Itu dari demonstran kubu yang mana? Yang duluan apa yang belakang-an? :-)
Vivanews (gak) sengaja menampilkan demo kemarin hanya dari 1 kubu sajakah?

CMIIW..

-- 
Wassalam,

Irwan.K
"Better team works could lead us to better results"
http://irwank.blogspot.com

Pada 11 Desember 2009 12:34, Nugroho Dewanto <ndewa...@mail.tempo.co.id>menulis:

>
>  
> [Attachment(s)<https://mail.google.com/mail/?ui=2&view=js&name=js&ver=VPoGupdk8O8.id.&am=!JjYx-7BZhZy5A3Gi0fgGIjf9GXLkD5u4hQ0MOIxZSXjVgA#1257d3107edd0e4c_TopText>from
>  Nugroho Dewanto included below]
>
> ---------------------------- Original Message ----------------------------
> Subject: Re: [cfbe] OOT Sehari Bersama Massa Demo Bayaran
> From: "Nanang" <nanan...@yahoo.com <nanang60%40yahoo.com>>
> Date: Fri, December 11, 2009 8:59 am
> To: c...@yahoogroups.com <cfbe%40yahoogroups.com>
> ----------------------------------------------------------
>
> "rejeki" memang bisa darimana saja :), saya belum tahu apakah fikihnya
> memperoleh duit dari kegiatan seperti ini, nampaknya NU dan Muhammadiyah
> perlu memasukan dalam buku fikih mereka hehehe...
>
> email: nanan...@yahoo.com <nanang60%40yahoo.com>
> http://ahmadrizali.com
>
> --- On Thu, 12/10/09, Eko Purwono 
> <purwono...@yahoo.com<purwonoeko%40yahoo.com>>
> wrote:
>
> From: Eko Purwono <purwono...@yahoo.com <purwonoeko%40yahoo.com>>
> Subject: [cfbe] OOT Sehari Bersama Massa Demo Bayaran
> To: c...@yahoogroups.com <cfbe%40yahoogroups.com>
> Date: Thursday, December 10, 2009, 1:57 PM
>
> Â
>
> Mohon maaf bagi Anda yang sudah membacanya. (EP)
>
> Sehari Bersama Massa Demo Bayaran
> http://id.news. yahoo.com/ viva/20091210/ tpl-sehari- bersama-massa-
> demo-bayaran- fa55e98.html
> By Elin Yunita Kristanti, Eko Huda S - Kamis,
> 10 Desember
> Sehari
> Bersama Massa Demo Bayaran
> VIVAnews - Tak semua orang yang mengikuti aksi hari antikorupsi Rabu 9
> Desember 2009 terpanggil untuk menyuarakan semangat antikorupsi.
> Diantara ribuan peserta, ada juga massa demo bayaran. Orang-orang ini
> 'terorganisir' secara profesional.
> Seperti halnya massa yang berasal dari Jalan Tendean, kawasan Mampang.
> Umumnya mereka tidak tahu apa yang mereka perjuangkan kemarin. Namun mereka
> bertindak layaknya 'aktivis' antikorupsi.
> Pemantauan VIVAnews, massa yang terdiri dari beberapa remaja ini tiba-tiba
> muncul dari sebuah gang di dekat stasiun pompa bensin milik perusahaan
> asing,
> Shell pada pukul 9. 30 WIB.
> Mereka berkumpul di pinggir jalan dengan membawa pengeras suara
> (megaphone),
> seikat belahan bambu, satu bendel poster, dan spanduk sebagai perangkat
> aksi.
> Tak berselang lama, sebuah metromini menghampiri mereka. Mereka pun naik
> dan
> berhenti di sebuah warteg, di samping pompa bensin Shell. Ternyata di sana
> sebagian massa sudah menunggu.
> Sang koordinator, Surip segera mengecek kesiapan semua anggotanya.
> "Hitung dulu, sudah pas 35 atau belum," kata surip memerintah salah
> satu anggotanya.
> Ternyata, setelah dihitung, jumlah anggotanya hanya 27 orang, kurang 8
> orang
> dari jatah yang seharusnya, yakni 35 orang. Wartawan VIVAnews pun
> menawarkan
> diri untuk ikut dalam rombongan untuk menambah jumlah kuota itu.
> Namun, mereka tak begitu saja menerima. "Nanti saja, kita cari orang di
> sini dulu. Kalau tetap kurang nanti kamu boleh ikut," kata Surip.
> Tetapi, setelah beberapa saat ditunggu, kuota itu tidak terpenuhi, sehingga
> wartawan VIVAnews diperbolehkan ikut dalam rombongan.
> Peserta masih saja kurang, Surip lalu mengambil beberapa orang pedagang
> asongan dan pengamen di kawasan lampu merah Mampang Prapatan.
> Dalam perjalanan, di dalam metro mini, sang koordinator, Surip memberikan
> penjelasan pendek kepada anggotanya. "Kita akan berdemo di (Istana)
> Wapres. Memperingati hari korupsi dan soal Bank Century," jelasnya
> singkat.
> Namun penjelasan sang koordinator tidak begitu dihiraukan anggotanya.
> Mereka
> malah asyik berbincang satu sama lain. Dalam salah satu pembicaraan,
> terungkap
> bahwa mereka mendapatkan bayaran. Namun, belum jelas berapa uang yang
> dijanjikan.
> "Nanti saja setelah pulang minta kepada Surip," kata salah seorang
> dari mereka, ketika ditanya berapa bayaran yang akan diterima.
> Kelompok Surip ternyata tidak sendirian dalam aksinya. Di depan Istana
> Wapres, mereka bergabung dengan massa dari kawasan Pasar Minggu dan elemen
> mahasiswa. Ketiga kelompok ini melakukan koordinasi untuk mempersiapkan
> aksi.
> Terlihat, Surip berkumpul dengan beberapa pimpinan dari elemen mahasiswa
> dan
> pimpinan massa dari Pasar Minggu.
> Disaat melakukan aksi di depan Istana Wapres, VIVAnews mencoba bertanya
> kembali kepada beberapa anggota aksi mengenai besaran bayaran yang mereka
> terima.
> Salah satu peserta Dayat, dari Pasar Minggu mengaku mendapatkan bayaran Rp
> 20.000 dari sang koordinator.
> "Lumayan 20 ribu. Tapi nanti dibayarnya setelah demo, waktu
> balik," kata Dayat yang sehari-hari menarik odong-odong.
> Dayat dan beberapa temannya mengaku tidak tahu dan tidak mempedulikan isu
> dalam demonstrasi itu. Yang dia tahu, hanya sebatas arahan singkat dari
> koordinator.
> "Yang saya tahu tentang korupsi. Itu aja," kata dia.
> "Yang penting ikut aja, dapat duit. Dari pada di rumah nggak dapat
> duit," tambah dia.
> Dayat yang sempat diwawancarai wartawan sebuah stasiun TV 'gagal' unjuk
> diri
> sebagai aktivis antikorupsi.
> Dia bahkan tidak tahu tokoh-tokoh seperti Boediono dan Sri Mulyani yang
> disebut-sebut dalam orasi, dua nama yang mereka demo.
> "Kalau Pak Boediono tahu, Wapres. Kalau yang Sri, nggak ngerti
> saya," kata Dayat.
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke