Yuk, ikutan menelisik ulah alien di planet kita

Aktivitas penggemar fenomena makhluk dan pesawat UFO 

Oleh Bagus Marsudi/Kontan

Penggemar fenomena UFO tak pernah berhenti mencari tahu fakta keberadaan 
makhluk ruang angkasa di bumi. Mulai dari mencari bukti-bukti sampai mencari 
agenda tersembunyi UFO.

Sawangan, Senin, 4 November 2007, sekitar jam 4 sore. "Awalnya, anak saya dulu 
yang melihatnya di lapangan badminton, kemudian memberitahu saya, saya saat itu 
ada di teras taman depan, saya segera berusaha melihat secepat mungkin dari 
teras taman saya yang menggunduk seperti bukit, tetapi ternyata sudah nggak 
ada. Lalu anak saya mengajak saya ke lapangan badminton tersebut, saya berusaha 
secepatnya nyampe di sana."

Setelah tiba di sana, memang sudah tidak ada. Lalu anak saya bilang, benda 
tersebut sudah ngambang beberapa saat di sana, lalu menghilang lagi, lalu 
muncul lagi berputar-putar beberapa lama, nah penampakan/sighting yang kedua 
inilah anak saya mulai memanggil saya dengan berlari.

Kembali ke saya, setelah tiba di lapangan, saya kecewa karena sudah tidak ada 
lagi. Tetapi anak saya meyakinkan bahwa benda itu akan muncul lagi. Saya cuma 
tertawa kecut. Dari mana tahu kalo mau muncul lagi? Saya putuskan menunggu 
beberapa lama, hampir kurang lebih 15 menitan, saat anak saya dan dua orang 
temannya naik ke bagian podium untuk juri menghitung nilai yang letaknya 
lumayan tinggi.

Maka di saat itulah dia berteriak, "Itu tuh ada di sana!" Lalu saya segera ke 
tempat yang lebih jelas tetap di area lapangan badminton tersebut, dan melihat 
benda lonjong tersebut bergerak dari arah kiri ke kanan, dan warnanya seperti 
sengaja menggunakan warna awan. Mungkinkah kamuflase? Bentuk tersebut masuk ke 
awan sebelah kanan dan menghilang tidak keluar ke sisi awan lainnya."

Penampakan unidentified flying object (UFO) ini dikisahkan oleh Michael 
Gumelar. Kisah semacam ini bukanlah yang pertama dialami Gum, begitu sapaan 
dosen Jurusan Teknologi Animasi, Seni, dan Desain Universitas Multimedia 
Nusantara. Awal September silam ia bersama keluarganya juga sempat mengalami 
penampakan serupa saat menikmati pasar malam di Pamulang.

Di daerah Pamulang juga, tanggal 12 September 2007 sekitar pukul 20.45, Iwan 
Tri sepulang tarawih melihat empat cahaya di langit. Tiga cahaya yang membentuk 
formasi segitiga jalan beriringan. Warnanya merah, terang sekali. Sekitar tiga 
menit kemudian, empat cahaya itu menghilang.

Saksi lain, Ernesta Siadari, warga Pamulang, sekitar waktu yang sama melihat 
lima obyek oranye, sangat terang, berjalan pelan.

Barangkali, banyak orang yang menemukan hal aneh di langit secara tak sengaja. 
Mungkin sebagian hanya bisa kaget dan menceritakan pengalamannya pada keluarga 
atau teman dekatnya. Sebagian lainnya, bisa jadi, tak tahu harus bicara pada 
siapa.

"Banyak yang mengalami fenomena UFO, tapi tak tahu harus bilang pada siapa," 
tutur Hasraldi.

Tapi, mereka yang gemar pada fenomena UFO ini tahu apa yang harus dilakukan. 
Sepuluh tahun terakhir, ada komunitas online penggemar UFO yang beralamat di 
[EMAIL PROTECTED]

Dari sebuah milis, belakangan Nur Agustinus, seorang psikolog yang tinggal di 
Surabaya membuatsebuah website (www.betaufo.org) yang berisi informasi seputar 
keberadaan UFO di Indonesia dan berbagai referensi yang bisa diambil untuk tahu 
lebih banyak soal fenomena ini. "Minat saya ini berawal dari hobi dan 
keingintahuan mengenai fenomena UFO," ungkap Nur, yang mengaku sejak kecil 
doyan cerita sci-fi (science fiction) ini.

Disokong oleh beberapa orang yang sejak awal memang meneliti keberadaan UFO 
seperti J. Salatun, mantan Kepala Lapan, komunitas online ini cepat menyebar. 
Menjelang peringatan 10 tahun pendirian komunitas ini, anggota Beta-Ufo sudah 
mencapai 552 orang. "Yang aktif sekitar 30 orang," ujar Nur.

Anggotanya mulai dari awam, profesional, sampai militer. Ada yang memang pernah 
mengalami, sekadar ingin tahu, sampai yang meragukan UFO.

Di luar Beta-Ufo, ada beberapa komunitas lain: Ufosiana, Grey Race Foundation, 
UFO IC (UFI Indonesian Community) dan pemburu UFO (IUFOH atau Indonesian UFO 
Hunter).
___________________________________________________

Mencari agenda UFO

Sebagian besar menjaring informasi seputar keberadaan UFO di Indonesia, 
mendokumentasikan, meneliti, bahkan membedah kebenaran dari berbagai fakta itu. 
Meski bukan menjadi wadah resmi, Beta-Ufo menjadi rujukan bagi 
komunitas-komunitas kecil itu.

Grey Race Foundation, misalnya, didirikan oleh Fan Fan F. Darmawan di Bandung. 
Mengaku awalnya tertarik oleh komik soal UFO saat SMP, belakangan Fan gencar 
mengumpulkan semua informasi seputar UFO. "Sewaktu kuliah, saya sampai 
ketagihan untuk mencari informasi soal UFO di dunia," ungkap Manajer Komunikasi 
dan Hubungan Publik Mizan ini. Kini, Fan seperti kamus berjalan untuk informasi 
seputar teori dan fakta keberadaan UFO.

Uniknya, dari rasa keingintahuan soal makhluk asing itu, Fan belakangan memilih 
untuk memeras manfaat keberadaan UFO itu bagi manusia. "Ada banyak teori dan 
pendapat soal keberadaan UFO di bumi. Tapi, semuanya kembali ke sikap kita," 
ujarnya. Dalam setiap diskusi soal UFO, Fan memompa kesadaran agar manusia 
lebih bersyukur dan bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidupnya.

Misi Grey Race - sebutan sebuah ras alien - ini sangat berbeda dengan yang 
diyakini Michael Gumelar. Di milis UFO IC dan situs pribadinya, Michael tak mau 
disekat oleh agama. Pria yang telah mengenyam pendidikan seni dari Skotlandia 
ini meyakini bahwa fakta adanya UFO menunjukkan bahwa manusia hidup dalam dunia 
teknologi. "Semua makhluk digerakkan oleh ion dan atom," tandasnya.

Fenomena keberadaan UFO di bumi, menurut Michael, sudah terjadi sejak dulu. 
Bahkan, peradaban manusia tak lepas dari adanya makhluk planet lain yang hidup 
di dunia. Makanya, Michael meyakini bahwa manusia pun mampu memunyai kemampuan 
seperti makhluk di luar bumi. "Saya sedang membuat desain pesawat ruang angkasa 
seperti UFO. Saya yakin kita bisa membuatnya," ujarnya.

Nur Agustinus mengaku awalnya tertarik untuk mengumpulkan berbagai informasi 
soal UFO. Sejak SMP, ia sudah menggilai fenomena UFO. Sewaktu SMA, dia sempat 
melakukan eksperimen peluncuran roket.

Setelah mendirikan Beta-Ufo 10 tahun silam, Nur juga sempat membuat Majalah 
UFO. Kini, selain mengumpulkan perkembangan terakhir fenomena UFO di seluruh 
dunia, Beta-Ufo juga meriset kesaksian di Indonesia.

Dari sekadar hobi dan ingin tahu, penelitian Nur sudah semakin jauh. Dari 
berbagai data dan fakta yang ia kumpulkan, Nur punya tujuan jelas. "Saya ingin 
tahu, apa agenda makhluk luar angkasa dan UFO itu pada manusia," tuturnya. Ia 
mengaku, saat ini sudah sampai pada tahap meraba agenda itu. "Beberapa data dan 
fakta yang selama ini disimpan oleh Amerika mungkin bakal lebih memperjelas 
nantinya," ujarnya.

Hasraldi, yang mendirikan Pemburu UFO, mengaku pernah melihat fenomena UFO 
dengan mata kepala sendiri. "Itu adalah pengalaman yang mencengangkan," 
katanya. Saat ini, pengacara di Kantor Hukum Eggi Sudjana itu gemar berburu dan 
mengumpulkan berbagai fakta dan bukti keberadaan UFO di Indonesia. "Banyak yang 
mengalami fenomena UFO, tapi tak tahu harus bilang pada siapa," tuturnya.

Dengan beragam perbedaan minat dan tujuan penggemar UFO ini, kegiatan bersama 
komunitas relatif tak banyak. Sesama anggota lebih banyak berkomunikasi lewat 
milis. Tapi, jika memungkinkan, antaranggota bisa saling berkunjung. "Kalau 
saya sedang ke Surabaya, saya akan mampir dan berdiskusi dengan Mas Nur," kata 
Fan.

Beberapa tahun lalu, memang komunitas Beta-Ufo mengadakan kegiatan. Misalnya, 
tahun 2000 meninjau candi Sukuh di lereng Gunung Lawi, Karanganyar. Candi yang 
dibangun menjelang runtuhnya kerajaan Majapahit ini punya bentuk unik. 
"Bentuknya mirip peninggalan kebudayaan Maya di Meksiko," ujar Nur. Ada juga 
arca makhluk bersayap. Diduga, tempat itu menjadi bukti jejak keberadaan 
makhluk ruang angkasa.

Dalam beberapa kesempatan, Beta-Ufo juga ikut pameran soal UFO dan menerbitkan 
Majalah Info UFO yang bertahan hanya pada 13 edisi.

Setelah secara intens mengadakan kopi darat pada tahun 2003, mulai tahun lalu 
ada acara kumpul-kumpul di Surabaya dan Jakarta. "Sabtu (8/12) ini, kami akan 
kumpul lagi di TIM sekaligus merayakan 10 tahun berdirinya Beta-Ufo," ujar Nur.

Sadar akan berbagai persepsi pribadi tentang UFO, dalam pertemuan komunitas, 
para penggemar UFO bisa saling berseberangan dalam satu topik. Apalagi kalau 
terkait dengan keyakinan. "Tapi kami selalu mengingatkan bahwa obyek yang kita 
itu bicarakan sama, yakni UFO. Meski pembahasan berbeda, satu sama lain masih 
bisa nyambung," tutur Fan.

Rasa keingintahuan akan UFO ini, menurut Fan, tak bakal habis. "Banyak fakta 
yang masih tersimpan rapat," ujarnya. Sementara belum terungkap, ia yakin, 
topik ini bakal terus menarik.
___________________________________________________

Merunut asal-usul fenomena UFO

Semua pembicaraan soal UFO (unidentified flying object) bermula dari kabar 
jatuhnya UFO di Roswell, New Mexico, pada awal Juli 1947. Awalnya, Roswell Army 
Air Field (RAAF) menyebut barang itu disebut benda terbang tak dikenal. 
Belakangan, informasi itu diralat sebagai balon terbang yang jatuh dan meledak.

Simpang siur kabar itu langsung menimbulkan wacana luas. Ada yang menyebut, 
bangkai permukaan pesawat yang jatuh itu menggunakan logam seperti bersisik 
dengan bahan logam mirip bismuth. Versi lain mengatakan, dalam kejadian itu, 
ditemukan empat makhluk dari angkasa luar: dua masih hidup, satu lari dan 
ditembak oleh tentara yang panik, dan satu lagi hidup dalam keadaan luka parah.

Dalam kondisi sekarat, alien terakhir ini dibawa ke RAAF. Alien-alien yang 
ditemukan ini tingginya 135 sentimeter, kulit berwarna cokelat keabu-abuan, 
memiliki empat jari, dan kepalanya plontos alias tanpa rambut.

Jatuhnya UFO di Roswell menarik perhatian banyak pihak. Pemerintah AS secara 
resmi membentuk badan khusus untuk menyelidiki fenomena tersebut, yakni Project 
Blue Book. Meski secara resmi, Pemerintah AS membantah adanya UFO jatuh, 
informasi yang beredar menyebut UFO yang jatuh itu disimpan di suatu tempat 
yang disebut Area 51.

Di luar kasus UFO jatuh, laporan penampakan UFO juga makin meningkat. Para 
peneliti kian bersemangat meneliti buruannya. Meski begitu, dari klarifikasi 
yang ada, tak semua laporan penampakan itu benar. Sejumlah laporan berisi 
kebohongan, yang lain merupakan hasil kesalahan interpretasi dan gangguan 
penglihatan. Sebagian yang lain hanya besumber dari histeria massa.

Belakangan ini, isu UFO sudah merambah ke tataran politik di Amerika. Setelah 
Prancis, Inggris, Irlandia, dan Argentina membuka arsip soal keberadaan UFO, 
Amerika juga didesak untuk membuka dokumen dan bukti yang rapat tersimpan sejak 
peristiwa Roswell 60 tahun silam. Saking hangatnya isu ini, pada debat calon 
presiden bulan lalu, beberapa pertanyaan menjurus ke masalah UFO ini.

Bagaimana menyikapi fenomena ini? Ada tiga kemungkinan: Anda boleh percaya 
tanpa harus tahu fakta. Atau, Anda bisa skeptis dengan mengkritisi fakta, atau 
bisa juga sebagai debunker yang gencar mencari bukti bahwa info dan fakta itu 
bohong belaka.


Kontan - 2 Desember 07

Ingin tahu lebih banyak tentang UFO? Klik:

www.betaufo.org

Catatan:
Kompas baru saja mewawancarai pentolan Beta-UFO. Menurut rencana akan dimuat di 
rubrik Komunitas.



[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to