http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/02/00062148/senyum.pun.mengembang.di.langit
*Senyum Pun Mengembang di Langit * MEDAN, SENIN - Jika beruntung langit cerah, tadi malam Anda mungkin beruntung dapat menyaksikan senyum mengembang di langit. Menjelang malam, bulan sabit malam ini memang ditemani dua objek bercahaya terang di atasnya sehingga menyerupai orang yang tersenyum. Bentuk yang menyerupai wajah manusia pada Senin (1/12) sekitar pukul 20.00 WIB itu sempat menarik dan menjadi perhatian warga Kota Medan dan sekitarnya. Terlihat beberapa warga Kota Medan dan sekitarnya melihat dan menunjuk bentuk bintang dan bulan sabit yang terdapat di angkasa. "Bentuk bintang dan bulan sabit itu seperti mata dan mulut manusia," kata Yusna Sari, penduduk Desa Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumut seperti dilaporkan Antara. Sementara itu, beberapa warga Kota Medan lain mengaku takjub dengan bentuk bintang dan bulan sabit, sekaligus merasa aneh dengan kejadian itu. "Peristiwa bintang dan bulan sabit membentuk wajah manusia seperti ini belum pernah terjadi," kata Dahlia, penduduk Jalan Williem Iskandar Medan. Dalam pembicaraan warga itu, ada juga yang mengaitkan bentuk bintang dan bulan sabit tersebut merupakan pertanda alam. Konjungsi Peristiwa tersebut memang pertanda alam. Orang-orang dahulu menggunakan tanda-tanda tersebut untuk menceritakan peristiwa yang berkaitan sebelum sadar pentingnya kalender. Menurut Mutoha Arkanuddin dari Jogja Astro Club (JAC), seperti dijelaskan dalam blognya, hal tersebut disebut konjungsi. Masing-masing benda langit memiliki siklus edar dan pada periode tertentu terliaht saling berdekatan dilihat dari Bumi. Dua objek bercahaya terang yang terlihat di atas bulan sabit itu sebenarnya bukanlah bintang. Masing-masing adalah Planet Venus yang ada di sebelah kiri dan Planet Jupiter di sebelah kanan. Triple conjuction ketiga objek membentuk sosok layaknya emoticon muka tersenyum. Hikmah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, Prof. DR. HM. Hatta mengatakan, bentuk tersebut jangan disalahartikan dengan kepercayaan tahayul yang dapat merusak iman. "Posisi itu hanya bagian dari perjalanan bulan dan bintang yang ketepatan menimbulkan bentuk seperti wajah manusia," katanya. Namun, Sekretaris MUI Sumut, Prof. DR. Hasan Bakti Nasution, mengatakan, hal tersebut juga dapat diartikan wujud kebesaran Allah SWT. "Itu dapat menjadi pembelajaran bahwa Allah SWT mampu menunjukkan kebesaran dan kekuasaan-Nya dalam berbagai bentuk," kata Nasution. Kalau langit aja tersenyum kenapa kita tidak? WAH [Non-text portions of this message have been removed]