Akses link: terkait situasi Papua menjelang Agenda PBB di Bali
  http://kabarpapua.com/online/modules.php?name=News&file=article&sid=853
  http://kabarpapua.com/online/modules.php?name=News&file=article&sid=859
  http://kabarpapua.com/online/modules.php?name=News&file=article&sid=861
  http://kabarpapua.com/online/modules.php?name=News&file=article&sid=862
  http://kabarpapua.com/online/modules.php?name=News&file=article&sid=863
  
  
  ====================================
  
  EKSEKUTIF NASONAL
      FRONT PERSATUAN PERJUANGAN RAKYAT  PAPUA BARAT
      (EKNAS FRONT PEPERA PB)
      Email                 :[EMAIL PROTECTED]
          Website             :www.kabarpapua.com
     
    Ketua Umum                  : Selvius  Bobii
    Wakil Ketua I                 : Oktovianus  Pekey
    Wakil Ketua II                : Kris Madai    Sekertaris Jenderal           
   : Rinto Kogoya
    Wakil Sekertaris Jenderal: Gunawan  Inggiruhi
    Jurubicara Nasional               : Arkilaus Baho
    Jurubicara Internasional : Hanz. L.  Gebze
    Konsulat Indonesia : Viki Yeimo
    
             PERJUANGKAN BAHAYA PERUBAHAN IKLIM ADALAH KETAHANAN BANGSA-BANGSA  
     
      Papua Barat, 04 Desember 2007      Hutan  perawan Papua adalah rumah yang 
aman dan saling berhubungan erat dengan  ketahanan hidup. Bangsa Papua Barat 
punya leluhur yang paling di jaga  adalah pelestarian alam sekitar. Penduduk 
Papua sebelum datangnya  peradaban penjajahan, abad 12 adalah pencerahan atas 
bumi Papua.  Kedekatan Penduduk Papua yang mayoritas ber-ideologi luhur 
peradaban  adat dan budaya menjalin hubungan yang dinamis dengan lingkungan  
sekitar tempat tinggal dan melakukan aktivitas sehari-hari. Asas hidup  yang 
menyatu dengan alam sekitar membuat aktivitas hidup orang Papua  tidak 
mencelakakan alam dan tanah sebab tanah dan hutan adalah bagian  tak 
terpisahkan dari pandangan hidup Bangsa Papua di bagian Barat pulau  Papua. 
      Tanah,  hutan dan Air di Bumi Papua mulai terjamah dengan tangan-tangan 
berdosa  yang merusak hutan, mencemari air, malapetaka mulai ada dimana saat 
ini  dalam Forum Pemanasan Bumi, penduduk dunia meresahkan terjadinya  
perubahan iklim yang mengakibatkan pemanasan bumi pula. Blokade  eksploitasi 
alam Papua yang nyata dirusak oleh tenaga-tenaga idustri  internasional dan 
Nasional, 30 tahun PT. Freeport Indonesia  memborbardir tanah dan mertakan 
ratusan hektar hutan terjadi akibat  pelebaran aliran limbah produksi. 
Pepohonan menjadi kering, tanah  menajdi tandus-tumpukan batu-batuan membentuk 
poros jalan tol limah  inilah georafis hutan dan alam dalam kekangan sang 
tambang.
      Setelah  hutan dan tanah di gali, giliran berikutnya adalah sumber gas 
Alam yang  segera di operasikan oleh British Petroleum di Bintuni-bagian barat  
pulau Papua. Kekeringanntidak hanya ada di lapisan tanah bagian atas,  tepai 
sumber cadangan mineral dan air dalam wilayah ini menjadi nihil.  Laju sabotase 
minyak, gas dan tambang menguburkan segala aspek  kehidupan. Ketegangan kita 
saat ini adalah bagaimana mengurangi laju  eksploitasif di negara-negara secara 
sistem dan wilayah-wilayah okspot.
      Kekejaman  nyata yang sangat mengganggu kerukunan Masyarakat adat dengan  
lingkungannya adalah cara-cara yang dijalankan oleh kolonialisme  semata. 
Peradaban adat dan tradisi yang hekekatnya tidak menimbulkan  problem 
lingkungan dengan manusia, misalnya longor dan penebangan hutan  yang 
membabibuta sangat meresahkan ketentraman penduduk adat sebagai  pendekar 
penjaga dan perlindungan hutan dan alam disekitar. 
      Keresahan  penduduk berbudaya tradisional akan kehadiran sejumlah 
alat-alat  penghancur hutan kini nyata menjadi keprihatinan bersama dalam forum 
 perubahan iklim saat ini. Resistensi penguatan ekonomi negara-negara  makmur 
mendominasi negara-negara berkembang kian melumpuhkan kedaulatan  adat dan 
budaya penduduk pribumi yang nyatanya senjata bagi keselamatan  hutan-tanah-air 
dan tentunya keselamatan semua mahluk hidup di Bumi.
      Kemerdekaan Masyarakat  Pribumi
      Satu langkah Pasti  Pencegahan PemanasanBumi
       
      Laju  eksploitasi modern semakin meminggirkan kedaulatan masayarakat 
pribumi  memiliki kekuatan ampuh dalam penjagaan alam. Dampak terhadap 
pemanasan  bumi tidak meningkat adalah cara hidup masayarkat adat/tradisional.  
Orang Papua dengan mencari makan sehari-hari tidak dengan cara yang di  
peragakan oleh Amerika, Eropa dan Jepang yang mengais hidup dengan  peralatan 
canggih. Kami tidak mempunyai keahlian pembabatan hutan dan  alam seperti yang 
di tunjukan negara-negara industrialis dunia. Kami  punya cara pertahankan 
hidup terlalu kecil bagi kejahatan bumi yang  mengakibatkan kerusakan alam dan 
memicu perubahan iklim dunia.
       
       
      Sekian  lamanya alam dirusak, kita baru akan mendiskusikan bahaya 
pemanasan  bumi sekarang. Berabad-abad alam di jarah, air tercemar, 
penghilangan  kedaulatan bangsa pribumi sebagai sebuah komunitas sipil yang  
kekuatannya menunjukan perlindungan akan pelestarian wilayah dan negeri  
setempat. Namun, sayangnya ditengah resensi sistem yang mengembangkan  neraka 
dunia membunuh dengan perlahan kekuatan lokal. Konstitusi  negara-negara 
moderen yang tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan  filosofi pribumi 
sebagai rentang kendali masalah serius bagi penyusunan  keinginan bersama guna 
pencegahan perubahan iklim. Karakter produksi  dalam era globalisasi sekarang 
patut di kurangi. Tidak hanya  pengurangan emisi gas sebab akar permasalahan 
perubahan iklim adalah  ideologi pelestarian bumi lebih mementingkan 
kepentingan ekonomi pasar  internasional.
       
      Kita  tidak akan berhasil dalam konsolidasi perubahan iklim sekarang, 
tetapi  komitmen semua negara atas kedaulatan bangsa pribumi adalah jalan  
panjang pencegahan kerusakan hutan dan pencemaran bumi saat ini maupun  akan 
datang. Penghentian peningkatan produksi adalah keharusan  disamping mengurangi 
emis gas, juga bagian dari pembatasan hegemoni  eksploitatif yang serakah.
       
      Papua  Barat adalah satu-satunya wilayah yang menyimpan sumber penting 
dalam  permasalahan pemanasan bumi. Negeri ini paling tidak sebagai solusi  
ketika perubahan iklim menjadi masalah sekarang. Kami yakin, lumbung  kekuatan 
perlindungan dan pencegahan terhadap bahaya perubahan iklim  adalah keharusan 
bagi pentingnya penegakan berbagai aspek diantaranya;
       
      I.                     Perlindungan dan  kemerdekaan sudah saatnya di 
tegakan bagi masayarakat pribumi.      II.                 Penghentian  dan 
pengurangan eksploitatif sekarang maupun akan datang yang hendak  menjadikan 
Papua Barat sebagai sumber peningkatan produksi.      III.     Berikan  hak 
kuasa pertambangan kepada masayarakat adat sebab Kejayaan  masyarakat adat dan 
bangsa pribumi menjadi penguasa terdepan dalam  mengontrol hingga mengijinkan 
sebuah produksi berjalan sesuai aturan  pribumi yang tentunya sejalan dengan 
kampanye bahaya perubahan iklim  saat ini dan akan datang.      IV.             
   Negara-negara  industri tak hanya respons terhadap kampanye perubahan iklim, 
bahwa  keberpihakan sekarang adalah pengurangan emisi gas dengan mengurangi  
laju peningkatan produksi. Jika ini tidak terwujud maka musuh utama  dunia 
adalah negara-negara yang tidak patuh terhadap pengurangan  produksi.       
      Sekian kami nyatakan!
      Eksekutif Nasional 
      Front PEPERA Papua Barat
       
      Ttd
      Wenslaus Edoway      
  Jurubicara Papua  dalam Climate Change
       
    

Note: forwarded message attached.

************************
Email:
--------
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]

Website:
--------
www.kabarpapua.com
www.papuapost.com

***
       
---------------------------------
Be a better sports nut! Let your teams follow you with Yahoo Mobile. Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to