.
 

     Kehidupan seperti itu sudah berlangsung di Indonesia  sejak
ribuan tahun berabad-abad yang lampau dan sisa-sisanya  masih membekas jelas 
hingga hari ini. 

    
GOTONGROYONGISME (KOMUNISME) bukanlah sesuatu yang asing  bagi bangsa dan 
rakyat Indonesia.
GOTONGOYONG adalah khas budaya asli  bangsa Indonesia.
GOTONGROYONG berasal dari 
dua kata : GOTONG dan ROYONG. GOTONG artinya angkat atau pikul,
ROYONG artinya dibagi rata. Jadi GOTONG-ROYONG berarti sama-sama diangkat
(dipikul) - kalau itu suatu hasil perburuan kemudian hasil tersebut  
dipotong-potong (diroyong-royong)  kemudian dibagi rata  antara segenap warga. 

     Kesimpulannya : GOTONG-ROYONG  (KOMUNISME) bukanlah sesuatu yang asing bagi
bangsa dan rakyat Indonesia dan samasekali tidak bertentangan  dengan 
nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.  

     Contoh
dan fakta-fakta kongkrit yang masih hidup  hingga hari ini :  

1.  Di
Ternate (Maluku Utara) ada unen-unen (ucapan-ucapan) sbb.:
 

“INO FUMA KATINYINGA : DOKA KOSARA SE
 BUWA LAWA.  OM FUMA  
MOTE-MOTE, DORO FUMA MOTE-MOTE!”   

Artinya kurang lebih sbb. :  “Ingat dan camkanlah
: bagai buah pala dan cengkih , mekar bersama-sama, gugur
bersama-sama”. 

Bukankah itu suatu
manifestasi dan sekaligus ekspresi  murni dari faham komunisme. 

Selain itu di Ternate dan di
Maluku Utara  pada
umumnya ada kata BABARI yang artinya bekerja bersama (gotong-royomg).   

2.  Di Maluku  Tengah (Ambon, Lease, Saparua dan Ceram) ada kata “MASOHI” yang 
juga
berarti gotong royong. Ibukota Kabupaten Maluku Tengah bernama MASOHI, artinya 
gotong
royong. 

3.      Di
Minahasa ada kata dan kebiasaan (tradisi)  “MAPALUS” yang artinya
juga sama dengan gotong royong. Kalau ingin lebih jelas apa
MAPALUS itu, tanyakan saja kepada kawanua-kawaua kita yang berasal dari Menado. 

4.      Di
kalangan suku BADUI di KANEKES  (LEUWIDAMAR) Daerah Banten Selatan,
komunisme primitif masih hidup  dengan
subur.  Orang-orang Badui di Banten Selatan  sampai tahun
lima-puluhan  belum mengerti apa itu hak
milik perorangan. 

5.      Kalau
kita tanyakan ini-itu kepunyaan siapa jawabnya “TAWASA” yang
artinya SAYA TIDAK KUASA. 

6.      Di
Minangkabau (Sumatra
Barat), sistem adat NINIK-MAMAK yang demokratis dan komunistis  masih kuat 
dipertahankan rakyat.
Segala macam pekerjaan, mendirikan rumah, surau (mushola) dll. dikerjakan 
secara gotong royong sedangkan segala persoalan
rumit dipecahkan melalui sistem musyawarah dan mufakat yang hakekatnya melalui
langgam kerja komunis juga. 

   

    
Contoh-contoh dan fakta-fakta kongkrit seperti tersebut di atas yang
membuktikan, bahwa komunisme tidak bertentangan 
dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, masih bisa dideretkan lebih
panjang lagi, tetapi sekedar contoh dan fakta 
yang diperlukan rasanya memadailah apa yang sudah disebutkan di atas.
Namun apabila masih ada yang merasa kurang puas 
dengan keterangan-keterangan tersebut 
di atas, penulis kira mereka sendiri bisa melakukan riset ilmiah ke
tengah-tengah  masyarakat DAYAK  di pedalaman Kalimantan atau ke tengah-tengah
masyarakat PAPUA atau ke daerah lain 
yang belum pernah dijamah  tangan
para ilmuwan. 

