http://www.sinarharapan.co.id/berita/0506/27/sh03.html
Upaya Penyelundupan Solar di Cilacap Diselidiki, Kemungkinan Pejabat Pertamina Terlibat Semarang, Sinar Harapan Menyusul terungkapnya upaya penyelundupan 528 ton solar ke luar negeri dari Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) akan meminta keterangan sejumlah pejabat Pertamina. Hal itu dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan keterlibatan oknum pejabat Pertamina dalam kasus itu. "Kami baru sebatas koordinasi dengan pihak Pertamina sebagai saksi ahli dalam kasus ini. Jika nanti ditemukan adanya indikasi kuat keterlibatan orang dalam Pertamina maka pihak kepolisian akan menindaklanjuti temuan itu," kata Kepala Satuan (Kasat) I Direktorat Reserse dan Kriminal Polda Jateng, Komisaris Iman Rahardjanta, ketika dihubungi SH, Senin (27/6) pagi. Iman Rahadjanta menambahkan, hingga Senin pagi ini pihaknya masih memeriksa 18 anak buah kapal (ABK) Kapal tanker KM Yoto yang ditahan sejak Sabtu (25/6). Ke-18 ABK itu di antaranya Zheng Ning Fen (kapten kapal), Lil En, Kwang Tien Liang, Wang Lien F, Chie Luk Feng dan Chie Cen. "Mereka sudah kami nyatakan sebagai tersangka dalam kasus upaya penyelundupan solar dari Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap," tambahnya. Kapal tanker asal Cina, KM Yoto ditangkap saat akan menyelundupkan sedikitnya 528 ton solar di Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng). Solar tersebut kemungkinan besar akan dikirim ke luar negeri. Pihak Polisi Daerah (Polda) Jawa Tengah (Jateng) juga menangkap 18 pelaku dan kini diamankan di Mapolda Jateng di Semarang. Kapolda Jateng, Irjen Chairul Rasjid, Minggu (26/6) siang mengatakan, kapal itu sudah lima hari berada di Cilacap untuk mengisi BBM. "Setiap hari mereka mengisi 80 ribu liter solar yang diambil dari daerah Jawa Barat. Menurut rencana, setelah 1.350 ton mereka akan berangkat keluar Jawa Tengah," jelasnya. Namun, sebelum kapal tersebut berangkat, lanjut Chairul, pihaknya menangkapnya, Sabtu (25/6). Kini kapal tersebut ditahan di Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, dan 18 orang diperiksa di Mapolda. "Kami sebenarnya menemukan 24 orang yang berada di kapal saat penangkapan, yakni 12 orang di antaranya berwarga negara Cina Taipei dan Cina daratan. Namun hanya 18 orang yang dibawa ke Mapolda untuk menjalani pemeriksaan," jelasnya. Selain membawa 18 tersangka, Polda Jateng juga menyita tiga truk bermuatan solar sebagai sampel barang bukti. Sementara, kapal tanker yang berada di Cilacap disegel dan dijaga sejumlah aparat dari Polres Cilacap dan Polwil Banyumas. Rasjid menjelaskan, dari pemeriksaan awal ditemukan indikasi kuat bahwa BBM itu akan dibawa keluar Jateng. "Kami belum mengetahui kemana tujuannya. Tidak menutup kemungkinan, BBM selundupan itu akan dijual di tengah laut. Kami mendapat instruksi langsung dari Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar untuk mengusut tuntas kasus ini," tambahnya. Jaringan Internasional Pertamina menegaskan akan menindaklanjuti temuan penyelundupan tersebut, dengan menelusuri apakah ada bagian distribusi agen atau oknum Pertamina yang terlibat. "Ini sudah mengarah ke subversif ekonomi dan kita akan menindaklanjutinya. Jika ketahuan agen atau oknum Pertamina terlibat, pasti kita akan tindak tegas," kata Mochamad Harun, Media Relations PT Pertamina (Persero) kepada SH di Jakarta, Senin (27/6) pagi. Dari manajemen Pertamina, ia menyampaikan terima kasih kepada aparat kepolisian yang berhasil menggagalkan penyelundupan itu. Akan tetapi ia mengaku pihaknya masih butuh waktu untuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menyelidiki keterlibatan internal Pertamina. Ke depan, katanya, Pertamina akan lebih meningkatkan pengawasan atas daerah-daerah atau poin-poin mana dari distribusi yang bolong atau dimungkinkan terjadinya penyelundupan sejenis. Harun juga yakin penyelundupan solar itu terkait dengan jaringan internasional. Pasalnya, kapal yang dipakai untuk menyelundupkan BBM itu adalah kapal asal Taiwan meski telah berbendera Indonesia. Kedua, harga solar di Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan harga di pasaran internasional. Dan itu katanya, mengundang penyelundupan. "Bayangkan saja, harga solar di luar negeri berkisar US$ 70-72 per barel atau setara Rp 4.800 hingga Rp 5.000 per liter. Dibandingkan harga dalam negeri, selisihnya sangat jauh bisa mencapai Rp 3.000 per liter. Ini yang membuat penyelundupan marak apalagi wilayah kita sangat terbuka," jelas Harun. (yud/rvs) [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/