http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=198575&kat_id=23 Sabtu, 21 Mei 2005 21:00:00
SBY Kehilangan Kekuasaan Bila Respon Permintaan Reshuffle Kabinet Padang-RoL-- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan kehilangan kekuasaan dan kekuatan, apabila merespon wacana 'reshuffle' kabinet sebagaimana dihembuskan Angkatan Muda Pembaharuan Partai Golkar (AMPG). "SBY akan kehilangan kekuasaan, kekuatan dan modal politiknya, apabila memaksakan diri tunduk terhadap tekanan politik kader muda Partai Golkar (PG) yang meminta 'reshuffle' kabinet," ujar pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Padang DR Damsar di Padang, Sabtu. Pendapat itu dikemukakan sehubungan manuver politik AMPG yang berkepentingan memasukkan orang-orang dari PG di kabinet. Dalam kabinet SBY ada dua kader dari PG Fahmi Idris (Menaker) dan Aburizal Bakrie (Menko Ekuin). Namun kehadiran Fahmi Idris dan Aburizal Bakrie di kabinet dipercaya bukan karena faktor kader golkar, tetapi karena pertimbangan lain yang tidak ada hubungan dengan PG seperti, pertimbangan profesionalisme dan juga faktor situasi politik menjelang pilpres. Permintaan AMPG tersebut, untuk menindaklanjuti janji Wapres sekaligus Ketua Umum PG Jusuf Kalla yang pernah berjanji akan mengganti menteri dari PG yang kinerjanya tidak bagus. Kalangan kader Partai Golkar menilai tidak jelas menteri yang mewakili PG di kabinet. Terhadap masalah itu, Mantan Dekan FISIP Unand itu mengatakan, permintaan 'reshuffle' lebih bernuansa distribusi kue kekuasaan dibandingkan pertimbangan aspek profesionalisme, hal ini tentunya amat membahayakan kekuasaan Presiden SBY, ujarnya. "Ada kalangan elit politik tertentu di PG yang berambisi memperoleh kekuasaan, dengan mengemukakan berbagai alasan politik yang dirasionalisasi, tanpa mengindahkan masa depan dan kepentingan rakyat," ujarnya. Ia menjelaskan, dalam situasi sekarang ini permintaan 'reshuffle' kabinet lebih baik diabaikan, karen tidak akan membantu upaya pembangunan bangsa. Bila SBY merespon maka orang-orang dari PG akan semakin kuat di kabinet dan sebagai pemenang pemilu tentu juga kuat di parlemen. "Dampaknya adalah, para anggota kabinet akan lebih loyal kepada Wapres Jusuf Kalla yang merupakan pimpinan terasnya di PG. Kondisi ini akan menjadi mudah memunculkan dualisme dan konflik kekuasaan yang tidak menguntungkan posisi politik SBY," ujarnya. Sebagai Presiden yang hanya didukung partai kecil (Partai Demokrat), Presiden SBY tidak memiliki kekuatan politik yang luar biasa di kabinet dan parlemen. Berbeda dengan posisi Wapres Jusuf Kalla yang cukup kuat karena mengendalikan elit politik PG, ujarnya. ant/abi [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> In low income neighborhoods, 84% do not own computers. At Network for Good, help bridge the Digital Divide! http://us.click.yahoo.com/HO7EnA/3MnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/