http://www.antara.co.id/seenws/?id=42686

Oleh Ella Syafputri

Jakarta (ANTARA News) - Di antara lebih dari satu miliar orang yang 
meyakini Allah sebagai Tuhan semesta alam dan Nabi Muhammad sebagai 
rasul-Nya, pencapaian surga pada kehidupan yang kekal tak jarang 
menjadi alasan pembenar untuk "bercerai" sesama umat, bahkan saling 
bunuh.

Atas nama surga, ada orang yang memilih meninggalkan sekolah, 
keluarga, dan pekerjaannya untuk menyampaikan dakwah dari pintu ke 
pintu, dari satu kota ke kota lain, bahkan dari satu negara ke 
negara lain.

Metode "mengejar" surga yang dipraktikkan oleh Jamaah Tabligh itu 
menjadi pembuka novel karya Ziauddin Sardar, yang lahir pada tahun 
1951 di Dipalpur, Pakistan Utara, kemudian sejak kanak-kanak 
beremigrasi dengan keluarganya ke London, Inggris.

"Pengikut Tabligh hanyalah satu di antara banyak kelompok dalam 
Islam. Setiap kelompok memiliki formula tentang surga di dunia dan 
Hari Akhir, juga mewakili garis pandangan, kekuatan, sekaligus 
tantangan yang berbeda," tulis Sardar, yang juga dikenal sebagai 
pakar teknologi informasi, jurnalis, dan dosen.

Peristiwa yang membangunkan surga bagi Sardar terjadi saat ia 
berusia 20-an.

Kunjungan dua orang penggiat Jamaah Tabligh membukakan "jendela" 
pemahaman Sardar tentang apa itu surga dan bagaimana orang-orang 
pendamba surga mengejar impiannya.

Dalam buku catatan perjalanannya, Sardar merunut sejarah beberapa 
aliran besar dan gerakan yang ada dalam Islam, antara lain Ikhwanul 
Muslimin (Persaudaraan Muslim) di Mesir dan Jamaah al Islami di 
Pakistan -- dua organisasi gerakan Muslim yang paling berpengaruh 
terhadap berbagai pergerakan Muslim di seluruh dunia.

Selain menyajikan pengalaman pribadi, Sardar juga memadatkan sejarah 
tokoh-tokoh Islam, mahzab, intelektual Muslim, dan kritikan terhadap 
pola mistisme dalam Islam (sufi) yang tak jarang merenggut seseorang 
dari kehidupan sosial yang normal.

"Aku menyaksikan bagaimana Syekh Nadzim membawa adik laki-lakiku 
kepada kebangkrutan ekonomi, pengabaian keluarga, dan penolakan 
total. Setelah mengikuti ordo selama dua dekade, dia mengeluh bahwa 
Syekh telah mengambil alih hidupnya," tulis Sardar.

Kisah pencarian surga Sardar sangat diperkaya dengan berbagai 
catatan kejayaan Islam pada masa lalu. Ia menyebutkan tentang 
kecemerlangan Al Kindi, Al Razi, dan Al Ghazali yang telah 
memanusiawikan Eropa.

Namun berbagai cerita muram di negeri-negeri Islam, seperti Irak, 
Syria, Mesir, Turki, dan Malaysia pun tak luput dari pengembangan 
ide pencarian surga yang menjiwai novel Sardar.

Bab lain yang juga ditulis apik oleh dosen di Universitas City, 
London, ini adalah tentang kondisi Mekah yang demikian tak 
terkendali bila musim haji tiba.

Padatnya lalu lintas jamaah, kepulan asap dari cerobong knalpot 
kendaraan, sesak manusia di semua lokasi ritus wajib, semuanya 
dibuat simulasi untuk kemudian ditunjukkan kepada para petinggi Arab 
Saudi. 

Namun betapa kecewanya Sardar ketika melihat pengunjung presentasi 
terkesan dengan teknologi tim peneliti, namun tidak dengan hasilnya.

Di bagian tengah cerita, Sardar memberikan perhatian yang sangat 
mendalam terhadap Revolusi Islam di Iran dan sekularisasi ala Turki.

Dengan gaya bercerita yang menampilkan diskusinya dengan orang lain, 
atau sesama pemerhati, kontributor berkala "New Statesment" tersebut 
menunjukkan dukungan serta penolakannya terhadap dua peristiwa besar 
itu.

Saat dikurung akibat memasuki Iran tanpa visa, Sardar berpikir bahwa 
revolusi di Iran tidak mengukuti revolusi yang dicontohkan Nabi 
Muhammad ketika kembali ke Mekkah setelah pengasingannya di Medinah.

"Nabi Muhammad memaafkan semua yang menentang `revolusinya`, 
sementara Ayatullah Khomeini membiarkan balas dendam menyebar," 
tulis dia.

Otokritik

Bagi sebagian orang, buku Sardar menawarkan berbagai otokritik 
terhadap umat Muslim di seluruh dunia, dengan pengalamannya masing-
masing tentu saja.

Lewat goresan penanya, Sardar "membedah" titik-titik lemah beragam 
pandangan yang dianut aliran-aliran Islam lewat metode tanya-jawab 
atau refleksi pemikiran. 

Revolusi Islam ala Iran, misalnya, boleh jadi cocok untuk diterapkan 
di negeri Persia, tapi penulis berpikir revolusi Iran tidak lantas 
harus diterapkan di semua negeri berpenduduk Muslim.

Sekularisme di Turki juga. Sardar menyadari betul bahwa proses 
pemisahan agama dari kehidupan sehari-hari yang dipraktikkan di 
daratan Eropa adalah gerakan yang disebabkan oleh alasan yang 
berbeda dengan latar belakang Ataturk "menyihir" Turki menjadi 
negeri yang sekuler.

Sekularisasi di Turki berasal dari kerendahdirian orang Turki. Rasa 
rendah diri terhadap Barat yang berkembang sejak kekalahan militer 
dari kekuasaan Eropa tahun 1699 dan 1718.

Di bagian lain buku Sardar, terdapat bab yang secara 
khusus "memuntahkan" berbagai penolakan terhadap "Ayat-ayat Setan" 
karya Salman Rushdie.

Ia mengaku setiap kata, setiap ejekan, dan setiap hinaan dalam "Ayat-
ayat Setan" dirasakannya sebagai serangan pribadi, karena "Nabi 
Muhammad-lah yang memberikan alasan utama menjadi Muslim."

Namun kemarahan terhadap Salman Rushdie tidak lantas Sardar biarkan 
menjadi amarah yang memusnahkan secara membabi buta.

Buku dilawan dengan buku, begitulah prinsipnya meniru tradisi Islam 
yang dicontohkan oleh intelektual kenamaan Al Ghazali dan Ibnu 
Rushdi.

Berbicara surga, Sardar juga berbicara tentang multikulturalisme di 
dalam Islam itu sendiri dan lingkungan yang ditinggali umat Muslim.

Sebagai contoh, ia merekam perkembangan Malaysia di tengah geliat 
multikulturalisme era Perdana Menteri Mahathir Muhammad dan Wakil 
Perdana Menteri Anwar Ibrahim.

Bagi Sardar, sosok Anwar Ibrahim adalah sosok intelektual Muslim 
yang seharusnya tersebar banyak di setiap negeri-negeri Muslim.

Dengan kadar kepedulian dan kesigapannya melihat kebobrokan korupsi 
di balik pertumbuhan pesat Malaysia, seorang ahli genetik yang 
berkawan dengan Sardar, bahkan memiliki ide bahwa seharusnya Anwar 
Ibrahim dikloning bila ingin melihat masyarakat Muslim kembali 
meraih kejayaan.

Namun sekali lagi pencarian itu harus menemui perhentian, karena 
Anwar Ibrahim kemudian "dilumatkan" karir politiknya oleh rejim yang 
dulu sempat menjadikan Anwar sebagai anak emas calon pengganti 
pemimpin negeri.

"Perjalanan mengarahkanku pada kesimpulan yang tak dapat dihindari: 
surga Muslim bukanlah tempat kedatangan, melainkan sebuah 
pengembaraan. Sebagaimana kita tidak dapat berhenti untuk hidup, 
kita juga tidak dapat berhenti mencari surga. Tapi pencarian adalah 
proses `menjadi` yang berkesinambungan. Aku menemukan semua surga 
yang gagal, berdasarkan keimanan yang salah tentang kedatangan kita 
di sana," tulisnya. Selamat mengembara bersama Sardar!


Judul : "Desperately Seeking Paradise: Jorneys of A 

Sceptical Muslim" 

yang dialih bahasakan menjadi "Kisah Perjalanan 

Hidup Seorang Muslim Skeptis"
Alih bahasa : Risa Praptono
Penulis : Ziauddin Sardar
Penyunting : Tim Diwan
Halaman : vii + 485 halaman 
Penerbit : PT. Diwan Publishing
Cetakan pertama : Februari 2006





***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke