Nasional
SBY: Tak Boleh Ada Diskriminasi (???)
Kamis, 4 Maret 2010 - 00:07 wib
Insaf Albert Tarigan - Okezone 
 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Foto: Koran SI) 
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan tidak boleh lagi 
ada diskriminasi karena perbedaan identitas di Indonesia. Apapun agama, suku, 
etnis dan kepercayaan seseorang harus diperlakukan sama.

Hal itu disampaikan Presiden saat menghadiri perayaan Cap Go Meh di Pekan Raya 
Jakarta Kemayoran, Jakarta, Rabu (3/3/2010) malam. Turut hadir Ibu Negara Ny 
Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono dan Ny Herawati Boediono serta sejumlah 
menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.

Di hadapan sekira 2.000 etnis Tionghoa, Presiden menyampaikan pujian atas peran 
etnis Tionghoa baik selama perang kemerdekaan maupun pada masa pembangunan. 
"Komunitas etnis Tionghoa tidak pernah berhenti bersama-sama saudara-saudaranya 
yang lain untuk memajukan negeri yang kita cintai ini," ujar SBY.

Karenanya, Presiden mengajak semua kalangan di Indonesia untuk terus berjuang 
membangun hari esok yang lebih baik, untuk anak cucu dan sejarah Indonesia yang 
gemilang di masa depan.

Sementara itu, Koordinator Forum Bersama Indonesia Tionghoa, Murdaya W Poo, 
dalam sambutannya mendorong agar masyarakat etnis Tionghoa aktif berperan serta 
dalam pembangunan Indonesia.

Terlebih, setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang 
Kewarganegaraan dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan 
Diskriminasi ras dan etnis.

"Dengan disahkannya 2 undang-undang tersebut, Indonesia telah menyatakan diri 
sebagai bangsa modern. Bangsa yang tidak lagi membeda-bedakan perlakuan 
terhadap warganya. Bangsa demokratis yang bebas diskriminasi," katanya.

Karena itu, sambung mantan politisi PDI Perjuangan tersebut, dikotomi pribumi 
dan non pribumi sudah tidak lagi relevan. Sebab, Undang-Undang kewarganegaraan 
mengatur bahwa setiap orang yang lahir di Indonesia, yang sejak kelahirannya 
tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendaknya, dinyatakan sebagai 
orang Indonesia asli.

Berkaitan dengan itu, Murdaya menekankan pentingnya rasa aman dan damai agar 
roda ekonomi berjalan. Hal itu bisa diwujudkan dengan menghindari keributan, 
fitnah, dan mendiskreditkan pemimpin. "Pemimpin yang bersih dikatakan kotor, 
yang kotor yang mengaku bersih," katanya.

Murdaya melanjutkan, jika pemerintah yang dipercaya rakyat diganggu dan 
digoyang terus, maka rakyat jugalah yang akan menderita. Karenanya, dia meminta 
agar Yudhoyono dan Boediono maju terus mempertahankan kebenaran.

"Kebenaran tetap kebenaran. Yang tidak benar tidak bisa mengaku benar, karena 
kebenaran tidak ada duanya," katanya.(ded)




--- benarkah SBY ???






UCAPAN SBY ITU
Mungkin hanya teori, mungkin tidak terbukti di lapangan.
Sekitar hari Minggu silam, bertepatan capgomeh dan hari Saraswati, di TV BALI 
digelar diskusi akbar perihal SIKAP-TINDAK DISKRIMINATIF DEPAG RI berlangsung 
bertahun-tahun.

Selama ini umat Hindu di Bali, apalagi di daerah lain, sangat kekurangan jumlah 
GURU AGAMA HINDU. Saat ini (makin akumulatif) kekurangan 14 ribu orang guru ! 
Mengapa ? Karena pemerintah (DEPAG) secara DISKRIMINATIF membuat JATAH 
pengadaan guru agama berdasarkan jumlah sekolah (agama). Jelaslah ini sangat 
DISKRIMINATIF, di masa pemerintahan ke-2 SBY. Sungguh melawan fakta kalau SBY 
mengungkiri hal ini. Pengadaan guru agama Hindu seakan-akan tidak ada masalah 
karena umat Hindu *nerimo*, tak suka banyak bicara.

Tetapi hal itu ada batasnya. Bila SBY memang akan menjadi orang anti 
diskriminasi, kiranya patut bahwa pengadaan GURU AGAMA semua agama, sebagaimana 
TEMPAT IBADAH semua agama dan kepercayaan, dibenahi oleh pembantunya 
(menteri-menterinya). Kalangan umat beragama sudah lama menunggu TINDAK NYATA 
SBY dan staf serta pembantunya untuk menegakkan KEADILAN dalam hidup beragama 
yang harmonis dan toleran di tanah air. Justru dimasa pemerintahan SBY terjadi 
banyak sekali KEKERASAN atas nama agama, ketidakadilan karena agama sungguh 
makin membeludak di era SBY.

SBY perlu membuktikan, jangan hanya pandai berkata-kata.



Kirim email ke