   

KOMUNISME ITU SUATU FAHAM ASING YANG TIDAK COCOK
DENGAN MASYARAKAT NDONESIA  SERTA
BERTENTANGAN DENGAN ASPIRASI  POKOK
RAKYAT NDONESIA, (?) 

   

     Teori
komunisme modern (Marxisme-Leninisme)  memang asing sifatnya, karena teori
ini berasal dari luar negeri - sama dengan teori-teori ilmu lainnya, seperti
teori hukum dan gaya
berat dari NEWTON
atau teori deret dari MENDEL dan Hukum Mendel dll.  Semuamya itu mulanya asing  
bagi kita, tetapi karena  teori-teori 
itu kita perlukan  untuk kemajuan
negeri dan bangsa maka teori-teori  itu
harus kita ambil  untuk diterapkan  sesuai dengan kebutuhan dan kondisi negeri
kita. Akhirnya teori-teori tu menjadi tidak asing bagi kita. 

    
Demikian juga halnya teori  Marxisme-Leninisme . 

    
Marxisme muncul di dunia ini  dari hasil riset ilmiah selama puluhan
tahun mengeni gerakan dan perjuangan kelas buruh dan massa
tertindas di seluruh dunia dalam perjuangan revolusioner mereka  melawan 
penindasan kapitalisme dan
imperialisme. 

    
Marxisme-Leninisme diangkat dari hasil 
pengalaman kongkrit gerakan dan perjuangan kelas buruh di seluruh dunia
yang mengandung NILAI-NILAI KEBENARAN UNIVERSIL dan bisa diterapkan di semua
negeri  SESUAI DENGAN KONDISI DAN
SYARAT-SYARAT OBYEKTIF  NEGERI  ITU MASING-MASING.  

   

TETAPI MARXISME LENINISME TIDAK COCOK DENGAN  MASYARAKAT INDONESIA DAN 
BERTENTANGAN DENGAN
ASPIRASI POKOK  RAKYAT INDONESIA ! (?) 

   

     Marxisme-Leninisme hanyalah sekedar pedoman perjuangan.
Berhasil tidaknya teori tersebut sangat tergantung kepada penerapannya sesuai
dengan situasi dan 
kondisi  kongkrit
masyarakat  Indonesia.    

     Bertentangan dengan aspirasi pokok rakyat Indonesia? 

     Rakyat Indonesia berjuang mati-matian melawan kaun penjajah untuk
menggulingkan rezim kolonialisme dan imperialisme dengan segala manifestasinya.
Untuk menghapuskan segala macam bentuk sistim exploitation de lohme par lohme,
segala macam bentuk sistim penghisapan  dan penindasan atas manusia oleh
manusia!  Seterusnya
mendirikan sebuah Negara Nasional Yang Merdeka Dan Berdaulat Penuh sebuah
Republik yang bernama NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. 

    
Kemerdekaan Nasional yang  penuh
(ibarat jembatan emas) hanyalah sekedar sarana sekedar alat untuk mencapai
tujuan akhir perjuangan rakyat Indonesia membangun sebuah MASYARAKAT
GOTONG-ROYONG  yang adil dan makmur
– yang gemah ripah loh jinawi, yang serba kecukupan tidak kurang sandang,
papan dan pangan ……!              
 

     Perjuangan rakyat Indonesia adalah satu perjuangan yang besar yang maha
dahsyat. Perjuangan rakyat Indonesia adalah  perjuagan revolusioner!
Dan Bung Kano berkata : THERE CAN BE NO REVOLUTIONARY SRUGGLE NOR
REVOLUTIONARY MOVEMENT WITHOUT ANY REVOLUTIONARY THEORY ! Tak mungkin ada  
perjuangan
revolusioner atau gerakan 
revolusioner  tanpa adanya teori
revolusioner ! 

