22.06.2005

Rice tuntut demokratisasi di Mesir

Oleh: Berndt Riegert dari Berlin

(Rice tuntut demokratisasi Mesir)

Dalam kunjungannya di Mesir setelah sebelumnya sempat
singgah di Israel dan Riyadh, menteri luar negeri
Amerika Serikat, Condoleezza Rice menuntut
demokratisasi negara tsb. Rice menekankan adanya
kesamaan peluang bagi semua kandidat di dalam pemilu
presiden di bulan September mendatang. Sejauh ini,
penguasa di Mesir menolak tuntutan semacam itu.

Dalam kunjungannya di Kairo Rice juga mengakui, selama
60 tahun Washington lebih memusatkan perhatian pada
stabilitas di Timur Tengah, dan karenanya mengabaikan
demokrasi. Akan tetapi, baik stabilitas maupun
demokrasi, tidak berhasil diterapkan di Timur Tengah.
Sekarang, AS memutuskan, memprioritaskan dukungan bagi
gerakan dan upaya demokrasi. Tegasnya, sekarang hendak
diakhiri dukungan terhadap rezim atau penguasa yang
tidak demokratis. Mulai sekarang, AS akan lebih
berkonsentrasi, membantu keinginan rakyat untuk
melakukan terobosan. 

Di Kairo maupun di Riyadh, angin baru dari Washington
itu tidak disambut dengan bersemangat. Selama ini,
kedua negara tsb menampilkan diri, sebagai sahabat dan
mitra terpercaya Amerika Serikat di dunia Arab. Dan
tekanan terhadap kebebasan rakyat, yang merupakan
kebiasaan sehari-hari di kedua negara, dapat dengan
mudah ditampilkan sebagai bagian dari kerjasama dengan
Washington. Semua hal, yang membahayakan kekuasaan
negara di Mesir atau Arab Saudi, juga membahayakan
kerjasama dengan Washington, dan dengan begitu
mengancam kepentingan AS di kawasan tsb. 

Cara berpikir semacam itu, beberapa dekade lamanya
menjadi instrumen istimewa, untuk mempertahankan
kekuasaan, memberikan sanksi kepada AS serta menekan
kelompok yang memiliki pendapat berbeda. Sekarang,
Washington menuntut hal yang sebaliknya, yaitu lebih
banyak kebebasan dan keterbukaan. Tentu saja tuntutan
tsb menyebabkan mitra di Kairo dan Riyadh merasa
gamang. Presiden Mesir, Hosni Mubarak, dengan amat
berat hati memang sudah mengumumkan, dalam pemilu
mendatang, minimal mengakui adanya satu calon
tandingan. Tetapi baginya sudah jelas, dalam pemilu
mendatang hanya boleh ada satu pemenang, yakni dia
sendiri. Dan di masa depan, anaknya yang harus
menggantikan jadi presiden. Demokrasi bagi Mubarak
adalah sesuatu yang dapat diwariskan.

Di Arab Saudi, kondisinya jauh lebih jelas lagi.
Sebuah kerajaan yang menggurita dan memiliki hak
istimewa hampir tidak ada batasnya, yang terus
mencegah demokratisasi, bagi golongan menengah yang
kini semakin dewasa. Secara pro-forma, memang terdapat
sebuah parlemen, dan belum lama ini juga digelar
pemilu komunal. Tetapi, semua itu belum benar-benar
mengikutsertakan rakyat, melainkan, hanya sebagai
tugas basa-basi dari penguasa. Semua tidak ada
kaitannya dengan demokrasi. Walaupun pelaksanaannya,
memang merupakan langkah yang benar. Dan sekarang,
datang utusan dari Washington yang menyinggung
kekurangan tsb. Seolah-olah, di negara lain di kawasan
itu sudah terdapat demokrasi, dan seolah-olah rezim
lainnya merupakan pengikut AS yang jauh lebih baik. 

Kenyataanya Palestina yang sama-sama bangsa Arab dapat
melaksanakan pemilu bebas, dan melakukan perubahan. Di
Irak, walaupun terdapat ancaman bahaya, rakyat ikut
memilih. Di Libanon, digelar pemilu dan di Iran juga
terdapat gerakan. Dengan latar belakang seperti itu,
adalah lebih dari tepat, jika Washington akhirnya
mengambil sikap terhadap mitra paling eratnya di
kawasan itu, dan mengingatkan mereka pada aturan
permainan yang berlaku. Memang peringatan semacam itu,
datang terlambat beberapa dekade. Sebab, di kelompok
Islam, AS dipandang sebagai pendukung utama diktator
Arab. Akan tetapi, lebih baik terlambat, daripada
tidak samasekali. Kini tinggal harapan, bahwa
kata-kata menteri luar negeri AS, bukan hanya
deklamasi kosong. Melainkan keinginan serius, untuk
mempengaruhi supaya pada akhirnya situasi menjadi
lebih baik. Walaupun demikian, Rice sebaiknya juga
harus menyadari bahwa menggoyang kekuasaan di Timur
Tengah, khususnya Mesir dan Arab Saudi, sama
berbahayanya dengan membahayakan kepentingan AS di
Timur Tengah. Akan ada jaminan, AS akan berguncang
jika terlalu memaksakan agenda perubahannya terhadap
para Sultan di Timur Tengah. Bila para Sultan tsb
bertindak, maka cita-cita menjadikan abad 21 sebagai
abadnya Amerika, tinggallah kenangan. 



__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to