Refleksi: Apakah petinggi negara dan perusahaan di Indonesia mengerti hakekat tanggung jawab sosial ataukah mereka mempunyai pengeritan tersendiri yang berlainan? Umumnya tukang copet, tukang catut, bandit, garong dan koruptor tidak mempunyai tanggung jawab sosial, terkecuali bandit Robin Hood.
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0509/10/utama/2038383.htm Tanggung Jawab Sosial Bukan Beban bagi Perusahaan Jakarta, Jumat - Penerapan konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility/CSR yang sedang menjadi tren di negara maju dan negara berkembang terbukti bukan sekadar kegiatan perusahaan yang membengkakkan pengeluaran, tetapi justru meningkatkan pendapatan. Demikian diutarakan Ketua Bersama Asia Forum on CSR Conference Arifin Siregar di Jakarta, Jumat (9/9). Forum itu juga dihadiri pendiri Kompas, Jakob Oetama. CSR juga terkait dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Abad Milenium, salah satu di antara pengurangan angka kemiskinan menjadi setengah pada tahun 2015, dari sekitar 1,3 miliar jiwa sekarang ini. Saat ini baik di negara maju maupun negara berkembang sedang terjadi perubahan sikap yang mengutamakan kepentingan stakeholder, dalam hal ini antara lain konsumen dan komunitas di sekitar, dengan menerapkan konsep CSR, kata Arifin. Ia mengatakan, meskipun penerapan CSR dianggap sebagai tambahan biaya, pada dasarnya hal itu tidak akan mengurangi laba, bahkan menaikkan pendapatan. Contoh untuk itu dipresentasikan oleh Mechai Viravaidya. Ia memiliki perusahaan di Thailand yang memberikan kredit tanpa jaminan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar perusahaannya. Mereka mengambil risiko dengan memberikan kredit kepada masyarakat sekitar tanpa jaminan dan ternyata hasilnya bagus. Nilai kredit yang macet cukup rendah dan kualitas hidup masyarakat sekitar meningkat, katanya. Arifin Siregar menjelaskan, Forum CSR berlangsung dua hari diselenggarakan sebagai sarana untuk berbagi pengalaman soal penerapan CSR yang bisa membuat bisnis menjadi semakin efektif. Pertemuan di Jakarta itu diikuti 425 peserta dari 18 negara di Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika, seperti negara-negara ASEAN, Selandia Baru, Denmark, AS, Banglades, dan Program Pembangunan PBB (UNDP). Muhammad Saleh, Direktur Pengembangan dan Corporate Relations PT Unilever Indonesia, menjelaskan, penerapan konsep CSR yang dilakukan perusahaannya telah memberikan pekerjaan tidak langsung bagi banyak orang. Kami mempunyai 300 pekerja. Tetapi dari CSR kami, ada sekitar 300.000 penduduk yang mendapatkan pekerjaan tidak langsung. Tentunya CSR kami berhubungan dengan lingkungan dan pendidikan, katanya. Wakil dari Shell, Wally Saleh, juga mengaku telah menerapkan CSR dalam dua tahun terakhir. Kami memandang reputasilah yang akan mendorong perusahaan bisa bertahan di suatu daerah, katanya. (Antara/MON) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery. http://us.click.yahoo.com/X3SVTD/izNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/