     Dan
Marxisme-Leninisme adalah satu-satunya  teori revolusioner  yang paling 
kompeten untuk memedomani
perjuangan besar tersebut. Jelaslah, bahwa teori Marxisme-Leninisme tetap
diperlukan oleh rakyat Indonesia
dalam perjuangan besarnya 
untuk mencapai tatanan masyarakat yang adil dan makmur di Indonesia.      

     Dan
semua itu tergantung kepada KETEPATAN  PENERAPANNYA. 

    
KOMUNISME DITENTANG KERAS OLEH SEMENTARA PIHAK TERUTAMA OLEH KAUM
IMPERIALIS DAN KAKI TANGANNYA KAUM REAKSIONER DI INDONESIA.    

     Itu
jelas , karena kaum imperialis dan kaki tangannya kaum reaksioner mendatangkan
segala macam kesengsaraan dan penderitaan bagi rakyat Indonesia, melakukan
segala macam intrik untuk mengadu domba rakyat dan memecah-belah persatuan
nasional  bangsa Indonesia dengan tujuan
untuk memeras dan menindas rakyat Indonesia serta menguras habis-habisan
kekayaan alam Indonesia.  

     Kaum
komunis dengan gigih menentang imperialisme dengan segala manifestasnya, baik
yang lama maupun yang baru 
dan tetap teguh  berdiri di
pihak rakyat Indonesia
dengan segala konsekwensinya !!!!!! 

                                                    
------------------- 

                                           

                                               BAHAGIAN  KEDUA. 

   

MEREKA YANG DISEBUT KAUM KOMUNIS 

   

     Kini kita  sudah jelas apa
yang dimaksudkan dengan  KOMUNISME.   

KOMUNISME adalah  GOTONG-ROYONGISME.  

KOMUNISME  adalah
sama dengan  KEBERSAMAANISME. 

    
Kebersamaan dalam hidup menuntut adanya kasih sayang di antara sesama
manusia, rasa  tolong
menolong dan saling bantu di antara sesama manusia. Kebersamaan di dalam hidup  
tidak
membenarkan  sikap egois dan
individualistis  yang hanya mau
mementingkan diri sendiri, tamak, serakah dan tidak ingat orang lain. 

     Sistem
kebersamaan dalam hidup 
tidak membenarkan dan menentang 
dengan keras segala macam cara (perilaku) yang kotor, tidak jujur, tidak
adil, kejam dan sewenang-wenang yang bisa merugikan orang lain (melakukan
penindasan, penghisapan dan pemerasan terhadap orang lain  atau memperkosa hak 
orang lain dalam bentuk
apa pun). 

    
KOMUNISME menuntut pada pokoknya  dilaksanakannya prinsip hidup :   

SEMUA BUAT SEMUA atau SATU
BUAT SEMUA DAN SEMUA BUAT SATU. 

     Pokoknya persis  seperti yang
diajarkan ISLAM, di dalam masyarakat harus dilawan segala macam kebatilan demi
membela semua yang haq (yang benar) dan harus ditegakkan prinsip AMAR
MA’RUF NAHI MUNGKAR! Mendirikan dan menegakkan serta melaksanakan  segala macam 
kebajikan dan dengan
keras melawan segala macam  bentuk
kejahatan. 

     Ya,  tetapi komunisme
mau menghapuskan  hak milik perorangan? 

    
Benar!  Hak milik perorangan yang
bisa dijadikan  alat
peindasan, dijadikan sebagai alat exploitasi dan pemerasan  atas manusia dan 
oleh manusia, yaitu semua
alat-alat produksi,  seperti  tanah-tanah perkebunan yang luas,
pabrik-pabrik, alat-alat transport dan komunikasi, perusahaan-perusahaan
bank,  andil dan modal, pokoknya semua
sumber-sumber alam  yang menguasai  hajat hidup orang banyak harus dijadikan
milik bersama  (dikuasai oleh negara)
dan dipergunakan  untuk kemakmuran
bersama (rakyat).   Apakah
ini bertentangan dengan pasal 33 UUD 45? 
Komunisme tidak akan menghapuskan hak milik kecil-kecil seperti rumah
tempat tinggal dan pekarangannya, ternak peliharaan seekor dua ekor  dsb. 

     Tetapi Komunisme  mau
melakukan prinsip sama-rata sama-rasa 
atas egala-galanya sehingga wanita pun 
mau dijadikan milik bersama? 

     Itu
adalah satu blunder 
dan satu pengertian yang vulgar tentang komunisme!  Tentang pemilikan bersama 
atas kaum wanita, apakah
bukan justru masyarakat kapitalis sekarang  ini yang membenarkan adanya 
pemilikan
bersama atas kaum wanita?  Adanya ribuan
tempat-tempat hiburan malam, tempat-tempat diskotik, bar-bar dan rumah-rumah
bordil  yang ramai (dilindungi) dan
rumah-rumah bordil yang tertutup di mana-mana 
di seluruh kota-kota besar dan kecil 
adalah bukti yang nyata 
bahwasanya bukan komunisme, justru sebaliknya  masyarakat kapitalislah  yang 
membenarkan  pemilikan bersama  atas kaum wanita. 

     Tentang
sama-rata  sama  rasa dalam pembagian dan distribusi produksi,
Lenin dalam bukunya NEGARA DAN REVOLUSI Bagian Periode Transisi Dari
Kapitalisme Ke Komunisme  dengan gamblang
menjelaskan  sebagai berikut : 

    
“HENCE TO BE EQUAL, THERE MUST BE ALSO
UNEQUALITY………” 

     Jadi supaya
bisa sama  maka
harus pula ada ketidaksamaan. 

     Lenin
memberikan contoh 
sederhana :  Satu orang
hidup bujangan, tetangganya hidup berkeluarga dengan banyak anak. Haruskah
mereka menerima pembagian yang sama  dalam distribusi? Bukankah
itu tidak adil? 

     Masyarakat komunis terbagi dalam dua tingkat. Tingkat rendah dan tingkat 
teratas.  Tingkat rendah dari masyarakat komunis
disebut masyarakat SOSIALIS, sedangkan tingkat tertinggi dari  masyarakat 
SOSIALIS  disebut masyarakat KOMUNIS. Di dalam kedua tingkat masyarakat Komunis 
ini berlaku sistem dan
prinsip distribusi yang berbeda. 

     Dalam
SOSIALISME berlaku dalil 
: SETIAP ORANG BEKERJA 
MENURUT KEMAMPUAN DAN KECAKAPNNYA DAN MENERIMA MENURUT HASIL KERJANYA,
(Each according to his ability, and each according to his work). 

    
Sedangkan di dalam 
fase tertinggi masyarakat SOSIALIS, yaitu di dalam masyarakat
Komunis berlaku dalil : SETIAP ORANG BEKERJA 
MENURUT KEMAMPUAN DAN KECAKAPANNYA DAN MENERIMA  MENURUT KEBUTUHANNYA.  (Each 
according to his ability and each according  to his
need). 

     Namun
yang perlu diperhatikan, di 
dalam kedua tingkat 
masyarakat Komunis tersebut  di
atas berlaku prinsip  pokok yang tidak
boleh dilanggar :  “HE WHO DOES NOT
WORK , NEITHER SHALL BE EAT” - Siapa yang 
tidak bekerja, tidak makan!  Jadi
tidak boleh ada penghisapan!  Tidak boleh ada orang ongkang-ongkang dan gendut 
perutnya. 

     Dan
sekarang,  siapakah
yang disebut sebagai orang komunis?  Apakah hanya mereka yang anggota-anggota 
Partai Komunis saja? 

     Setiap
orang dan siapa saja yang perbuatannya serta sikap hidupnya mencerminkan  
aspirasi tertinggi komunisme dalam kehidupan
sehari-hari, jujur, tidak mementingkan diri sendiri, rajin bekerja, selalu
berkorban untuk orang lain terutama untuk kepentingan umum, tidak pamrih,
disiplin tepat waktu dan segala macam perbuatan terpuji lainnya, hakekatnya dia
adalah seorang komunis di luar keanggotaan Partai Komunis. 

     Seorang
MUSLIM  atau seorang KIYAI  yang betul-betul melaksanakan prinsip  AMAL MAKRUF 
NAHI MUNGKAR, benar-benar
menegakkan  yang HAQ dan melawan segala
macam KEBATILAN dan bukan hanya  sekedar lip service dalam dakwah-dakwahnya  
(tidak munafiq) dia hakekatnya adalah juga
seorang komunis sejati di luar keanggotaan Partai Komunis. 

     KIYAI
HAJI ZAINUDDIN M.Z. seorang Da’I dan Kiyai kondang di Jakarta ini  dalam
dakwah-dakwahnya yang menyangkut PKI  dan
orang-orang Komunis sering mengunyah-ngunyah kalimat sebagi berikut ini  : 
“Orang Komunis itu dapat diibaratkan  seperti orang makan
jengkol…………… Kalau belum
ngomong belum ketahuan. Tetapi kalau sudah ngomong baru ketahuan, bahwa
mulutnya bau jengkol.” 

     Apa yang dimaksudkan oleh Pak Kiyai tersebut?  Yang dimaksudkan ialah, 
bahwa kata-kata dan
bahasa orang-orang komunis itu berbau hasutan dan agitasi yang berbahaya,
karena selalu menunjuk-nunjuk 
adanya kesenjangan sosial, berbicara tentang nasib dan
penderitaan rakyat,  tentang bahayanya
nekolim dll.   

Sebaliknya apa isi dakwah
Pak Kiyai tersebut? 

     Wah,  jangan kaget!  Beliau berdakwah dan berpidato lebih  bersemangat,
lebih berapi-api – berkobar-kobar, sangat agitatif dan lebih hebat
– kedengaran lebih revolusioner daripada 
pidato orang-orang komunis. 
Beliau menyinggung dengan tepat makna  SURAT AL
MA’UN. Dengan tepat memperingatkan bahaya kesenjangan sosial, tentang
ketidak adilan, tentang kesewenang-wenangan penguasa yang menurut hemat penulis
mulut beliau itu lebih berbau jengkol daripada mulut orang komunis, artinya
lebih maju, lebih progresif, lebih revolusioner, lebih masuk akal, lebih dinamis
– malahan lebih komunistis daripada orang komunis sendiri.  Semua orang 
terperangah terheran-heran mendengarkan  dakwah
Pak Hiyahi dan semua uraian beliau langsung mengena di hati rakyat.  Kalau 
semua yang diucapkannya itu betul-betul
disusul dengan sikap dan perbuatan nyata, bukan hanya sekedar demagogi, maka
kita patut dan seharusnya 
mengacungkan jempol untuk beliau, bahwa sebenarnya beliau adakah
termasuk salah seorang komunis terbaik di luar keanggotaan PKI. 

     Jadi, siapakah sebenarnya orang komunis itu?  Dan siapakah komunis
pertama didunia ini? 

     Dalam
salah satu ceramah kampanyenya  dalam
menjelang Pemilihan Umum Pertama tahun 1955 di Ternate (Maluku Utara), DOMINE
RIEUWPASSA  yang merangkap sebaga KETUA
PARKINDO MALUKU UTARA, waktu itu menyatakan, bahwa komunis pertama di dunia ini
adalah Tuhan Yesus Kristus! 

     Kalau dikatakan, bahwa Yesus Kristus adalah komunis pertama di
dunia ini, lalu bagaimana dengan junjungan besar Nabi kita Nabi Muhammad
S.A.W.?  Kaum muslimin dituntut
untuk mengikuti jejak dan meneladani sikap dan akhlak Rasullullah yang
samasekali tidak bertentangan 
dengan sikap  hidup dan
moral komunis??? 

   

   

                                                
--------100207-----------        

        

  

                                 



 




      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: ppiindia-dig...@yahoogroups.com
5. No-email/web only: ppiindia-nom...@yahoogroups.com
6. kembali menerima email: ppiindia-nor...@yahoogroups.com
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:ppiindia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke