Diskusi "Seni Rupa dan Politik" Selasa 16 Desember pukul 16.00 WIB di Ruang Serbaguna Komunitas Salihara, Jalan Salihara No 16 (dekat Universitas Nasional), Pasar Minggu Jakarta Selatan
Sebagaimana kita tahu, seni rupa modern Indonesia sejak semula tak terpisah dari peristiwa, dan tujuan-tujuan politik. Semangat yang dikibarkan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) misalnya, tak semata perkara estetika, tapi juga sikap anti kolonialisme. Perseteruan antara kecenderungan berkarya ala PERSAGI, dengan kecenderungan lukisan yang kita kenal bergaya MOOI INDIE, adalah contoh lain bagaimana tarik menarik antara kepentingan estetika dan politik. Munculnya kelompok-kelompok seperti Sanggar Rakyat, Sanggar Bumi Tarung, hingga LEKRA merupakan cermin dari kepentingan yang sama. Pameran Dari Penjara ke Pigura yang baru saja selesai dalam rangka Festival Salihara 2008 juga terinspirasi oleh gagasan-gagasan sejumlah tokoh pergerakan yang menolak penjajahan kolonialisme Belanda. Diskusi ini kurang lebih akan bertolak dari pelbagai peristiwa tersebut. Menampilkan pembicara Jim Supangkat, seorang kurator independen, dan salah satu pengagas Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia; Agung Hujatnikajennong, kurator Selasar Sunaryo Art Space, yang berpandangan progresif, dan banyak mengikuti diskusi dan seminar di dalam maupun luar negeri. Berperan sebagai moderator adalah Wicaksono Adi, seorang pemerhati seni rupa yang tajam. http://salihara.org/main.php?type=detail&module=event&menu=child&parent_id=4&id=31&item_id=505 Apakah saya bisa menurunkan berat badan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]