http://www.kompas.com/kompas-cetak/0508/13/opini/1967224.htm
Tiga Pendekar Pemburu Koruptor Oleh: TAMRIN AMAL TOMAGOLA Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, Ketua Tipikor, Hendarman Supandji, bersama dengan Tumpak Hatorangan Panggabean, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Jenderal (Pol) Sutanto, Kepala Polri saat ini, adalah tiga pendekar ujung tombak pemburu koruptor. Dipundak merekalah harapan publik nasional diletakkan. Pendekar pertama, Hendarman Supandji, mengundang decak kagum publik ketika seusai pelantikannya di Istana Negara sebagai Ketua Tipikorâ?"tanpa tedeng aling-aling dengan menatap lurus mata Presiden SBYâ?"meminta ketegasan tingkat komitmen dukungan Presiden pada upaya pemberantasan ko- rupsi yang dibebankan di pundaknya. Tanpa ragu, Presiden menegaskan bahwa walau menyangkut kerabat dan teman dekatnya sendiri, beliau tidak akan bersikap seperti dalam ungkapan pepatah Melayu, â?tiba di mata dipicingkan, tiba di perut dikempiskanâ?. Malah untuk meyakinkan, Presiden meminta agar dimulai dengan pertama-tama membersihkan rumah tangga kepresidenan, khususnya Kantor Sekretariat Negara yang kini dipimpin oleh Prof Dr Yusril Ihza Mahendra. Tapi apa mau dikata? Alih-alih memulai dengan menjadikan pembersihan Sekretariat Negara sebagai exemplar, kasus contoh keseriusan pemberantasan ko- rupsi, belum-belum sang pendekar pertama ini keburu kelu lidahnya dan tidak mampu mengatakan lain selain dari mengabulkan permintaan Mensesneg untuk â?menangguhkanâ? penyelidikan dugaan korupsi di dapur negara ini. Penangguhan ini tak pelak lagi akan memberi waktu yang cukup banyak bagi para calon tersangka untuk menghapus jejak dan memusnahkan dokumen. Publik nasional melongo dan hanya bisa bergumam: rupanya segitu aja, deeds speak louder than words. Hipotesis Emmy Hafids yang dilontarkan dalam harian ini beberapa waktu lalu bahwa pemberantasan korupsi lewat sistem vertical accountability sangat rentan menemui jalan buntu daripada melalui sistem horizontal accountabilityâ?"seperti yang sejauh ini diperagakan KPKâ?"mendapat dukungan empiriknya dengan ketundukan Hendarman Supandji pada surat dari Mensesneg itu. Peranan Sekneg sebagai dapur negara sangat menonjol sejak zaman Orde Baru. Dapur ini tidak hanya menghasilkan makanan dan minuman yang nikmat bagi mayoritas birokrat dan keluarga mereka, tetapi juga makanan dan minuman beracun bagi negara dan rakyat banyak. Aset negara seperti Gelora Senayan, bekas lahan Bandara Kemayoran, kantor-kantor lama dari departemen ataupun lembaga tinggi negaraâ?"termasuk beberapa markas besar dan asrama prajurit TNI dan Polri di kota-kota pusat pertumbuhan serta tak kurang pentingnya lahan Bumi Perkemahan Cibubur, salah satu pusat penggodokan generasi mudaâ?"habis ludes jatuh ke tangan-tangan pengusaha. Para pengusaha ini kemudian mendirikan mal-mal pusat perbelanjaan yang membuat ruang-ruang kehidupan perkotaan semakin sempit, sumpek, dan penuh asap knalpot. Monster mal-mal ini rupanya tidak dapat dipuaskan dengan hanya mencaplok aset-aset negara, tetapi juga menggusur rakyat dari rumah-rumah permukiman mereka. Dalam waktu dekat Jakarta akan menyaingi Manila sebagai the capital city of malls in southeast Asia. Proses pembangkrutan negara dan pemiskinan rakyat sejak Orde Baru hingga kini berawal dari dapur pusat kekuasaan yang maha digdaya ini. Terbentur tembok Pendekar pemburu koruptor yang kedua, Tumpak Hatorangan Panggabean, sejauh ini tercatat sebagai pendekar yang paling banyak mencetak skor membekuk tersangka koruptor. Nyaris hampir tiada ujung minggu berlalu tanpa tersangka