Lina Dahlan nulis: Dibusek..... Kalau Filsafat mau dianggap sebagai ilmu, baik-baik saja lah. Wong namanya juga ilmu. Yang menjadi bejat or sesat kan, apa yang dihasilkan oleh ilmu itu. Buat saya, filsafat sebagai ilmu, ya sama saja dengan ilmu-ilmu lainnya bisa menghasilkan sesuatu yang bejat dan bisa juga menghasilkan kebaikan. Tergantung manusia yang memakai ilmu itu, yang kata Mbah manusia itu ada yang mulia dan ada juga yang ngawur/berdosa. Ilmu di tangan manusia mulia menjadi mulia dan sebaliknya akan menjadi bejat ditangan orang bejat.
Mang Ucup: Terima kasih untuk komentarnya dari mba Lina yg benar2 tokcer dan berbobot DH: Tulisan mBak Lina bukan saja berbobot, tetapi demikianlah adanya, seperti ditulisnya. Falsafah tidaklah buruk, tidaklah baik, seperti sebuah pisau tajam, yang mampu mengupas apapun, namun dapat dipakai untuk melukai. --------------------------------- Mang Ucup: Dasar2 filsafat yg ditulis oleh para cendekiawan tidak pernah ada yg bisa di bilang benar mutlak 100%, sehingga bisa dijadikan pegangan sepanjang masa, buktinya aliran2 filsafat itu selalu ber-rubah2, beda dgn Alkitab yg sudah dipakai sejak lebih dari 2.000 th tetapi tetap saja isinya tidak pernah berubah. DH: SEBAGIAN dari hasil pembahasan falsafah adalah ber-ubah ubah. Tetapi tak semua. SEBAGIAN BESAR dari mathematica, yang juga adalah falsafah, tidak berubah. Juga hukum Archimedes. Hukum Newton. Rumus relativitas dari Einstein. Banyak lagi. Juga agama agama menggunakan falsafah untuk menerangkan wahyu masing masing. Isi Alkitab memang tak berubah, namun PERSEPSI dan PEMAHAMAN Alkitab berubah! Konsep mengenai ke Ilahian, mengenai re-inkarnasi, dll berubah sebelum dan sesudah Konsili di Nicea. Konsep mengenai hostie, apakah ini Yesus yang menjadi roti, atau sekedar symbol, berubah setelah Reformasi Martin Luther. Apa gunanya mengatakan Alkitab tak berubah, kalau yang menamakan diri Kristen makin lama makin banyak jenisnya? Alkitab agama mana yang benar? Lha wong isi Alkitab Protestant dan Katholik saja beda? ----------------------- Mang Ucup: Dan perlu juga diketahui bahwa tidak semua filsafat mendukung agama sebab di dlm filsafat bisa dibagi dua corak aliran. DH: Lho ya tergantung jalan pemikiran mang. Kalau falsafah HARUS mendukun agama, untuk dikatakan "falsafah yang baik", lalu falsafah harus mendukung agama yang mana? --------------------------- Mang Ucup: Corak yang menyangkut hubungan manusia dengan "Yang Mahakuasa": Dalam hal ini, aliran di dalam filsafat ada yang bercorak teistik, ada pula yang ateistik. Misalnya, Tomisme memberi tempat yang tinggi kepada Tuhan, sedangkan Positivisme menolak teologi. DH: Ada juga falsafah yang tak menolak atau menerima thema Ilahi, falsafah yang sekedar mengatakan, ada penciptaan oleh sang Pencipta. Jadi bukan hanya menolak dan menerima. Ada juga falsafah yang memahas soal lainnya. Misalnya falsafah hukum, falsafah budaya, falsafah ekonomi, dll. Andaikan mang Ucup katakan, falsafah yang membenarkan Tuhan adalah satu satunya yang sahih, lalu membenarkan Tuhan yang mana? membenarkan Tuhan adalah berwujud tiga (Trinitas), pasti akan ditolak oleh ahli falsafah Islam dan Yahudi dan Buddha. Agama agama ini menyatakan dalam falsafah mereka, hanya ada satu Pencipta tanpa pembelahan wujud. -------------------- Mang Ucup: Karl Marx memfitnah Allah dengan mendustakan agamanya. Ia ke mana-mana mengkampanyekan bahwa agama adalah 'candu' dan 'opium' masyarakat. DH: Mang Ucup atau saya mungkindifitnah manusia, tetapi Tuhan? jangan jauh jauh Tuhan, dapatkah mang Ucup memfitnah matahari? mang Ucupboleh fitnah, bahwa matahari tak punya sumber sinar sendiri tapi hanya menumpang dari planet lain, monggo, dia tetap memancarkan sinarnya! Tahukah mang Ucup bagaimana kuasanya sang Pencipta (omnipotens)? -------------------------------- Mang Ucup: Pada gilirannya orang-orang itu mengikuti slogan Nietzsche: "Tuhan sudah mati!" Ludwig Feurbach, Karl Marx, Charles Darwin, Friedrich Nietzsche, dan Sigmund Freud menyusun tafsiran filosofis dan ilmiah tentang realitas tanpa menyisakan tempat buat Tuhan. DH: Dalam falsafah seorang dapat mengemukakan apapaun, selama jalur pemikirannya rational.Soalnya dapatkah dia membuktikannya? Dia tak pernah membuktikan, bahwa sesuatu yang tak dilahirkan, akan mati. kalau sang Penciptapun tak merasa terusik dengan kata kata kutu kutu yang kecil bernama manusia,mengapa mang Ucuprepot? ----------------------- Mang Ucup: Bahkan pada akhir abad itu, sejumlah besar orang mulai merasakan bahwa sekiranya Tuhan belum mati, maka adalah tugas manusia yang rasional dan teremansipasi untuk membunuhnya, demikian ungkap Karen Amstrong dalam A History of God-nya. DH: ini kan semua pepesan kosong. Memuliakan manusia adalah tugas yang mang Ucup lebih baik konsentrasikan. ----------------- Mang Ucup: Mungkin ada baiknya saya menulis mengenai kepercayaan, karena tiap orang mempunyai pandangannya masing2 mengenai kepercayaan itu. DH: Asal jual kecap no 1, mang. Kristen adalah benar bagi pemeluknya, namun bukan bagi pemeluk agama lain. Jadi tetaplah dalam jalur lintas agama. Salam Danardono mangucup88 <[EMAIL PROTECTED]> schrieb: Lina Dahlan nulis: Dibusek..... Kalau Filsafat mau dianggap sebagai ilmu, baik-baik saja lah. Wong namanya juga ilmu. Yang menjadi bejat or sesat kan, apa yang dihasilkan oleh ilmu itu. Buat saya, filsafat sebagai ilmu, ya sama saja dengan ilmu-ilmu lainnya bisa menghasilkan sesuatu yang bejat dan bisa juga menghasilkan kebaikan. Tergantung manusia yang memakai ilmu itu, yang kata Mbah manusia itu ada yang mulia dan ada juga yang ngawur/berdosa. Ilmu di tangan manusia mulia menjadi mulia dan sebaliknya akan menjadi bejat ditangan orang bejat. Mang Ucup: Terima kasih untuk komentarnya dari mba Lina yg benar2 tokcer dan berbobot Dasar2 filsafat yg ditulis oleh para cendekiawan tidak pernah ada yg bisa di bilang benar mutlak 100%, sehingga bisa dijadikan pegangan sepanjang masa, buktinya aliran2 filsafat itu selalu ber-rubah2, beda dgn Alkitab yg sudah dipakai sejak lebih dari 2.000 th tetapi tetap saja isinya tidak pernah berubah. Dan perlu juga diketahui bahwa tidak semua filsafat mendukung agama sebab di dlm filsafat bisa dibagi dua corak aliran. Corak yang menyangkut hubungan manusia dengan "Yang Mahakuasa": Dalam hal ini, aliran di dalam filsafat ada yang bercorak teistik, ada pula yang ateistik. Misalnya, Tomisme memberi tempat yang tinggi kepada Tuhan, sedangkan Positivisme menolak teologi. Karl Marx memfitnah Allah dengan mendustakan agamanya. Ia ke mana- mana mengkampanyekan bahwa agama adalah 'candu' dan 'opium' masyarakat. Pada gilirannya orang-orang itu mengikuti slogan Nietzsche: "Tuhan sudah mati!" Ludwig Feurbach, Karl Marx, Charles Darwin, Friedrich Nietzsche, dan Sigmund Freud menyusun tafsiran filosofis dan ilmiah tentang realitas tanpa menyisakan tempat buat Tuhan. Bahkan pada akhir abad itu, sejumlah besar orang mulai merasakan bahwa sekiranya Tuhan belum mati, maka adalah tugas manusia yang rasional dan teremansipasi untuk membunuhnya, demikian ungkap Karen Amstrong dalam A History of God-nya. Mungkin ada baiknya saya menulis mengenai kepercayaan, karena tiap orang mempunyai pandangannya masing2 mengenai kepercayaan itu. Salam persahabatan dgn tabik jabat tangan erat Mang Ucup *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------- YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "ppiindia" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. --------------------------------- *********************************************************************************** If you desire happiness, you should seek the cause that give rise to it, and if you don't desire suffering, then what you should do is to ensure that the causes and conditions that would give rise to it no longer arise.. Dalai Lama --------------------------------- Gesendet von Yahoo! Mail - Jetzt mit 1GB kostenlosem Speicher [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/