http://padangekspres.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=8526&PHPSESSID=0db5653871ae0335b2de901b33c533a5
Berita / Opini Setelah Subsidi BBM Ditarik Oleh Yunizurwan Oleh Redaksi Sabtu, 23-April-2005, 02:41:59 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ( Pumomo Yusgiantoro ) mengatakan : " Ongkos produksi bahan bakar minyak (BBM ) lebih tinggi dibandingkan dengan harga penjualan ( sebelum tgl 1 Maret 2005). Maka pemerintah mensubsidi setiap liter bahan bakar minyak yang diproduksinya". Artinya adalah bahwa pemerintah memberi bantuan (menombok) sebesar selisih biaya produksi dengan harga penjualannya, agar BBM tersebut dapat terbeli oleh masyarakat Indonesia. Misalnya untuk memproduksi 1 liter Premium oleh PT. Pertamina diperlukan biaya sebesar Rp.2.400,-. Kemudian premium tersebut dijual kepada masyarakat seharga Rp.1.810,- per liter, maka berarti pemerintah telah mensubsidi sebesar Rp. 590,- setiap liter premium yang dijual oleh PT.Pertamina tersebut, kalau pemerintah tidak mensubsidinya, maka PT.Pertamina akan bangkrut. Walaupun PT.Pertamina adalah sebuah perusahaan yang disubsidi oleh pemerintah, syukurlah karyawannya lebih sejahtera bila dibandingkan dengan Pegawai Negeri Sipil. Setelah pemerintah menghitung hitung ternyata besarnya subsidi terhadap BBM yang dikeluarkan setiap tahun mencapai angka lebih kurang Rp. 70.000.000.000.000,- ( baca : Tujuh puluh trilyun rupiah ) atau disingkat saja dengan 70 T . Sebuah angka yang luar biasanya besarnya. Bila pembaca berpenghasilan rata rata katakanlah sebesar Rp.5.000.000,- per bulan, maka pembaca dapat menghitung berapa lama pembaca harus menabung untuk dapat mengumpulkan uang sebanyak itu, tanpa listrik, makan, minum, mandi, bercukur dan gosok gigi. Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ( Sri Mulyani) penah mengatakan "Kebijakan Pemerintah mencabut subsidi terhadap BBM adalah sebuah dilema, bagaikan makan buah simalakama, bila dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati." Dari pernyataan tersebut kelihatan bahwa pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa mencabut (sebahagian ) subsidi BBM atau oleh masyarakat lebih dikenal dengan menaikan harga BBM, bukanlah merupakan sebuah kebijakan yang mudah dan populer, namun apa days, pemerintah dihadapkan pada sebuah "Pilihan yang tidaklah merupakan pilihan," terus memberikan subsidi atau mencabut subsidi BBM, kedua duanya mempunyai resiko. Kalaulah akhirnya pemerintah mengambil kebijakan mencabut subsidi BBM, saya percaya tentu pemerintah telah memperhitungkan segala akibat negatif yang akan timbul dan upaya yang akan dilakukan untuk mengurangi (bahkan kalau mungkin menghilangkan) akibat negatif dari kebijakan yang diambil tersebut. Kadang kala kita memang dihadapkan kepada persoalan yang tidak mempunyai jalan keluarnya yang baik, dimana kita harus memilih di antara pilihan yang semuanya jelek, tapi yakinlah bahwa di balik semua ini ada hikmahnya. Barangkali tidak sekarang tetapi nanti, alangkah akan lebih baik bila kebijakan mencabut subsidid BBM ini diikuti dengan kebijakan lain, misalnya menyita dan melelang dengan segera barang barang ilegal sebagai pemasukan negara bukan pajak, tidak menambah jumlah pegawai negeri, melainkan meningkatkan produktivitas pegawai negeri yang ada dengan memutasikan, menghilangkan kebocoran anggaran pemerintah, mengeliminasi mark-up anggaran belanja barang, menindak oknum yang melanggar hukum, memotong jalur birokrasi perizinan, dan banyak lagi yang bisa kita kerjakan kalau kita mau. Apalagi bila semua Departemen, Dinas atau Instansi selalu memikirkan efisiensi dan efektifitas yang semuanya untuk kepentingan negara.Bila pembaca mempunyai buah simalakama (kalau buah itu memang ada) dan mempunyai pilihan lain, saya sarankan ( kalau bisa ) hadiahkanlah buah simalakama tersebut kepada orang lain yang pembaca benci, kecuali pembaca sebatang kara dan yatim piatu. Juru Bicara Kepresidenan (Andi Alfian Malarangeng) berkata: "Kita keliru selama ini memberikan subsisdi kepada barang, bukan kepada orang yang perlu disubsidi" Nah disimlah persoalan menjadi jelas, mengapa pemerintah berani mengambil kebijakan yang tidak populer ini, sepintas kelihatannya kurang bijak memang, tetapi kalau kita kaji lebih dalam, pemberian subsisdi terhadap BBM itu, adalah memeberi subsidi terhadap biaya produksi BBM, barangsiapa yang membeli BBM, dialah yang menikmati subsidi itu, makin banyak dia memebeli BBM, makin banyak pula dia menikmati subsidi. Misalkan seseorang punya 2 mobil dengan pemakaian premium 10 liter per hari untuk setiap mobilnya, seandainya premium masih disubsidi sebesar Rp.590,- per liter, maka ia akan mendapat subsidi dari pemerintah dalam satu hari sebesar : 2 x 10 liter x Rp. 590,- = Rp. 11.800; Seandainya pembaca mempunyai sebuah sepeda Motor dengan Konsumsi premium 1 liter per hari, maka dalam satu hari pembaca menikmati subsisi sebesar Rp. 590,- Bila saya tidak mempunyai kendaraan bermotor (katakanlah saya tergolong masyarakat miskin ), berarti dalam hal ini saya tidak mendapat subsidi dari pemerintah (karena saya miskin dan tidak punya kendaraan bermotor) Terlihat disini ada kesenjangan, bahwa semakin kaya seseorang, semakin banyak dia menikmati subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Inilah (katanya) yang pemerintah ingin perbaiki. Dana yang selama ini dialokasikan utnuk mensubsidi BBM, akan dialihkan (dikompensasikan) untuk membantu masyarakat miskin (yang konon jumlahnya lebih kurang 30 juta orang ). Bagaimana caranya? Apakah dana sebesar 70 T itu dibagikan kepada 30 juta rakyat miskin? Jawabnya: tidak. Tetapi pemerintah akan membebaskan SPP untuk 9,6 juta anak masyarakat miskin dari SD, madrasah sampai SLTA, pemerintah akan menyediakan pengobatan gratis untuk 8,6 juta keluarga tidak mampu, pemerintah akan membagikan beras murah untuk 3,6 juta rakyat miskin dan pemerintah akan menyediakan bantuan bagi dan anak yatim piatu, Panti Asuhan dan 11.000 desa tertinggal demikian teorinya. Persoalannya sekarang adalah : Apakah dana kompensasi (yang begitu banyak) ini akan mencapai sasaran atau tidak? Apakah subsidi itu diterima oleh orang orang yang berhak atau tidak ? Nah, untuk itu pemerintah perlu transparans dan akuntabel dalam penyaluran dana kompensasi BBM ini, masyarakat dari segala elemen harus ikut mengawasi pelaksanaannya, kalau terjadi penyimpangan laporkan saja kepada KPK. (semoga KPK tanggap dalam hal ini ). Presiden Republik Indonesia (Susilo Bambang Yudhoyono) berkata: "I don't care about popularity !!!" Dengan dicabutnya subsidi terhadap BBM, mengakibatktan Presiden Republik Indonesia dan jajaran Kabinetnya tidak lagi menjadi populer di mata rakyat Indonesia. Artinya, ada sedikit rasa mendongkol di hati rakyat ketika subsidi BBM dicabut, "Saya tidak peduli dengan popularitas!" kata Presiden Republik Indonesia. Mari kita kencangkan ( lagi ) ikat pinggang, bagaimanapun juga hidup ini terus berlanjut" Sebenarnya dalam kehidupan ini yang perlu dipertahankan adalah keseimbangan/balance, antara Pemasukan/input dan Pengeluaran/output, kalau kita tidak bisa memperbesar pemasukan kita harus mencoba memperkecil pengeluaran, agar keseimbangan tetap terjaga, caranya Pertama : Buat Prioritas pengeluaran, tentukan mana barang yang sangat diperlukan, diperlukan, kurang diperlukan dan yang tidak diperlukan (jangan berbelanja karena barang harganya murah, tetapi belilah bila memang diperlukan). Kedua, pisahkan antara Kebutuhan dengan Keinginan. Ketiga, Lakukan penghematan, matikan lampu, TV, AC, air dll bila tidak diperlukan. Keempat, Gunakanlah kendaraan bijak, bila kita ingin berpergian, apakah kita perlu menggunakan kendaraan sendiri, atau cukup naik angkutan umum saja. Kelima : Bila kita ingin belanja kerpeluan sehari hari seperti sabun, odol, sikat gigi, sayur, ikan, daging, dan lain lain, belilah di pasar tradisional, karena harganya pasti lebih murah, bila dibandingkan dengan harga yang ada di super market. Tulisan ini bukanlah saya maksudkan bukan untuk menghakimi atau memvonis siapa yang benar siapa yang salah. Apalagi untuk mengundang polemik, melainkan hanya sekedar untuk mencoba mengajak bagaimana kita bersikap positif menghadapi persoalan yang tidak dapat kita hindari. *Penulis adalah Dosen pada Akademi Teknologi Industri Padang dan Mahasiswa Pascasarjana jurusan Teknik dan Manajemen Industri USU-Medan. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/