SEBUAH DIALOG

DI SEBUAH MAKAM


( Prolog: Catatan dan Kenangan..... )


( 1 )


( Oleh: Rondang Erlina Marpaung )

HARI INI TGL 25 APRIL 2005 - hari ulang tahunmu yang ke 69. Kau 
dilahirkan di Lhok Sukon, Aceh Utara, 25 April 1936. Aku dan Nyala 
meletakkan karangan bunga dan kartu ucapan selamat ulang tahun di 
makammu. Kami berdua menyalakan lilin. Happy birthday to you ..... 
Selamat hari ulang tahun abangku, papaku yang tercinta. Selimut salju 
yang begitu tebal tidak lagi menyelimuti makammu di S:t Botvids 
Kyrkogård, Huddinge. Namun udara masih tetap terasa dingin. Dan musim 
semi kali ini jauh lebih dingin dibandingkan dengan musim semi tahun-
tahun sebelumnya... Mataku menatap jauh.....jauh ... nun jauh di 
kedalaman bumi.... - kau berkemeja Aceh - berkopiah hitam, terbaring 
sepi dalam sebuah keranda yang indah.... keranda pilihan kami berdua -
 aku dan Nyala.. 

ABANG, tgl. 28 Oktober 2004 jam.02.30 pagi subuh adalah detik-detik 
yang paling menghunjam dan menguras hatiku dan Nyala. Kau terbaring 
di rumah sakit Huddinge dan kau sudah tidak sadar. Kami berdua duduk 
di kiri - kananmu di samping tempat tidurmu. Nyala menggenggam 
tanganmu ayahandanya yang tercinta dan membawa ke pipinya sambil ke 
dua belah matanya berkaca-kaca menatap kau dalam-dalam.. Aku duduk di 
samping kananmu menggenggam tanganmu, tanganku yang sebelah lagi 
membelai-belai dadamu. Abang, bisikku, lihat bulan di balik jendela 
begitu bersinar cahayanya menembus memasuki ruang kamarmu. Apakah dia 
menunggumu dan akan menjemputmu ?! Apakah bintang-bintang yang begitu 
banyak bertebaran di langit biru akan mengawalmu pergi meninggalkan 
bumi ini ?! Wahai Abang, kalau kau harus pergi - pergilah abang, 
pergilah dengan tenang... Kami harus rela melepaskan kepergianmu. 
Jangan kau khawatir abang tentang kami. Tenanglah kau.....

Mulutmu bergerak-gerak ke arah Nyala seakan kau ingin memberitahukan 
sesuatu. Setelah itu kau membuka kedua belah matamu lebar-lebar , 
menarik nafas pelan-pelan. Kedua belah matamu dan kedua belah 
lembaran bibirmu saling mengatup perlahan-lahan bagaikan sebuah layar 
di atas panggung - layar yang menutup sebuah perjalanan kehidupan 
anak manusia. Seolah kau hendak menyampaikan sebuah pesan kepada aku 
dan Nyala : - Sayangku, aku anak manusia harus kembali ke 
asalnya.....Aku berhenti bernafas. Jasadku harus bersatu dengan bumi 
ini - jiwaku kembali ke dunia asal... Isteriku .., Nyala..anakku... 
perjalanan kalian masih panjang. Teruskanlah perjalanan ini. Di 
manapun kalian berada, hati-hatilah setiap menjejakkan langkah di 
bumi fana ini......, jangan seperti aku......!"

Dr. datang memeriksa kau, lalu dengan tenang dan hati-hati 
Dr.mengatakan: - Afif sudah pergi.....", sambil melihat kami dengan 
muka sedih.

Aku bertanya pada Dr.: - Dr. mengapa Afif bisa kena kanker!? Apa yang 
menyebabkan itu ?! 

Dr..... menjawab :- Keadaan lingkungan yang jelek , udara yang tidak 
bersih dan gas dari tanah.. Dan kanker ini , kanker ganas yang 
bernama Abidino... dan belum ada obatnya... 

ABANG, kau adalah teman hidupku yang baik yang penuh cita-cita hingga 
akhir hayatmu.. Seorang bapak yang baik untuk anakku. Pada tahun-
tahun pertama permulaan perkawinan kita, aku jatuh sakit. Dua bulan 
tinggal di rumah sakit di Peking. Kau datang menjengukku . Wajahmu 
penuh kekhawatiran, takut jiwaku melayang meninggalkan kau di muka 
bumi ini. Kau mendekati aku dan berkata dengan wajah sedih: - Maaf 
sayang, aku pakai celana dalammu, sutra merah jambu, indah, lembut", 
katamu sambil membuka celana panjangmu dan memperlihatkan celana 
dalamku itu. Pada tahun-tahun berikutnya aku hamil. Ketika hamilku 
berusia delapan bulan, pada satu malam kau berteriak-teriak : - Anak 
kita sudah lahir....anak kita sudah lahir.... ". Aku terkejut dan 
terbangun dan sambil melihat ke perutku yang masih tetap - besar dan 
bulat. - - Kau mimpi bang, kataku . Anak itu perempuan atau laki-
laki ?!"

Jawabmu : - Aku tidak tahu. Larinya kencang sekali.. Dia telanjang 
bulat....dia tertawa-tawa mempermainkan aku, dia ingin aku 
kejar.....aku tangkap...."

AKU MENYIMPAN kenangan indah tentang dikau, abang. Masih ikatkah kau 
abang , tahun 2001 sore hari ketika kita saling bergandengan tangan 
sedang berjalan menuju ke sebuah gedung di Medbörjarplatsen untuk 
menghadiri rapat laporan tahunan PEN Club, tiba-tiba seorang gadis 
muda Swedia dengan membawa tustel berlari cepat dan berdiri- 
menghadang kita: 


- Maaf , katanya, nama saya Liza. Itu di seberang sana bos saya Lena 
menyuruh saya mengejar kalian. Maukah kau ( dia tanya kau 
bang ), .jadi reklam untuk IKEA ? " Kau terdiam hampir menolak, tapi 
langsung aku jawab: - Ya, mau. Mengapa tidak ?!" Lantas aku bilang 
pada kau bang, bahwa kita harus mendorong dan menyokong usaha gadis-
gadis muda itu. Selain itu aku juga ingin melihat langsung bagaimana 
cara kerja mereka di lapangan. ..... Mungkin wanita-wanita muda 
pencari model itu tertarik pada kau karena kau seorang pemuda yang 
neces dan sangat dandy. 

Kita berdua punya bidang, lapangan dan cita-cita yang sama. 
Sastrawan, penulis, jurnalis , berkecimpung di berbagai bidang seni 
dan budaya, berbagai ilmu dan politik-ekonomi. Kita berdua saling 
berdiskusi , berdebat... dan saling mendorong dan saling penuh 
pengertian satu-sama lainnya.. Kita membina rumah tangga bersama, 
mendidik putri tunggal kita bersama. Ada masalah kita pecahkan 
bersama.....Kita berdua berlainan suku bangsa, Batak dan Aceh. Aku 
mempertahankan nama dan margaku Marpaung dalam bidang karierku sama 
seperti masa mudaku, masa remaja dan masa anak SD di Indonesia 
sebagai penulis cerita pendek, jurnalist, pemain teater, deklamatris 
dll. Dan kau ingin supaya orang tahu bahwa isterimu itu adalah orang 
batak Marga Marpaung . Kau malah mendorong itu. Aku dilahirkan dari 
keluarga Kristen Protestant dan kau dilahirkan dari keluarga Muslim. 
Masih ingatkah kau abangku, seorang teman berasal dari India pernah 
bertanya kepada kita, mengapa kita bisa menjadi suami-isteri ?! 
Lantas aku menjawab:- Karena Cinta dan Cita-cita... Dan kita menikah 
di kantor cacatan sipil...di Peking. Aku merasakan begitu juga kau, 
dua agama dalam kehidupan kita menambah kehidupan kita kaya tentang 
pengenalan dunia, ilmu dan kehidupan kita terasa indah dan romantis. 

KETIKA KITA berada di RRT pada hari Natal kau menemani aku ke Gereja 
dan kau membantu aku memasang pohon Natal di rumah, karena ini 
merupakan suatu tradisi ketika aku tinggal bersama orang tuaku di 
Jakarta. Dan kau mengerti. Pada waktu hari Raya Idul kurban di 
Guangzhou, kita bertiga , aku, Nyala dan kau pergi ke Mesjid. Ketika 
Comite TimorTimur tahun l995 di Swedia menyambut Uskup Belo Pemenang 
Hadiah Nobel Perdamaian dengan sebuah acara di sebuah Gereja di 
Medbörgarplatsen, kita datang di undang hadir. Uskup Belo langsung 
memimpin kebaktian di gereja itu kemudian dilanjutkan dengan 
perjamuan suci - penyuguhan meneguk anggur. Kau pun ikut maju dalam 
barisan dan meneguk anggur yang disuguhkan Uskup Bela. Aku sungguh 
terkejut. Langsung aku tegur kau:- Bang, yang bisa meneguk anggur itu 
hanya mereka yang sudah naik Sidhi macam aku. Tadi aku sudah juga 
meneguk anggur itu. Kau pun hanya tersenyum: - Aku maju ke depan 
ingin menyalami beliau, mengucapkan selamat, tapi kemudian beliau 
menyungguhkan minuman anggur kepadaku. Masa aku tidak minum , itu kan 
tidak baik dan tidak sopan .....".

ABANG, kepergianmu untuk selamanya dari muka bumi ini - dari bumi 
Viking, menimbulkan kenangan dan catatan yang penuh arti bagi kami 
berdua aku dan Nyala. Sepanjang jalan di pagi subuh sepi dari rumah 
sakit menuju pulang bulan bundar bersinar terang di kelilingi oleh 
bintang-bintang yang gemerlapan seolah-olah mengawal kami berdua di 
sepanjang perjalanan pulang. 

Begitu sampai di rumah ,Nyala membanting dirinya di kursi. Menutup 
wajahnya dengan kedua belah tangannya , menangis sambil berteriak 
histeris - hatinya sangat luka sekali: - Mengapa papa saya yang 
begitu baik harus mati. harus pergi selamanya.... Tuhan tidak ada 
lagi - yang berkuasa sekarang ini setan .........!" Dia menangis..... 
Aku sungguh terkejut . Semua diluar dugaanku. Sambil menantap dia 
dengan hati-hati, aku berkata : - Bukan masalah itu yang harus kita 
pecahkan sekarang , Nyala. Mama sekarang berfikir kita harus 
menganalisa mengapa papamu yang sehat itu diserang kanker ganas dan 
kanker itu berkembang sangat cepat setiap detik. Kita harus analysa 
keadaan dia sendiri bagaimana, lingkungan dia dalam pergaulan selama 
ini , kegiatan dia selama ini . Masih ingatkah kau Nyala, pada suatu 
malam papamu pulang dari sebuah rapat pertemuan dengan muka sedih. 
Lantas mama duduk di samping kanannya dan kau duduk di samping 
kirinya. Papamu langsung merangkul bahu kita berdua dan berkata: - 
Untung masih ada kalian berdua, sayang......". Nyala menghapus air 
matanya sambil memandang aku.


- Besok kita pergi dulu ke Biro-biro pemakaman yang ada di Huddinge", 
kataku , kemudian baru kita menetapkan Biro Pemakaman mana yang kita 
pilih.....dan kemudian kita menyusun acaranya harus yang bagaimana 
yang baik dan yang tepat.

ABANG, TIGA BULAN kau di rumah bersama kami sesudah kau pulang cuti 
dari Guangzhou. Kau masih sibuk melihat internet, membalas e-mail 
sahabat-sahabatmu. Menulis artikel yang berjudul " Pram dan Hadiah 
Nobel". ....Delapan hari kau terbaring di rumah sakit , kau masih 
minta copian berita-berita terbaru dari Internet. Semangatmu tetap 
menggebu-gebu. Meskipun kau tidak mengatakan tapi dari sikapmu dan 
penampilanmu kau tidak siap untuk meninggalkan bumi ini. Kau merasa 
sedih karena masih banyak perkerjaan yang belum selesai dan harus 
dikerjakan. Kau tidak rela meninggalkan aku dan Nyala. Masih berkesan 
bagiku saat-saat menjelang kau masuk rumah sakit. Kita berdua masih 
sempat berbelanja di Flemingsberg Centrum. Kau pilih Ikan dan yang 
lain-lain. Aku membawanya dengan kereta belanja yang penuh. Kau mau 
merebut kereta belanjaan itu dan berkata dengan nada kesal:

- Aku ini jadi orang Arab!" 

- Lho, mengapa kau bilang begitu ?!"

- Karena membiarkan istriku menarik sendiri kereta belanja !" Dan kau 
hendak merebut kereta belanja itu dari tanganku. Dengan tenang aku 
membujuk kau : - Bang, kau sedang sakit. Kita jalanlah pelan- pelan, 
ya. Begitu terasa lelah dan sakit, kita berhenti dan duduk di bangku 
di bawah pohon itu. Lihat pemandangan di sekitar begitu indah. Burung-
burung berloncatan dekatmu seolah ingin bercanda dengan kau. Berbagai 
pepohonan dengan daun-daun yang indah bentuknya dibelai-belai angin , 
melentur, meliuk menimbulkan inspirasi sajak bukan !? Memang kau 
tidak suka kalau isterimu sibuk dengan urusan rumah tangga , 
tenggelam dalam urusan-urusan dapur. Kau selalu bilang kepadaku: - 
Jangan lupa tulisanmu. Tugasmu menulis jangan lupa itu. Bahkan 
menjelang kau masuk rumah sakit kau masih menanyakan : - Bagaimana 
tentang persiapan bukumu tentang September ...., sudah sampai di 
mana .... ?!" Lantas aku jawab: - Tenanglah Abang, sekarang ini aku 
memusatkan perhatian dan pikiran kepadamu..."

ABANG, agaknya ketika aku dan Nyala tidak di dekatmu, kau menangis 
diam-diam. Aku mengerti abang, apa yang kau rasakan, perjuangan 
antara hidup dan mati dan cita-cita.

Abang, aku tahu pada saatnya kau akan pergi. Tapi aku tidak mau 
menyerah dan masih terus berusaha mencari obat alami, Kunyit putih 
dan Mengkudu tikus dll. Aku cari di toko-toko India dan Tjina di 
Stockholm - tak bersua, sampai kematianmu datang merenggut jiwamu. 
Ah, abang kepergianmu untuk selamanya adalah sebuah dukacita yang 
dalam bagiku dan Nyala .Ini sebuah kenyataan. Semua serasa mimpi. 
Begitu cepat terjadi dan berlalu . Tapi wahai siapa yang bisa 
mencegah kepergianmu itu...Ketika kita bertunangan, kita berpisah. 
Kau ke Korea Utara kurang lebih setahun. Aku pikir kita tak akan 
bersua lagi. Kemudian dari Vietnam, ke RRT. Vietnam menyerang 
Kamboja. Situasi begitu genting saat itu.. Nyala masih kecil sekali. 
Aku tidak boleh lama-lama di Hanoi. Kau menunggu di Peking, kau 
gelisah dan putus asa. Tapi seorang ibu yang berpengalaman dalam 
berbagai gerakan di Indonesia mengatakan kepadamu: - Jangan khawatir 
bung Afif, Rondang itu wartawan . Dia bisa mencari jalan....".

Kau mendapat ancaman dari kiri kanan, karena tulisanmu yang begitu 
keras, tajam dan terbuka dalam melawan ketidak-adilan . Tapi yang 
sangat menggelisahkan aku adalah ketidak hati-hatianmu dalam dunia 
pergaulan dan terhadap keadaan di sekitarmu di mana pun kau berada. 
Sebagai contoh ketika kita masih pengantin baru - kita berperahu-
perahu di danau Peihai - di Peking. Kau duduk di pinggir perahu, 
hampir saja kau terbalik masuk ke dalam danau itu., cepat-cepat aku 
tangkap kau.. Demikian juga di Swedia ketika naik bis atau naik 
kereta-api, kau selalu turun menurunkan kereta belanja tidak menjauh 
dulu dari bis atau dari kereta-api, tapi langsung turun dan berhenti 
menurunkan barang. Itu berbahaya sekali. Kau bisa terseret dan masuk 
ke bawah kolong bis atau kereta-api. Yang terakhir tahun 2003 musim 
semi. Kau lakukan lagi seperti itu.. Aku teriak: - Jangan kau 
berhenti dulu , nanti kau terseret... ". Setelah kita menyebrang 
jalan, kau agak marah kepadaku dan mengatakan aku ini cerewet. Aku 
menangis, menangis tersedu-sedu: - Abang aku tidak mau jadi 
janda......, aku belum siap jadi janda.....". Kau terkejut. Segera 
kau datang memelukku, membelaiku seperti seorang bapak membujuk 
anaknya: - Tidak sayang, tentu tidak...!".

Beristirahatlah dengan tenang, Abang. Kau selalu tetap di hatiku - di 
hati kami berdua Rondang dan Nyala. Kami pulang........hari sudah 
senja.....

Sampai di rumah, Nyala mengingatkan aku supaya sajak Papanya 
menyambut ulang tahunnya tahun 2003 disertakan dalam tulisanku ini. - 
Tentu...tentu sudah pasti, jawabku............". Dan abang, kau 
bacakan sajak itu dalam satu kenduri kecil kita bertiga pada malam 
hari di rumah - merayakan hari ulang tahun putri tunggal kita.. Nyala 
meniup lilin kue tart ulang tahunnya. Dan kemudian bergemalah sajak 
itu........kau lantunkan .... 



Z.Afif:

KAU DATANG ANAKKU SAYANG


- menyongsong hari jadi nyala baceh bulan juli



kau datang, anakku sayang, disambut syahdu mazmur gereja

gemercik air tao toba nauli dilingkar tusam meliuk berderai

irama membangunkan tabuh subuh meunasah dalam sejuk dibalut embun

dayu azan menara mesjid bergetar mengalun

menjelajahi lingkung lereng dan lembah geuredong

namun tak kami pinta kau pilih salah satu

yang bersuara di hati mama yang bersuara di hati papa

datangmu, anak sayang, bukan untuk menghadap paksa

papa mama perkenalkan cuma pesan iqamat pesan baptis

seperti hakmu memilih baceh - batak aceh - marga ciptaanmu dua bangsa 
bertetangga

hak sendiri memilih yakinmu setelah kenal dan paham hakikat hayat

yang papa buka dalam lembaran 30 juz

yang mama buka dalam helai-helai perjanjian

atau kau akan bersimpuh khidmat depan altar dupa sidharta gautama

semua walau ada beda tapi juga kesatuan pertemuan pesan luas dan 
dalam maknawi

bagi kesejahteraan - kedamaian - ketentraman umat

untuk kau serap mengaliri urat dan sumsum inti sarinya

paduan amal dan kebajikan

mama papa sambut hakmu memilih

datangmu, anak sayang, bukan untuk menghadap paksa



Terapivägen 12 A, Flemingsberg, 8 Juni 2003. 


__________________

Swedia , 25 April 2005












------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/OCfFmA/UOnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke