Setuju dengan Mas Satrio.
Jika pembesarnya saja menyetujui, apalagi bawahannya. Alias tak bisa
dijadikan contohlah.
Tapi ngomong2 mas,
Di Surabaya (kebetulan daerah saya),
Berkali-kali saya mendapati sendiri,
Teman-teman wartawan dari TV menerima angpao juga.
Kalo pas ada Grand Opening atau Pr
--- kk_heru <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Setuju dengan Mas Satrio.
> Jika pembesarnya saja menyetujui, apalagi
> bawahannya. Alias tak bisa
> dijadikan contohlah.
>
> Tapi ngomong2 mas,
> Di Surabaya (kebetulan daerah saya),
> Berkali-kali saya mendapati sendiri,
> Teman-teman wartawan dari
> Jadi, wartawan TV itu lebih besar amplopnya lho dari
> wartawan surat
> kabar biasa. hehehehehe.
+++ Yah, siapa suruh jadi wartawan cetak... he..he..
Ini kan zaman kamera digital!
> Tapi umumnya, kawan2 yang menerima ini ya diam-diam
> saja.
+++ Kalau rame-rame, duitnya habis dong disuru
mungkin idealisme sekarang ini sudah luntur, jadi kalau dihubungkan
dengan diterbitkan nya buku Karl Marx tentang komunisme, untuk melawan
kapitalisme , hanya "amplop" yang bisa mendamaikan kedua
ideiologi kapitalisme dan komunisme tersebut , hehe
memang 'DAMAI' itu indah hehee .
benar ng
He..he..he...
Jawaban saya menyesuaikan dengan komentar Anda-Anda
semua. Anda bercanda, saya lebih bercanda.
Anda serius, saya bisa lebih serius.
RIO
--- [EMAIL PROTECTED] wrote:>
> mungkin idealisme sekarang ini sudah luntur, jadi
> kalau dihubungkan
> dengan diterbitkan nya buku Karl Ma
kalau seriusnya sih idealisme itu lahir dengan majunya
peradaban, kalau idealisme sudah luntur sehingga
mental amplop merajalela, artinya oknum atau instansi yah
tersebut kembali keperadaban zaman batu, karena dia hanya
menggunakan naluri, seperti hewan (sapi) loh ... yang
di
6 matches
Mail list logo
