http://www.tniad.mil.id/news.php?id=3441
*WAKASAD : PERWIRA HARUS PEGANG TEGUH KODE ETIK PERWIRA* *Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) Mayor Jenderal TNI Johanes Suryo Prabowo* menegaskan, mengawali karir dan pengabdian sebagai Perwira Angkatan Darat harus senantiasa mampu memegang teguh Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Delapan Wajib TNI dan Kode Etik Perwira "Budhi Bakti Wira Utama", dengan mematuhi pedoman dan norma yang terkandung didalamnya, serta memegang teguh suri tauladan seperti yang telah dicontohkan sosok panutan TNI Panglima Besar Jenderal Soedirman. Hal ini ditegaskan Wakasad ketika memberi ceramah pembekalan kepada 155 Perwira Abituren Pendidikan Pertama Perwira Prajurit Karir Tahun 2008 di Markas Besar Angkatan Darat, Jumat, (25/7). 155 Perwira tersebut terdiri dari 133 Perwira pria dan 22 Perwira Wanita (Kowad) telah menempuh pendidikan Kawah Chandra Dimuka di Akmil, Magelang dan telah dinyatakan lulus dan dilantik oleh Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, Kamis (17/7). Selanjutnya mengikuti pendidikan kecabangannya. Menurut Wakasad, sebagai Perwira Angkatan Darat akan mengemban berbagai tugas dengan segala dimensinya, dan tidak sepenuhnya sama dengan teori dan kiat yang dilatihkan di lembaga pendidikan dan dituntut untuk mampu menyesuaikan diri untuk mengembangkan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang diterima dalam suasana lingkungan yang terus berkembang secara dinamis. "Para Perwira perlu terus menggembleng diri, meningkatkan kemampuan dan memantapkan jati diri sebagai prajurit pejuang Sapta Marga", tambah Wakasad. Oleh karena itu, Wakasd meminta tumbuhkembangkanlah budaya belajar dan berlatih secara teratur di tengah-tengah kesibukan tugas dan pengabdian, karena bagi Perwira Angkatan Darat tidak kenal kata berhenti dalam belajar. Wakasad menegaskan, sebagai perwira harus dapat menjadi pelopor anak buah dan mampu menjadi suri tauladan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta wawasan. Wakasad mengatakan, sebagai pemimpin para perwira harus memahami dan menyadari bahwa dirinya adalah sosok panutan bagi anak buah dan lingkunganya, serta harus pula memahami sikap dan perilaku yang dipimpinnya. Dengan landasan pemahaman dan kesadaran demikian, para perwira harus senantiasa berupaya menampilkan yang terbaik bagi kepentingan satuan dan lingkungannya. Hal tersebut tidak bisa ditawar lagi karena pada hakekatnya pemimpin adalah pribadi yang dikorbankan, tegas Wakasad. (Dispenad) [Non-text portions of this message have been removed]