Tulisan dalam bahasa Inggeris yang diterjemahkan oleh Leo Imanov tidaklah menunjukkan tulisan itu modern dan benar!
Jangankan soal wajib menggunakan jilbab! Sedangkan soal haramnya makan daging babi saja bisa dibalik menjadi wajib jika situasi dan kondisi menyebabkan kita mati kalau tidak makan, misalnya kalau tidak ada makanan dan minuman lain. Jadi kata "wajib dan "haram" dalam ajaran islam itu ada tingkatan- tingkatannya. Dalam urusan jilbab tingkatnya rendah sekali, selain itu dalam konteks ajaran tentang pergaulan antar sesama manusia (Hamblumminan-nas). Yang tinggi tingkatannya itu jika dalam konteks hubungan langsung antara manusia dengan Tuhan (Hablumminal-lah), dan "tinggi"-nya ini pun ada kadarnya. Ayat-ayat yang menyangkut Hablumminan-nas itu selamanya kontekstual. Artinya, ada penyebabnya dan tujuannya. Karenanya, ayat-ayat itu selalu harus dikaitkan dengan Asbabun-nuzul nya masing-masing. Membaca ayat-ayat itu janganlah sekedar membaca apa yang tertulis di dalam Qur'an, agar kita mengerti maknanya yang sebenarnya! Ayat-ayat itu kaya dengan kearifan yang tersembunyi di dalamnya. Membaca ayat-ayat secara harafiah saja tidaklah cukup! Diperlukan kemampuan olah fikir untuk menafsirkannya secara tepat, benar dan berguna dari zaman ke zaman yang selalu berobah tantangannya. Itulah sebabnya dalam Islam ada batasan "Tidak ada agama bagi yang tidak penggunakan fikirannya!" Yang berkaitan dengan jilbab, misalnya, itu disebabkan oleh keluhan wanita-wanita muslim yang kalau jalan di malam hari (yang gelap tampa penerangan lampu jalanan, maklum zaman itu masih kuno!) sering diganggu oleh pria usil. Padahal di jalanan itu ada pria muslim, kok mereka ini tidak melindungi wanita muslim? Pria muslim menjawab, bahwa mereka tidak tahu mana yang muslim mana yang bukan dalam kegelapan malam itu. Jadi, sejak itu turunkalah perintah menggunakan jilbab. Artinya, perintah Allah itu adalah bertujuan agar wanita bisa dikenali mana yang muslim mana yang buka dan kemudian dilindungi oleh pria muslim. Jadi, intinya adalah jilbab untuk melindungi wanita. maklum zaman itu masih berpradaban kuno, wanita selalu identik sebagai yang lemah dan harus dilindungi. Itulah kontekstualitas ayat itu. Bagaimana dengan zaman sekarang? Apakah jilbab bisa melindungi? Nyatanya di Jawa Barat yang penduduk Islamnya besar itu, pernah tersiar berita hangat: gadis berjilbab diperkosa! Inilah inti pertanyaan kita di zaman modern ini, berkaitan dengan ayat tentang jilbab itu: bagaimana caranya melindungi yang lemah, apakah dia itu wanita atau pria? Jawabnya: jilbab bukankah jawabannya! Jawabab secara legal: tugas itu adalah tugas polisi dan penegak hukum. Juga tugas diri masing-masing, misalnya setiap orang (baik pria maupun wanita) hendaknya belajar tekhnik bela diri, misalnya dengan belajar silat, atau Yudo atau Aikido dan sejenisnya. Di negara yang tekhnologinya maju, wanita membawa alat semprot yang isinya merica (atau sejenisnya) yang bisa membutakan mata pria usil beberapa saat. Demikianlah hasil olah fikir manusia yang menggunakan otaknya dengan tajam dalam melakukan analisis atas ayat-ayat dalam Qur'an, sebab otak itu adalah karunia dari Allah yang paling tinggi di dalam hidup kita ini. Jadi, tulisan yang diterjemahkan noleh Leo Imanov ini ternyata isinya sangat ortodox dan kuno. Sepuluh alasan yang diungkapkan itu juga termasuk menunjukkan kedangkalan berfikir si perumusnya. (Siapa sih perumus sepuluh alasan ini? Jangan-jangan itu cuma reka-rekaan Leo Imanov sendiri ah!) Ikra.- ====== --- In ppiindia@yahoogroups.com, Leo Imanov <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > bismi-lLah wa-lhamdu li-lLah wa-shshalatu wa-ssalamu 'ala rasuli- lLah > wa 'ala alihi wa ashhabihi wa ma-wwalah, amma ba'd, assalamu 'alaikum. > wa 'alaikumu-ssalam wa rahmatu-lLahi wa barakatuH. > > mo syering azza nech ama rekans disini. > silah. > kalo bisa atau mau sebarkan jugalach yach. > > wa bi-lLahi-ttaufiq wa-lhidayah, subhanaka-lLahumma wa bihamdiKa > asyhadu alla Ilaha illa Anta, astaghfiruKa wa atubu ilaiK. > wassalamu 'alaikum > > Sepuluh Alasan Untuk Tidak Memakai Jilbab > > Oleh : Dr. Huwayda Ismaeel (Diterjemahkan dari artikel berbahasa > Inggris) > > ALASAN I : Saya belum benar-benar yakin akan fungsi/kegunaan jilbab > > Kami kemudian menanyakan dua pertanyaan kepada saudari ini; Pertama, > apakah ia benar-benar percaya dan mengakui kebenaran agama Islam? > Dengan alami ia berkata, Ya, sambil kemudian mengucap Laa Ilaa ha > Illallah! Yang menunjukkan ia taat pada aqidahnya dan Muhammadan > rasullullah! Yang menyatakan ia taat pada syariahnya. Dengan begitu ia > yakin akan Islam beserta seluruh hukumnya. Kedua, kami menanyakan; > Bukankah memakai jilbab termasuk hukum dalam Islam? Apabila saudari ini > jujur dan dan tulus dalam ke-Islamannya, ia akan berkata; Ya, itu > adalah sebagian dari hukum Islam yang tertera di Al-Quran suci dan > merupakan sunnah Rasulullah SAWW yang suci. Jadi kesimpulannya disini, > apabila saudari ini percaya akan Islam dan meyakininya, mengapa ia > tidak melaksanakan hukum dan perintahnya? > > > > ALASAN II : Saya yakin akan pentingnya jilbab namun Ibu saya > melarangnya, dan apabila saya melanggar ibu, saya akan masuk neraka. > > Yang telah menjawab hal ini adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla > termulia, Rasulullah SAWW dalam nasihatnya yang sangat bijaksana; > “Tiada kepatuhan kepada suatu ciptaan diatas kepatuhan kepada > Allah SWT.” (Ahmad) Sesungguhnya, status orangtua dalam Islam, > menempati posisi yang sangat tinggi dan terhormat. Dalam sebuah ayat > disebutkan; “Sembahlah Allah dan janganlah kamu > mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada > kedua orang Ibu Bapak . . “ (QS. An-Nisa:36). Kepatuhan terhadap > orangtua tidak terbatas kecuali dalam satu aspek, yaitu apabila > berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT. Allah berfirman; “ > dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu > yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti > keduanya…(QS. Luqman : 15) > > Berbuat tidak patuh terhadap orangtua dalam menjalani perintah Allah > SWT tidak menyebabkan kita dapat berbuat seenaknya terhadap mereka. > Kita tetap harus hormat dan menyayangi mereka sepenuhnya. Allah > berfirman di ayat yang sama; “dan pergaulilah keduanya di dunia > dengan baik. Kesimpulannya, bagaimana mungkin kamu mematuhi ibumu namun > melanggar Allah SWT yang menciptakan kamu dan ibumu. > > > > ALASAN III : Posisi dan lingkungan saya tidak membolehkan saya memakai > jilbab. > > Saudari ini mungkin sati diantara dua tipe: dia tulus dan jujur, atau > sebaliknya, ia seorang penipu yang mengatasnamakan lingkungan > pekerjaannya untuk tidak memakai jilbab. Kita akan memulai dengan > menjawab tipe dia adalah wanita yang tulus dan jujur. “Apakah > anda tidak tidak menyadari saudariku tersayang, bahwa wanita muslim > tidak diperbolehkan untuk meninggalkan rumah tanpa menutupi auratnya > dengan hijab dan adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk > mengetahuinya? Apabila engkau, saudariku, menghabiskan banyak waktu dan > tenagamu untuk melakukan dan mempelajari berbagai macam hal di dunia > ini, bagaimana mungkin engkau dapat sedemikian cerobohnya untuk tidak > mempelajari hal-hal yang akan menyelamatkanmu dari kemarahan Allah dan > kematianmu?” Bukankah Allah SWT telah berfirman; “maka > bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak > mengetahui (QS An-Nahl : 43). Belajarlah untuk mengetahui hikmah > menutup auratmu. Apabila kau harus keluar rumahmu, tutupilah auratmu > dengan jilbab, carilah kesenangan Allah SWT daripada kesenangan syetan. > Karena kejahatan dapat berawal dari pemandangan yang memabukkan dari > seorang wanita. > > Saudariku tersayang, apabila kau benar-benar jujur dan tulus dalam > menjalani sesuatu dan berusaha, kau akan menemukan ribuan tangan > kebaikan siap membantumu, dan Allah SWT akan membuat segala > permasalahan mudah untukmu. Bukankah Allah SWT telah berfirman; > “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan > mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang > tiada disangka-sangkanya..”(QS. AtTalaq :2-3). Kedudukan dan > kehormatan adalah sesuatu yang ditentukan oleh Allah SWT. Dan tidak > bergantung pada kemewahan pakaian yang kita kenakan, warna yang > mencolok, dan mengikuti trend yang sedang berlaku. Kehormatan dan > kedudukan lebih kepada bersikap patuh pada Allah SWT dan Rasul-Nya > SAWW, dan bergantung pada hukum Allah SWT yang murni. Dengarkanlah > kalimat Allah; “sesungguhnya orang yang paling mulia diantara > kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara > kamu..”(QS. Al-Hujurat:13).Kesimpulannya, lakukanlah sesuatu > dengan mencari kesenangan dan keridhoan Allah SWT, dan berikan harga > yang sedikit pada benda-benda mahal yang dapat menjerumuskanmu. > > > > ALASAN IV : Udara di daerah saya amatlah panas dan saya tidak dapat > menahannya. Bagaimana mungkin saya dapat mengatasinya apalagi jika saya > memakai jilbab. > > Allah SWT memberikan perumpamaan dengan mengatakan; “api neraka > jahannam itu lebih lebih sangat panas(nya) jikalau mereka > mengetahui..”(QS At-Taubah : 81)Bagaimana mungkin kamu dapat > membandingkan panas di daerahmu dengan panas di neraka jahannam? > Sesungguhnya saudariku, syetan telah mencoba membuat talli besar untuk > menarikmud ari panasnya bumi ini kedalam panasnya suasana neraka. > Bebaskan dirimu dari jeratannya dan cobalah untuk melihat panasnya > matahari sebagai anugerah, bukan kesengsaraan. Apalagi mengingat bahwa > intensitas hukuman dari Allah SWT akan jauh lebih berat dari apa yang > kau rasakan sekarang di dunia fana ini. Kembalilah pada hukum Allah SWT > dan berlindunglah dari hukuman-Nya, sebagaimana tercantum dalam ayat; > “mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula > mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah”(QS. > AN-NABA 78:24-25). Kesimpulannya, surga yang Allah SWT janjikan, penuh > dengan cobaan dan ujian. Sementara jalan menuju neraka penuh dengan > kesenangan, nafsu dan kenikmatan. > > > > ALASAN V : Saya takut, bila saya memakai jilbab sekarang, di lain hari > saya akan melepasnya kembali, karena saya melihat banyak sekali orang > yang begitu. > > Kepada saudari itu saya berkata, “apabila semua orang > mengaplikasikan logika anda tersebut, mereka akan meninggalkan seluruh > kewajibannya pada akhirnya nanti! Mereka akan meninggalkan shalat lima > waktu karena mereka takut tidak dapat melaksanakan satu saja waktu > shalat itu. Mereka akan meninggalkan puasa di bulan ramadhan, karena > mereka tekut tidak dapat menunaikan satu hari ramadhan saja di bulan > puasa, dan seterusnya. Tidakkah kamu melihat bagaimana syetan telah > menjebakmu lagi dan memblokade petunju bagimu? Allah SWT menyukai > ketaatan yang berkesinambungan walaupun hanya suatu ketaatan yang > sangat kecil atau dianjurkan. Lalu bagaimana dengan sesuatu yang > benar-benar diwajibkan sebagaimana kewajiban memakai jilbab? Rasulullah > SAWW bersabda; “Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah > perbuatan mulia yang terus menerus, yang mungkin orang lain anggap > kecil.” Mengapa kamu saudariku, tidak melihat alasan mereka yang > dibuat-buat untuk menanggalkan kembali jilbab mereka dan menjauhi > mereka? Mengapa tidak kau buka tabir kebenaran dan berpegang teguh > padanya? Allah SWT sesungguhnya telah berfirman; “maka kami > jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan > bagi mereka yang datang di masa kemudian, serta menjadi pelajaran bagi > orang-orang yang bertakwa”(QS. AL BAQARAH 2:66) Kesimpulannya, > apabila kau memgang teguh petunjuk dan merasakan manisnya keimanan, kau > tidak akan meninggalkan sekali pun perintah Allah SWT setelah kau > melaksanakannya. > > > > ALASAN VI : Apabila saya memakai jilbab, maka jodohku akan sulit, jadi > aku akan memakainya nanti setelah menikah. > > Saudariku, suami mana pun yang lebih menyukaimu tidak memakai jilbab > dan membiarkan auratmu di depan umum, berarti dia tidak mengindahkan > hukum dan perintah Allah SWT dan bukanlah suami yang berharga sejak > semula. Dia adalah suami yang tidak memiliki perasaan untuk melindungi > dan menjaga perintah Allah SWT, dan jangan pernah berharap tipe suami > seperti ini akan menolongmu menjauhi api neraka, apalagi memasuki surga > Allah SWT. Sebuah rumah yang dipenuhi dengan ketidak-taatan kepada > Allah SWT, akan selalu menghadapi kepedihan dan kemalangan di dunia > kini dan bahkan di akhirat nanti. Allah SWT bersabda; “dan > barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya > penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari > kiamat dalam keadaan buta”(QS. TAHA 20:124) Pernikahan adalah > sebuah pertolongan dan keberkahan dari Allah SWT kepada siapa saja yang > Ia kehendaki. Berapa banyak wanita yang ternyata menikah sementara > mereka yang tidak memakai jilbab tidak? > > Apabila kau, saudariku tersayang, mengatakan bahwa ketidak- tertutupanmu > kini adalah suatu jalan menuju sesuatu yang murni, asli, yaitu > pernikahan. Tidak ada ketertutupan. Saudariku, suatu tujuan yang murni, > tidak akan tercapai melalui jalan yang tidak murni dan kotor dalam > Islam. Apabila tujuannya bersih dan murni, serta terhormat, maka jalan > menuju kesana pastilah harus dicapai dengan bersih dan murni pula. > Dalam syariat Islam kita menyebutnya : Alat atau jalan untuk mencapai > sesuatu, tergantung dari peraturan yang ada untuk mencapai tujuan > tersebut. Kesimpulannya, tidak ada keberkahan dari suatu perkawinan > yang didasari oleh dosa dan kebodohan. > > > > ALASAN VII : Saya tidak memakai jilbab berdasarkan perkataan Allah SWT > : “dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu > menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”(QS.Ad-Dhuhaa 93: 11). > Bagaimana mungkin saya menutupi anugerah Allah berupa kulit mulus dan > rambutku yang indah? > > Jadi saudari kita ini mengacu pada Kitab Allah selama itu mendukung > kepentingannya dan pemahamannya sendiri ! ia meninggalkan tafsir > sesungguhnya dibelakang ayat itu apabila hal itu tidak menyenangkannya. > Apabila yang saya katakan ini salah, mengapa saudari kita ini tidak > mengikuti ayat : “janganlah mereka menampakkan perhiasannya > kecuali yang nampak daripadanya”(QS An-Nur 24: 31] dan sabda > Allah SWT: “katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak > perempuanmu dan istri-istri orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan > jilbabnya..” (QS Al-Ahzab 33:59). Dengan pernyataan darimu itu, > saudariku, engkau telah membuat syariah sendiri bagi dirimu, yang > sesungguhnya telah dilarang oleh Allah SWT, yang disebut at-tabarruj > dan as-sufoor. Berkah terbesar dari Allah SWT bagi kita adalah iman dan > hidayah, yang diantaranya adalah menggunakan hijab. Mengapa kamu tidak > mempelajari dan menelaah anugerah terbesar bagimu ini? Kesimpulannya, > apakah ada anugerah dan pertolongan terhadap wanita yang lebih besar > daripada petunjuk dan hijab? > > > > ALASAN VIII : Saya tahu bahwa jilbab adalah kewajiban, tapi saya akan > memakainya bila saya sudah merasa terpanggil dan diberi petunjuk > oleh-Nya. > > Saya bertanya kepada saudariku ini, rencana atau langkah apa yang ia > lakukan selama menunggu hidayah, petunjuk dari Allah SWT seperti yang > dia katakan? Kita mengetahui bahwa Allah SWT dalam kalimat-kalimat > bijak-Nya menciptakan sebab atau cara untuk segala sesuatu. Itulah > mengapa orang yang sakit menelan sebutir obat untuk menjadi sehat, dan > sebagainya. Apakah saudariku ini telah dengan seluruh keseriusan dan > usahanya mencari petunjuk sesungguhnya dengan segala ketulusannya, > berdoa, sebagaimana dalam surah Al-Fatihah 1:6 “Tunjukilah kami > jalan yang lurus” serta berkumpul mencari pengetahuan kepada > muslimah-muslimah lain yang lebih taat dan yang menurutnya telah diberi > petunjuk dengan menggunakan jilbab? Kesimpulannya, apabila saudariku > ini benar-benar serius dalam mencari atau pun menunggu petunjuk dari > Allah SWT, dia pastilah akan melakukan jalan-jalan menuju pencariannya > itu. > > ALASAN IX : Belum waktunya bagi saya. Saya masih terlalu muda untuk > memakainya. Saya pasti akan memakainya nanti seiring dengan penambahan > umur dan setelah saya pergi haji. > > Malaikat kematian, saudariku, mengunjungi dan menunggu di pintumu kapan > saja Allah SWT berkehendak. Sayangnya, saudariku, kematian tidak > mendiskriminasi antara tua dan muda dan ia mungkin saja datang disaat > kau masih dalam keadaan penuh dosa dan ketidaksiapan Allah SWT > bersabda; “tiap umat mepunyai batas waktu; maka apabila telah > datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun > dan tidak dapat (pula) memajukannya” (QS Al-An’aam 7:34] > saudariku tersayang, kau harus berlomba-lomba dalam kepatuhan pada > Allah SWT; “berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan > dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumu..” (QS > Al-Hadid 57:21) saudariku, jangan melupakan Allah SWT atau Ia akan > melupakanmu di dunia ini dan selanjutnya. Kau melupakan jiwamu sendiri > dengan tidak memenuhi hak jiwamu untuk mematuhi-Nya. Allah mengatakan > tentang orang-orang yang munafik, “dan janganlah kamu seperti > orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa > kepada diri mereka sendiri” (QS Al-Hashr 59: 19) saudariku, > memakai jilbab di usiamu yang muda, akan memudahkanmu. Karena Allah SWT > akan menanyakanmu akan waktu yang kau habiskan semasa mudamu, dan > setiap waktu dalam hidupmu di hari pembalasan nanti.Kesimpulannya, > berhentilah menetapkan kegiatanmu dimasa datang, karena tidak seorang > pun yang dapat menjamin kehidupannya hingga esok hari. > > > > ALASAN X : Saya takut, bila saya memakai jilbab, saya akan di-cap dan > digolongkan dalam kelompok tertentu! Saya benci pengelompokan! > > Saudariku, hanya ada dua kelompok dalam Islam. Dan keduanya disebutkan > dalam Kitabullah. Kelompok pertama adalah kelompok / tentara Allah > (Hizbullah) yang diberikan pada mereka kemenangan, karena kepatuhan > mereka. Dan kelompok kedua adalah kelompok syetan yang terkutuk > (hizbush-shaitan) yang selalu melanggar Allah SWT. Apabila kau, > saudariku, memegang teguh perintah Allah SWT, dan ternyata > disekelilingmu adalah saudara-saudaramu yang memakai jilbab, kau tetap > akan dimasukkan dalam kelompok Allah SWT. Namun apabila kau memperindah > nafsu dan egomu, kau akan mengendarai kendaraan Syetan, > seburuk-buruknya teman. > > > > KESIMPULAN > > Tubuhmu, dipertontonkan di pasar para syetan dan merayu hati para pria. > Model rambut, pakaian ketat yang mempertontonkan setiap detail tubuhmu, > pakaian-pakaian pendek yang menunjukkan keindahan kakimu, dan semua > yang dapat membangkitkan amarah Allah SWT dan menyenangkan syetan. > Setiap waktumu yang kau habiskan dalam kondisi ini, akan terus semakin > menjauhkanmu dari Allah SWT dan semakin membawamu lebih dekat pada > syetan. Setiap waktu kutukan dan kemarahan menuju kepadamu dari surga > hingga kau bertaubat. Setiap hari membawamu semakin dekat kepada > kematian. “tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan > sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. > Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka > sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain dari > kesenangan yang memperdayakan”(QS Ali ‘Imran 3:185). > Naikilah kereta untuk mengejar ketinggalan, saudariku, sebelum kereta > itu melewati stasiunmu. Renungkan secara mendalam, saudariku, apa yang > terjadi hari ini sebelum esok datang. Pikirkan tentang hal ini, > saudariku, sekarang, sebelum semuanya terlambat ! > > "Fa maadza ba'da-lhaqq, illa-dl_dlalaal" > > Leo Imanov > Abdu-lLah > AllahsSlave > phone: +49 241 1 89 93 69 > mobile: +49 1 76 63 01 56 79 > > > ___________________________________________________________ > Yahoo! Answers - Got a question? Someone out there knows the answer. Try it > now. > http://uk.answers.yahoo.com/ >