http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/6/2/o2.htm Kamis Kliwon, 2 Juni 2005 Artikel
Peledakan bom yang terjadi di Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, serta serangan bom dan berbagai aksi kekerasan yang menimpa daerah tersebut harus dijadikan tonggak dan langkah awal untuk merevitalisasikan semangat dan kebulatan tekad secara bersama-sama oleh masyarakat, pihak keamanan dan pemerintah demi menjaga keamanan. Maka dari itu diperlukan suatu sikap transparan, dan kecerdasan dari pihak aparat untuk selalu mengusut dan mengungkap setuntas-tuntasnya siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Ini memerlukan keberanian dan mentalitas yang tegas. Teror Bom dan Sorotan atas Kinerja Aparat Oleh Syahrul Kirom LAGI-LAGI Indonesia di timpa musibah. Bom dahsyat pun mengguncang daerah Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, yang menelan korban sedikitnya 22 orang tewas dan 74 lainnya luka-luka. Korban diprediksi masih bisa bertambah. Ironisnya, yang membuat kita tak habis pikir bom itu diledakkan di daearah Pasar Tentena dan di dekat kantor BRI, yang kondisinya lagi ramai. Bom itu sungguh keji dan kejam, pelakunya tidak punya perasaan dan hati nurani. Banyak korban yang berjatuhan adalah warga tak berdosa. Kita terkejut atas tindakan teror itu yang melampaui batas-batas normatif dan moralitas kehidupan umat manusia. Tatkala bom itu mencabik Tentena, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedang dalam lawatannya ke beberapa negara. Ia menyatakan sangat menyesal dan mengecam serta turut berdukacita atas para korban. Hal ini pun karena pihak aparat yang sangat lalai terhadap kondisi keamanan. Melihat negara Indonesia ini yang belum sembuh dari luka derita yang menimpanya, menyebabkan kita untuk selalu berintrospeksi dan berwaspada, mulai kejadian tsunami, banjir, dan bahkan korupsi. Kini luka derita kita ditambah lagi dengan adanya ancaman tindakan teror, dan menewaskan serta mencederai warga yang tak berdosa, yang sedang di pasar. Karena pasar merupakan tempat orang banyak berkerumum untuk jual-beli. Pasar tak membedakan pengunjung dan tak ada pendiskriminasian. Pasar tak kenal lawan-lawan dan perseteruan. Pertanyaan yang muncul, kenapa harus di pasar? Padahal kalau ditelisik lebih jauh, apa keuntungannya ngebom di daerah pasar? Fenomena ini pun akhirnya membuat rasa waspada dan kekhawatiran kita apabila tindakan tersebut meluas. Karena bagaiamana pun adanya tindakan teror bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) sudah sangat lama dan sering terjadi gangguan. Gangguan keamanan yang dilandasi oleh konflik horizontal yang memiliki muatan unsur ras, suku, etnis dan agama. Hal ini seringkali berulang termasuk penembakan dan peledakan bom. Lewat pendekatan yang sangat menyeluruh, melibatkan semua pihak yang terlibat unsur konflik yang dilatarbelakangi dengan jasa perantara aktif pemerintah, konflik tersebut akhirnya dapat didamaikan Setelah itu, masih muncul beberapa aksi kekerasan yang bertendensi pada hal-hal yang tidak bisa dijadikan sebagai simbol-simbol saja pada konflik horizontal. Akan tetapi, mulai muncul berbagai persoalan dan suspection pada semua orang. Konflik yang secara kebetulan terjadi akhirnya berlanjut juga yang dilakukan oleh salah satu pihak yang semula melakukannya dan terlibat konflik horizontal untuk memperkeruh dan memperakut suasana. Dalam karyanya Giovanna Borradori berjudul ''Philosophy In A Time of Teror'' (2005) menyebutkan, bahwa asal mula munculnya teror disebabkan tiga hal. Pertama, adanya unsur pembalasan-pembalasan atas luka derita dan ketidaksenangan mereka terhadap kelompok tertentu, dengan maksud untuk mengancamnya. Kedua, mungkin ada faktor/kepentingan geopolitik di balik itu semua untuk membuat suasana semakin panas. Ketiga, mereka ingin memperebutkan kemenangan-kemenangan atas persoalan masa lampau. Melemahnya Aparat Keamanan Apa saja yang selama ini dilakukan pihak aparat keamanan dalam mengontrol dan mengawasi daerahnya? Apakah kinerjanya memang benar-benar sudah efektif atau belum? Presiden pun telah memberikan warning kepada pihak aparat yang lalai dan akan diberikan sanksi. Ini karena seringnya fenomena semacam ini terjadi oleh pihak aparat. Melihat keadaan bangsa ini, Presiden harus memberikan tindakan tegas kepada aparat keamanan, agar mereka menindak dengan tegas dan penuh semangat, tidak setengah hati dalam membasmi pelaku teror yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain. Untuk itu dibutuhkan suatu sikap dan langkah yang kongkret dalam menuntaskan setiap masalah yang ada, dengan upaya harus ada implementasi dan realisasi yang cepat tanpa berbelit-belit, untuk menghadapi setiap problem yang muncul. Bukan hanya mengandalkan sebuah perintah, namun yang lebih signifikan lagi tindakan real oleh pihak aparat serta keinginan dan kemauan keras untuk selalu dijadikan modal utama dalam membasmi terorisme di Indonesia. Saat ini keamanan merupakan faktor yang penting sekali dalam menentukan eksistensi bangsa dan negara. Sekaligus sebagai komitmen dalam mengimplemetasikan dan mengaplikasikan serta mewujudkan kesejahteraan dan ketenteraman rakyat. Peledakan bom yang terjadi di Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, serta serangan bom dan berbagai aksi kekerasan yang menimpa daerah tersebut harus dijadikan tonggak dan langkah awal untuk merevitalisasikan semangat dan kebulatan tekad secara bersama-sama oleh masyarakat, pihak keamanan dan pemerintah demi menjaga keamanan. Maka dari itu diperlukan suatu sikap transparan, dan kecerdasan dari pihak aparat untuk selalu mengusut dan mengungkap setuntas-tuntasnya siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Ini memerlukan keberanian dan mentalitas yang tegas. Pengeboman di Tentena harus dijadikan landasan terakhir bagi pihak aparat atas kelalaiannya, untuk selalu mengedepankan pengawasan secara ketat. Dalam kondisi aman maupun di saat situasi sangat memprihatinkan mereka harus selalu siap siaga. Bangsa Indonesia sudah sangat lelah dengan seluruh penderitaan. Kini saatnya pemerintah dan aparat keamanan negara harus melakukan tindakan-tindakan yang nyata dalam proses penindakan terhadap para pelaku teror tersebut. Penulis, peneliti pada Social and Philoshopical Studies Yogyakarta [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Dying to be thin? Anorexia. Narrated by Julianne Moore . http://us.click.yahoo.com/FLQ_sC/gsnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/