baru. Ia, dengan dukungan seluruh jajaran KPK, berhasil meraih pengakuan dari para mulut para calon tersangka skandal korupsi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Atas dasar itu KPK kemudian menjemput dan mengirim mereka ke balik jeruji sebagai tersangka. Walaupun demikian, pendekar yang paling gesit dan tak kenal gentar ini pun diramalkan akan terbentur tembok kekuasaan vertikal. Dua dari anggota KPU ditengarai tidak akan pernah bisa disentuh pendekar KPK ini. Seorang dari mereka sudah dimasukkan dalam selimut kekuasaan pimpinan partai sehingga cukup terlindung dari sengatan dinginnya jeruji besi. Adapun halnya anggota yang satu lagi, ia dan timnya baru saja membuat prestasi besar yang membanggakan bangsa dan menyejukkan nurani kemanusiaan lewat keberhasilan mereka membuhul kesepakatan perdamaian di Helsinki untuk Tanah Rencong yang rakyatnya sudah terlalu lama menderita. Harus diakui bahwa bagaimanapun, kedua kader muda yang berbakat ini cukup santun, penuh dedikasi, dan punya komitmen yang tinggi pada demokrasi dan keselamatan negara dan rakyat. Teramat sayang bila mereka harus mendekam di balik jeruji. Tapi, hukum adalah hukum. Bung Panggabean dan tim KPK dihadapkan pada ujian integritas yang benar-benar berat dan pelik. Pendekar pemburu koruptor ketiga adalah seorang jenderal polisi berbintang empat, Sutanto, Kepala Polri yang baru saja dilantik bulan lalu. Pendekar ini telah lama dikenal sebagai perwira yang tak tergoyahkan imannya oleh iming-iming apa pun. Jenderal yang punya nyali mengerahkan satuan Brimob untuk memberi pelajaran pada penghuni â?Gedung Putihâ? di Medan sewaktu ia menjabat Kepala Polda di sana, sejak awal promosinya sudah mencanangkan agendanya untuk membasmi berbagai â?penyakit masyarakatâ? seperti perjudian, perdagangan narkoba, premanisme, serta perdagangan perempuan dan anak-anak tanpa pandang bulu. Beberapa anak buahnya telah dihukumnya karena menjadi pelindung dari kegiatan-kegiatan haram di atas. Dalam beberapa minggu belakangan ini ternyata selain â?penyakit masyarakatâ? yang harus ditanganinya, ia ketambahan satu kasus â?penyakit polisiâ? yang membuatnya kikuk. Berulang kali perwira humasnya harus menggelar konferensi pers menepis berbagai sinyalemen tentang belasan rekening anggotanya yang saldonya tidak wajar bila diukur dengan besaran gaji resmi polisi. Berbagai aparat penegak hukum di luar kepolisian pun kelihatan berusaha menahan diri untuk tidak melukai martabat polisi. Hanya Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang punya keberanian moral untuk menuntut agar para polisi yang rekeningnya dipersoalkan publik melakukan pembuktian terbalik bahwa mereka bersih. Sesungguhnya jalan keluar dari kekikukan yang dianjurkan Ketua MPR itulah cara terbaik untuk mengawal martabat polisi. Sama dengan dua rekan pendekar pemburu koruptor sebelumnya, pendekar yang ketiga ini pun dihadapkan pada suatu titian yang menguji baik nyali maupun integritasnya. Akan luluskah mereka? Sebaiknya ya. Bila tidak, maka pemilih terdaftar dalam Pemilu 2009 akan meminta pertanggungjawaban langsung kepada nakhoda dan wakil nakhoda Kabinet Indonesia Bersatu. Tamrin Amal Tomagola Sosiolog [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> <font face=arial size=-1><a href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h27ksvv/M=362343.6886681.7839642.3022212/D=groups/S=1705329729:TM/Y=YAHOO/EXP=1123891061/A=2894350/R=0/SIG=10tj5mr8v/*http://www.globalgiving.com">Make a difference. Find and fund world-changing projects at GlobalGiving</a>.</font> --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/