<http://www.republika.co.id >

Republika Online, Jumat, 19 Mei 2006

-----------------------------------------
Islamic Relief Berdakwah di Jalur Ekonomi
-----------------------------------------

Kemiskinan dekat dengan kekufuran. Agaknya, sepenggal kalimat
ini menunjukan adanya korelasi antara tingkat ekonomi dengan
keimanan seseorang. Keimanan seseorang cenderung terkikis bila
kebutuhan hidupnya belum tercukupi. Islamic Relief Indonesia
(IRI) tergerak untuk memantapkan ekonomi umat melalui sejumlah
program padat karya berbasis ekonomi syariah. Salah satunya adalah
program peningkatan pendapat keluarga Muslim di Provinsi Banten.

Di provinsi hasil pemekaran Jawa Barat itu, terdapat 10 desa
dengan tingkat kemiskinan tinggi. Rata-rata penghasilan kepala
keluarga (KK) di bawah Rp 10 ribu per harinya. Sementara, dalam
satu keluarga, terdapat rata-rata empat hingga enam anggota
keluarga. Akibatnya, banyak di antara mereka hanya mampu makan
dua kali sehari dengan menu sangat sederhana. Bahkan, menurut
manajer program IRI, Nanang S Dirja, terdapat beberapa keluarga
yang hanya makan sekali sehari. "Mereka makan dua kali atau
sekali sehari bukan karena pola makan diet, Tapi, memang mereka
betul-betul miskin," katanya.

Kesepuluh desa terdiri dari empat desa di Kecamatan Kasemen,
Kabupaten Serang, yakni desa Warung Daud, Kilasah, Terumbu, dan
Kasunyatan. Enam desa sisanya berada di Kecamatan Rangkas Bitung
dan Kecamatan Bojong Manik, Kabupaten Lebak. Mereka adalah desa
Cilangkap, Pasir Kupa, Suka Mekar Sari, Kebon Cau, Nangrang,
dan Mekar Manik.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), empat desa di
Kecamatan Kasemen dinyatakan memiliki tingkat kemiskinan
tertinggi di Kabupaten Serang. Jumlah penduduk miskinya 50
ribu KK. Sementara, enam desa di dua kecamatan Rangkas Bitung
dan Bojong Manik dinyatakan memiliki tingkat kemiskinan tertinggi
di Kabupaten Lebak. Satu desa di Kabupaten tersebut rata-rata
memiliki antara 400-700 Gakin. ''Di Lebak, berdasarkan data BPS,
terdapat 190 desa tertinggal. Kami hanya ambil enam desa dengan
tingkat kemiskinan tertinggi di kabupaten tersebut,'' ungkapnya.

Untuk meningkatkan pendapatan warga di 10 desa, IRI menggulirkan
dana sebesar Rp 500 juta. Setiap desa memperoleh Rp 50 juta yang
digulirkan bagi 70 Gakin dengan target total akhir tahun sebanyak
700 Gakin. Dana tersebut digunakan sebagai modal kerja. Bantuan
tersebut menggunakan akad syariah. Akad musyarakah dilakukan untuk
keluarga miskin yang masih punya usaha. Sedangkan, bagi Gakin yang
belum berkeluarga menggunakan akad mudarabah. Sementara, bagi Gakin
perorangan yang belum terbukti integritasnya dikenakan akad qardhul hasan.

Menurut Nanang, pekerjaan Gakin peserta program bermacam-macam.
Namun, sebagian besar dari mereka bekerja sebagai petani.
Sedangkan, sisanya bekerja serabutan. ''Kami berharap dengan
program ini, pendapatan keluarga mereka meningkat.'' Berdasarkan
informasi yang dihimpun Republika, Islamic Relief merupakan
lembaga swadaya internasional yang didirikan oleh Dr Hany
El Banna pada 1984. Lembaga tersebut yang bergerak di bidang
pengumpulan dana kebajikan Muslim di sejumlah negara maju.
Dana tersebut digunakan untuk membantu masyrakat Muslim di
sejumlah negara miskin dan berkembang agar terentaskan dari kemiskinan.

Sejumlah pengakuan internasional dikantungi lembaga berlogo
masjid dengan dua menara ini. Di antaranya adalah status
konsultasi pada dewan ekonomi dan sosial PBB (Economic and
Social Council, Ecosoc), keanggotaan pada komisi amal
pemerintah Inggris, dan peserta penandatangan tata laksana
Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah Internasional.

Selain Indonesia, Islamic Relief juga memiliki sejumlah program
pengentasan kemiskinan di negara sahabat. Mereka adalah Afganistan,
Albania, Banglades, Bosnia, Chechnya, Cina, Kosovo, Indonesia,
Mesir, Mali, Pakistan, Palestina, dan Sudan. Selain itu, Ethiopia,
Yordania, Kenya, India, Irak, Somalia, dan Yaman.
(aru )








***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS
Cultural diversity Indonesian languages Indonesian language learn
Indonesian language course


YAHOO! GROUPS LINKS




Reply via email to