Agar lebih dikenal oleh generasi-generasi mendatang bahwa species-species 
tersebut berasal dari wilayah Indonesia, akan lebih baik penamaan ilmiahnya 
membawa nama Indonesia, Raja Ampat atau Irian. elain itu, penamaan yang membawa 
"bau" suatu daerah akan menjadi "promosi gratis" bagi daerah tersebut. Terlebih 
lagi jika species yang membawa nama daerah tersebut cukup banyak semisal 
sepuluh atau seratus. Pasti daerah tersebut akan lebih terkenal lagi. Para 
ilmuwan Indonesia yang terkait dengan penamaan ilmiah berbagai species tersebut 
harus lebih independen didalam pemberian nama. Tidak ada salahnya penamaan 
tersebut, "sedikit deviatif" dari kaidah keilmuwan, seperti "harus" menggunakan 
bahasa Latin, memakai urutan "genus" lalu "species" dan lain sebagainya. Sudah 
saatnya ilmuwan Timur melakukan pembebasan independensi terhadap pemikirannya. 
Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang diikuti banga lain, bukan bangsa 
yang mengekor bangsa lain. Lebih-lebih
 didalam hal keilmuan dan pemikiran.  
-------------------------------
http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.03.11.18414832&channel=1&mn=53&idx=56

Spesies Baru Katak, Kadal, dan Ular Ditemukan di Raja Ampat

JAKARTA, SELASA - Dua ekor katak, satu ekor ular, dan dua ekor kadal yang 
ditemukan di Raja Ampat diperkirakan sebagai spesies baru yang belum dikenal 
dalam dunia sains. Hewan-hewan tersebut dikoleksi selama Ekspedisi 
Widyanusantara (E-Win) yang dilakukan para peneliti Lembaga Ilmu pengetahuan 
indonesia (LIPI) di Raja Ampat, Kawasan Kepala Burung, Papua Barat, tahun 2007. 
"Dilihat dari ciri-cirinya hewan-hewan tersebut belum ditemukan di semua 
rujukan yang kami miliki," ujar Dr. Purwanto dari Pusat Penelitian Biologi LIPI 
dalam lokakarya di Jakarta, Selasa (11/3). Namun, pihaknya belum dapat 
memastikan sebelum identifikasi selesai dilakukan dan resmi dipublikasikan ke 
dalam jurnal ilmiah.

Katak yang diperkirakan spesies baru diperkirakan masuk ke dalam kelompok jenis 
katak hijau (Litoria sp. Nov) dan katak Cellulops sp. Nov. Sementara jenis ular 
yang diduga baru merupakan jenis Stegonotus sp. Nov. Untuk kelompok kadal, 
masing-masing dari jenis Emoia sp. Nov. dan Spenomorphus sp. Nov. Kelimanya 
ditemukan di Pulau Waigeo yang merupakan pulau terbesar di Kepulauan Raja 
Ampat. 

Puluhan spesies

Lima kandidat hanya sebagian kecil dan secara keseluruhan ditemukan puluhan 
kandidat spesies baru yang ditemukan selama ekspedisi ini. Selain kelima hewan 
tersebut, para peneliti juga menemukan 10 kandidat lainnya dari kelompok 
serangga, 1 moluska (siput dan sejenisnya), 26 ikan, 1 udang-udangan, 1 jenis 
laba-laba, dan 7 isolat mikroorganisme. 

Para peneliti juga mengumpulkan sampel tumbuh-tumbuhan. Dari taksonomi 
tumbuh-tumbuhan, ditemukan 2 kandidat spesies baru tumbuhan tingkat tinggi, 3 
tumbuhan pipa, 2 paku-pakuan, dan 7 jenis jamur. 
"Sekitar 70 persen sampel merupakan koleksi baru bagi Museum Zoologi dan 
Herbarim Bogor," kata Purwanto. Selain menumpulkan sampel koleksi dan 
mengidentifikasi kemungkina penemuan jenis baru, para peneliti juga menguji 
kandungan zat yang berkhasiat. Mereka juga mempelajari potensi daya dukungnya 
terhadap kehidupa masyarakat di sekitarnya.(WAH)


      
____________________________________________________________________________________
Looking for last minute shopping deals?  
Find them fast with Yahoo! Search.  
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke