http://www.republika.co.id/berita/52708/Tikus_Loyal_Terhadap_Lingkungan
Tikus Loyal Terhadap Lingkungan Dalam perjalanan hidup tikus, satu hal yang pasti: tidak ada tempat lain seperti rumah. Kini sebuah studi di Ekologi Molekular menemukan hal tersebut memang terbukti benar bagi tikus-tikus. Meski tikus-tikus dalam kota terlihat bebas berkeliaran, sebagian besar membentuk lingkungan berbeda di mana mereka menghabiskan sebagian besar hidupnya. Seperti kota besar lain, Baltimore, Amerika Serikat mememiliki banyak lingkungan - dengan masing-masing karakternya. Namun para ahli dari Kesehatan Masyarakat di Johns Hopkins Bloomberg School mengatakan manusia tidaklah satu-satunya mahkluk hidup yang loyal terhadap akar lingkungannya. Peneliti menemukan jika para tikus pun cenderung tetap tinggal di rumah, jarang berpetualan lebih dari satu blok kota. Meski, dalam situasi berbahaya beberapa hewan pengerat dan juga tikus dapat berkelana hingga sejauh lebih dari 11 kilometer untuk membentuk populasi sama seperti kawasan yang ditinggal. Tikus liar Norway-alias tikus got sekitar pemukiman, dapat mencapai berat hampir 1 kilogram dan menyebarkan berbagai macam penyakit kepada manusia. Tak sedikit upaya manusia untuk membasmi tikus, namun jumlah tikus selalu seolah tetap sama dan tak jarang bertambah. Untuk memahami hal itu, para ahli menjerat setidaknya 300 tikus dari 11 kawasan pemukiman di Baltimore dan melakukan riset genetika untuk melihat bagaimana tikus-tikus tersebut saling terkait. Para ilmuwan menemukan jika tikus Baltimore Timur terpisah dari rekan mereka yang tak punya hubungan di sisi Barat dengan saluran air besar, dikenal Jones Fall. Di dalam radius tersebut, keluarga tikus membentuk komunitas lebih kecil di sekitar 11 blok kota. Lebih jauh, setiap komunitas dibagi kedalam lingkungan yang berkembang sedikit lebih luas dari panjang rata-rata satu bantaran sungai atau selokan. Dan bagi tikus kota, itu layaknya home sweet home. Penemuan tersebut mengungkapkan, ketika tikus-tikus jarang bermigrasi, upaya pembasmian tikus justru seperti membakar api dari belakang, dengan mendorong tikus-tikus membentuk populasi kembali di area lain dan menyebarkan penyakit lebih luas. Ketika anda mencium bau tikus, solusi terbaik adalah mengatasi masalah langsung dengan skala besar--mungkin dengan membasmi seluruh keluarga satu kali pukul. Sebab tikus selalu menang./sciencedaily/itz [Non-text portions of this message have been removed]