http://www.antaranews.com/berita/1270539441/wartawan-tak-bisa-masuk-arena-kongres-pdip

Wartawan Tak Bisa Masuk Arena Kongres PDIP
Selasa, 6 April 2010 14:37 WIB | Peristiwa | Politik/Hankam | 
Denpasar (ANTARA News) - Puluhan wartawan nasional dan lokal, Selasa, kecewa 
karena mereka tidak mendapatkan kartu tanda pengenal dan tidak diizinkan masuk 
ke arena Kongres III PDIP yang digelar di Sanur, Denpasar, Bali.

Arnol, seorang koresponden media nasional di Sanur, mengaku sudah sekitar 
sepekan lalu mendaftarkan diri kepada seksi humas dan publikasi untuk dapat 
meliput kongres itu, namun hingga menjelang pembukaan kongres, kartu pengenal 
itu belum diterbitkan.

Akibatnya, petugas keamanan melarang dia bersama wartawan lainnya untuk masuk 
ke arena dan meliput kongres tersebut.

"Saya dengan kawan-kawan sudah sepekan lalu mendaftarkan diri kepada panitia 
daerah, tetapi hingga pembukaan kongres yang dibuka oleh Megawati Soekarnoputri 
belum juga diberikan," katanya.

Ia sebelumnya sudah langsung menghubungi panitia pusat, tetapi disarankan untuk 
mendaftar kepada panitia daerah yang membidangi kehumasan.

"Panitia pusat menyarankan saya untuk mendaftar pada panitia daerah. Semua itu 
saya sudah lakukan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh panitia," 
ucap Arnol.

Sejumlah wartawan lain juga mengalami nasib yang sama. Bahkan saat pengurusan 
kartu pengenal panitia berbelit-belit dengan alasan kartu tersebut belum 
ditandatangani oleh koordinator bidang humas.

Bahkan janji panitia bahwa kartu tanda pengenal tersebut sudah dibagikan pada 
Senin (5/4) pagi, ternyata baru pada malam harinya dibagikan, itu pun hanya 
terbatas.

Karena tidak memiliki kartu pengenal, sejumlah wartawan memilih meninggalkan 
arena kongres yang dihadiri sekitar 1.700 orang dari panitia, utusan DPP, DPD 
dan DPC PDI Perjuangan.

Seksi Humas dan Publikasi Kongres III PDIP Bernart Keytimu mengatakan, pihaknya 
sudah mengajukan nama-nama wartawan lokal maupun koresponden media nasional ke 
koordinator bidang humas.

"Kami sudah ajukan nama-nama wartawan tersebut, tetapi panitia pusat hanya 
memberikan kartu pengenal untuk satu media hanya maksimal dua orang," katanya.

Selain itu, kata Bernart, khusus acara pembukaan kongres untuk awak media 
dibatasi masuk ke ruang utama, kecuali juru kamera dan fotografer. Sedangkan 
wartawan lainnya bisa meliput lewat media center, karena di ruang itu juga 
dipasangi layar monitor.

Menurut dia, di ruang media center juga disediakan fasilitas komputer sebanyak 
20 unit dan internet serta Wi-Fi tanpa baras.
++++
http://www.antaranews.com/berita/1270543058/pendukung-pdip-anti-koalisi-nyaris-bentrok
Pendukung PDIP Anti-Koalisi Nyaris Bentrok
Selasa, 6 April 2010 15:37 WIB | Peristiwa | Politik/Hankam | 

(ANTARA/Yudhi Mahatma)Denpasar (ANTARA News) - Ratusan simpatisan PDIP dari DPC 
Kota Tangerang yang menolak koalisi dan demonstasi di lokasi kongres partai itu 
di Sanur, Denpasar, Bali, Selasa, nyaris bentrok dengan aparat keamanan 
setempat.

Ketegangan dipicu oleh ketidaksengajaan aparat kepolisian dari satuan lalu 
lintas yang merobekkan spanduk kertas berukuran besar yang mementang di jalur 
menuju Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur.

Robeknya spanduk tersebut berawal saat massa menggelar aksi dengan menutup 
jalan menuju hotel dengan spanduk itu, kemudian petugas menyingkirkan spanduk 
karena saat itu Kapolda Bali Irjen Pol Sutisna melintas untuk memantau jalannya 
kongres.

Tidak terima spanduk yang berukuran sepanjang 30 meter yang bertuliskan 
"Selamat dan Sukses Kongres III Bali, DPC PDIP Kota Tanggerang, Ibuku Ketua 
Umum, Oposisi Harga Mati" tersebut sobek, terjadilah aksi saling dorong antara 
massa dengan petugas.

Bahkan beberapa orang sempat berteriak menuntut tanggung jawab petugas yang 
telah merobek spanduknya. "Mana polisi yang merobek spanduk, kalau ada yang 
merobek lagi kita beli," teriaknya.

Namun beruntung, setelah dilakukan negosiasi, situasi yang lebih panas akhirnya 
dapat diredam, sehingga permasalahan tidak melebar.

Sementara Kapolda Bali Irjen Pol Sutisna mengharapkan, meski ada perbedaan 
pendapat hendaknya jangan sampai permasalahan tersebut menjadi lebar dan 
berkepanjangan.

"Masalah ada perbedaan pendapat itu biasa, namun janganlah masalah tersebut 
diperlebar, kan dapat diselesaikan dengan cara baik-baik," ujarnya.

Menurut Kapolda, ketidakteraturan terjadi karena kondisi tempat yang tidak 
sebanding dengan jumlah orang yang ingin masuk dan menyaksikan langsung kongres 
tersebut.

Pada kesempatan itu, Sutisna mengimbau kepada semua pihak untuk dapat mendukung 
agar kegiatan kongres dapat berjalan aman, lancar dan damai serta sesuai 
tujuan. 

Kongres PDIP di Bali akan membuat keputusan yang memicu pro dan kotra dalam 
tubuh organisasi politik tersebut, apakah partai itu akan berkoalisi dengan 
pemerintah atau tetap menjadi partai oposisi.

(T.I006/P004/S026)



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke