Sesat dan Menyesatkan
Oleh Abd Moqsith Ghazali
01/08/2005
Pertanyaannya, siapa sih yang sebenarnya punya otoritas atau kewenangan untuk 
menyatakan bahwa sebuah pandangan disebut sesat dan menyesatkan. Apakah MUI, 
NU, Muhammadiyah, atau justru Allah SWT.

Kosa kata "sesat dan menyesatkan" kian ramai disuarakan oleh sejumlah aparatur 
agama di negeri ini, terutama untuk mecap kelompok dalam umat yang berbeda 
dengan pandangan mainstream. Tidak kurang dari beberapa ulama di MUI Pusat 
menyatakan bahwa kelompok A, B, C, dan lain-lain bukan sekedar sesat, tapi 
bahkan menyesatkan. Tersebutlah ormas-ormas keagamaan seperti Ahmadiyah dan 
beberapa lagi yang diputuskan berdasarkan fatwa MUI sebagai lembaga yang 
menyebarkan aliran sesat dan menyesatkan. Dien Syamsuddin, ketua umum PP 
Muhammadiyah dan sekjen MUI Pusat, menganjurkan agar kelompok Ahmadiyah membuat 
agama baru saja jika masih ngotot dengan keyakinannya bahwa Mirza Ghulam Ahmad 
adalah seorang nabi. Beberapa kiai terus mendorong agar MUI dan PBNU segera 
mengambil sikap tegas terhadap Jaringan Islam Liberal (JIL) hanya karena 
institusi itu mengembangkan tafsir keagamaan yang kritis-liberal-progresif, 
menentang oligarki dan otoritarianisme penafsiran dalam agama. 
Pertanyaannya, siapa sih yang sebenarnya punya otoritas atau kewenangan untuk 
menyatakan bahwa sebuah pandangan disebut sesat dan menyesatkan. Apakah MUI, 
NU, Muhammadiyah, atau justru Allah SWT. Di sinilah saya hendak menegaskan 
sebuah pendirian bahwa yang memiliki otoritas untuk itu tidak lain adalah Allah 
sendiri. Allah lah yang akan memutuskan di akhirat kelak tentang ajaran-ajaran 
yang dianggap menyimpang atau tidak. Allah SWT berfirman di dalam Alquran, inna 
rabbaka huwa yafshilu baynahum yawmal qiyamah fi ma kanu fihi yakhtalifun 
(sesungguhnya Tuhanmu yang akan mengambil kata putus atas perselisihan yang 
berlangsung di antara mereka, kelak pada hari kiamat). Di tempat yang lain, 
Allah SWT berfirman, inna rabbaka huwa a'lamu biman dhalla 'an sabilihi wa huwa 
a'lamu biman ihtadza (sesungguhnya Tuhanmu adalah yang paling tahu perihal 
seseorang yang tersesat dari jalanya dan yang mendapatkan petunjuk).

Dengan ayat-ayat tadi, cukup jelas bahwa tidak ada seseorang atau lembaga 
manapun yang bisa mengambil kedudukan Tuhan sebagai hakim atas pelbagai jenis 
pandangan atau tafsir yang muncul di tengah umat Islam. Itu adalah hak 
prerogatif Allah yang tidak bisa dirampas oleh para fungsionaris agama yang 
tersebar di pelbagai lembaga atau ormas keagamaan manapun. Mungkin, Tuhan 
sengaja tidak menyerahkan peran kehakiman tersebut kepada manusia atau ulamanya 
karena terlampau rentan untuk disalahgunakan untuk tujuan-tujuan politis, 
ekonomis, dan lainnya. Sehingga, tugas untuk menjatuhkan hukum atas para 
penafsir agama yang menyimpang itu tetap berada dalam genggaman Allah, dan 
tidak pernah didelegasikan kepada para ulama. 

Tambahan pula, Islam adalah salah satu agama yang tidak mengenal hirarki, 
termasuk menyangkut perkara pemaknaan ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW pernah 
bersabda la rahbaniyyata fi al-Islam (tidak ada [hirarki] kependetaan di dalam 
Islam). Salah satu pengertian dari hadits ini adalah bahwa tafsir yang 
dikeluarkan oleh kelompok minoritas tak bisa dibatalkan oleh tafsir mayoritas. 
Tafsir mayoritas tidak berada dalam posisi yang lebih tinggi ketimbang 
minoritas. Dalam dunia penafsiran, keduanya adalah setara. Kaidah fikih yang 
amat populer mengatakan al-ijtihad la yunqadhu bi al-ijtihad (ijtihad tidak 
bisa dibatalkan dengan ijtihad yang lain). Sebuah tafsir adalah sah selama 
tidak memerintahkan seseorang untuk melakukan tindak kekerasan. Akhirnya, 
janganlah gampang menjatuhkan vonis sesat-menyesatkan kepada orang lain, karena 
itu adalah hak Allah dan bukan hak manusia. [Abdul Moqsith Ghazali]

^ Kembali ke atas 
Referensi: http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=858


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hjtuhs3/M=362343.6886681.7839642.3022212/D=groups/S=1705329729:TM/Y=YAHOO/EXP=1123061514/A=2894352/R=0/SIG=11fdoufgv/*http://www.globalgiving.com/cb/cidi/tsun.html";>Help
 tsunami villages rebuild at GlobalGiving. The real work starts now</a>.</font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke