Dari Jendela Toddopuli [13]:
 
 
DARI TENGAH PADANG SALJU
 
 
dari tengah padang salju memutihkan kota 
memutihkan seluruh bumi barat 
memutih bekukan gunung dan sungai 
seakan mengukur daya tahan kembaraku
yang merindukan kau
katulistiwa kampung lahir
 
dari tengah padang salju
aku menyimak gambar-gambar korban perang gaza
sekolah-sekolah yang dibombardir tsahal 
yang merasa paling perkasa sebagai
tentara tuhan pembela injil
 
cangkir ekspresoku pun mendingin
masih kureguk sebagai suuatu niscaya
seniscaya gelisah mendesak jari-jari jongos restoran
menuliskan baris-baris cinta sederhana ini
 
begitu dingin 
orang saling bunuh
melempar bom
menggorok leher 
memperkosa anak istri orang
menjadikan manusia semacam sate 
lalu dimasukkan ke gua gas atau lembah  
kepala dijadikan bola
 
mestikah tuhan dan 
dewa-dewa menjadikan kita hilang akal
lebih rendah dari beruang lapar
anjing-anjing kereta salju tanpa surya 
wahai penganut segala agama
 
ternyata medan tarung terbesar
tetap saja diri kita
jika tak awas 
agama menjadi penjara
rumah tahanan
 
aku gemetar 
di tengah dingin 
yang begini brutal
di tengah tarung 
ganas 
untuk jadi manusia
 
dingin 
tanpa welas
apalagi kita memang rakus
melihat kemilau alam 
menjanjikan dolar dan euro
pengisi pundi-pundi 
 
aku benar-benar menggigil
hingga tulang
dingin duka
dingin orang miskin
menolak jadi budak uang
apalagi jelas 
di hulu ajal menanti bersama malam
di mana aku kan tenggelam
bersama seluruh cerita dan kenang 
walau kutuk masih menggaung bagai si pongang
sepeninggalanku diucapkan kekasih yang merasa dikhianati
 
aku sendiri tidak memerlukan neraca saat itu 
aku tetaplah aku yang kalian kenal tak mau mendustai diri
tapi peperangan
dendam 
teror 
kulihat sebagai suatu kebebalan 
kebuntuan nalar
mengancam anak bumi
politik dan ekonomi bisa saja disusun jadi dasar teori
tapi pembunuhan tetap pembunuhan 
darah tetap darah
airmata tetap airmata
agama jadi pembunuh tuhanmu
 
cinta itu 
pilar terpercaya
membebaskan
mengekalkan natal 
jadi tahan abad
 
kernanya yesus sepi 
ditinggalkan bapaknya
di salib sendiri
tak mati
malah naik ke langit
untuk mengagungkan cinta
keabadian kasihsayang 
 
padang putih 
salju menyelimut ufuk
kutatap dari jendela toddopuli
dengan gigil hingga belulang
 
membom
menyembelih
lebih sederhana
dari cinta
sosok sepi
menapaki padang putih
 
di padang salju 
tiba-tiba aku melihat
ada yang tergeletak
di padang putih 
penuh darah
 
tuhankah itu
atau  nurani kita
atau keduanya?
 
ah
barangkali aku terlalu lelah
dan sangat merindukan kau, buah hati
 
maaf
baris-baris ini kutulis untukmu saja 
o,  perempuan kekasih
 
 
Winter Seine 2009
-------------------------
JJ. Kusni


      Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke