Silahkan kunjungi: http://infoindonesia.wordpress.com/2008/02/14/penyebab-dan-solusi-banjir-di-jakarta
Sebelum memberi komentar. Kebetulan saya pernah tinggal di gang Asem dekat Kampung Melayu dan beberapa kali pernah kena banjir. Foto kali Ciliwung yang begitu dalam di wilayah hulu di Jatinegara, sementara kali Ciliwung di Matraman setelah pintu Air Manggarai begitu dangkal hingga dasar kali terlihat pada hari dan selisih waktu cuma sekitar 10 menit membuktikan bahwa pintu Air Manggarai menahan aliran sungai Ciliwung sehingga hulu justru lebih dalam sementara hilirnya justru dasar kali terlihat! Saat Sutiyoso jadi Gubernur, banjir di gang Asem begitu hebat sampai 2 meter lebih. Saya sendiri pernah berenang dari rumah hingga jalan Otista Raya. Zaman Sutiyoso banjir besar karena Sutiyoso tidak berani membuka pintu air Manggarai tanpa perintah Istana. Setelah Fauzi Bowo jadi gubernur, barulah banjir relatif tidak terlalu mengganggu kecuali di wilayah seperti Kp Pulo yang biasa banjir. Banjir kiriman dari Katulampa itu sendiri secara akademis dan berita sangat dapat dipertanggung-jawabkan. Contoh ketika bendungan Katulampa ketinggian air melebihi normal (250 cm) dan dibuka, maka Jakarta dinyatakan Siaga 1 banjir. 6 Jam kemudian terbukti wilayah KP Pulo mengalami banjir akibat "kiriman" air dari Katulampa: http://www.tempointeraktif.com/hg/tata_kota/2010/02/12/brk,20100212-225541,id.html Memang selain kiriman, ada pula banjir akibat hujan lokal yang menggenang, tapi ini tidak terlalu parah biasanya. Meski tidak "akademis", insya Allah ini berdasarkan analisa, foto, dan pengalaman pribadi penulis yang beberapa kali mengalami banjir. Insya Allah akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Silahkan lihat fotonya: http://nizami.multiply.com/journal/item/10/Banjir.... http://www.antara.co.id/view/?i=1199271227&c=NAS&s= Jubir Kepresidenan: Istana Tidak Terkait Pintu Air Manggarai Rabu, 2 Januari 2008 17:53 WIB | Peristiwa | | Dibaca 258 kali Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara (jubir) Kepresidenan Andi Mallarangeng menegaskan, Istana Kepresidenan sama sekali tidak terkait dengan pembukaan ataupun penutupan pintu air Manggarai Jakarta dalam penanganan banjir Jakarta. "Istana sama sekali tidak terkait. Apakah mau ditutup atau dibuka, itu tidak terkait dengan Istana. Istana mau kebanjiran atau tidak, tidak ada masalah," katanya, usai mengikuti acara penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) di Istana Negara, Jakarta, Rabu. Andi menegaskan, meski banjir menggenangi lingkungan Istana, tidak akan sampai mengganggu kerja Presiden. "Bahkan, Istana menegaskan, lebih baik kebanjiran daripada rakyat yang kebanjiran. Jadi, gak masalah buat Istana," tutr Andi. Hal itu, tambah dia, telah ditegaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun lalu bahwa pintu air Manggarai bisa ditutup dan dibuka tanpa harus mengait-ngaitkannya dengan Istana. "Ini kan masalah klasik, terkait banjir dan Istana. Tetapi sejak zaman Presiden Yudhoyono itu sudah tidak ada lagi. Jadi, mau dibuka atau tidak, banjir atau tidak, Istana tidak ada masalah," kata Andi menegaskan.(*) Wassalam http://www.tempointeraktif.com/hg/tata_kota/2010/02/12/brk,20100212-225541,id.html Banjir Besar Landa Jakarta Dini Hari Nanti Jum'at, 12 Februari 2010 | 20:20 WIB TEMPO Interaktif, Bogor - Warga Jakarta terutama yang berada di sepanjang bantaran sungai Ciliwung diminta waspada. Banjir kiriman yang cukup besar diperkirakan akan merendam ribuan rumah di sana karena ketinggian air di Bendung Katulampa Bogor telah mencapai 250 sentimeter atau dalam status siaga 1. Menurut Kepala Pos Bendung Katulampa, Andi Sudirman siaga 1 merupakan ketinggian tertinggi volume air di Bendung Katulampa. "Hujan merata di wilayah Bogor, terutama di kawasan Puncak," kata Andi. Ketinggian air tersebut menurut Andi pernah terjadi pada 2 tahun lalu. Saat itu Jakarta mengalami banjir besar. "Dua tahun lalu ketinggian pernah mencapai 250 Cm, akibatnya Jakarta banjir," ujar Andi. Ketinggian banjir di Jakarta diperkirakan akan mencapai 2 meter. "Sekitar jam 01.00 sampai 02.00 banjir diperkirakan tiba di Jakarta," kata Operator Posko Banjir DKI Jakarta, Sumanta, saat dihubungi terpisah, Jumat (12/8). Sumanta mengakui ketinggian di Katulampa mencapai 250 sentimeter. Namun ketinggian itu kini sudah berkurang menjadi 200."Air yang setengah meter sudah jalan ke arah Depok," ujarnya. Air dari Bogor akan melewati jalur utama Sungai Ciliwung. Wilayah pertama di Jakarta yang akan banjir adalah Rawajati, Jakarta Selatan. Pada 9 Februari lalu, Komplek Zeni TNI di Rawajati terendam air 60 sentimeter. "Komplek itu terletak di bantaran Kali Ciliwung," katanya. Beberapa waktu terakhir, pemerintah mengeruk lumpur dan sampah yang ada di Sungai Ciliwung dekat Jembatan Kalibata, Jakarta Selatan. Pengerukan itu belum selesai. Wilayah lain yang akan dilanda banjir lewat tengah malam ini adalah Cawang dan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Dia mengaku sejumlah warga Kampung Melayu telah meminta informasi datangnya air malam ini. "Mereka sudah biasa kebanjiran. Sekarang tengah bersiap-siap," katanya. Posko banjir telah menginformasikan ketinggian air di Katulampa ke Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan, dan seluruh Satkorlak tingkat kota. Tim SAR, dia melanjutkan, telah bersiaga di semua wilayah. Perahu karet dan seluruh peralatan evakuasi banjir juga telah disiapkan di seluruh kecamatan dan kelurahan rawan banjir. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memperkirakan puncak musim hujan bulan ini adalah 18 hingga 20 Februari mendatang. Kurniasih Budi === Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com > >Dari: Cepi Al Hakim <alhak...@yahoo.com> >Kepada: ekonomi-nasio...@yahoogroups.com; ppiindia@yahoogroups.com; lisi ><l...@yahoogroups.com>; sab...@yahoogroups.com; istiq...@yahoogroups.com; >Indonesia Raya <indonesiar...@yahoogroups.com> >Terkirim: Sen, 22 Februari, 2010 14:42:35 >Judul: [ppiindia] Bls: [Sabili] Penyebab dan Solusi Banjir di Jakarta > > > > > > > > > >> > >kajian anda tentang Banjir masih dangkal dan kurang diemis dan dapat di sertai >dengan hata penelitian yang akademis dan dapat di pertanggung jawabkan.. >>istilah banjir kiriman sangat sentimen dan tidak menyelesaikan permasalahn >>dari banjir itu sendiri... >>kin baiknya anda lebih terbuka dan membuka wawasan lebih luas tentang >>penyebab banjir itu sendiri...situasi bogor yang rusak akibat kepemilikan >>lahan dan villa oleh orang jakarta merupakan bagian dari kerusakan lingkungan. >>belum juga karena tidak adanya perhatian dari industri hilir yang selama ini >>menikmati kemudahan air dari ciliwung (ratusan industri, hotel, perumahan >>elite maupun restoran yang memanfaatkan air dr ciliwung) mereka sama sekali >>tidak ada kepedulian terhadap kelestarian dari air yang mengalir di >>ciliwung...harus ada energi balik dan keberpihakan dari berbagai pihak dalam >>penyelesaian DAS Ciliwung...termasuk peraturan dari pemerintah. LSM, >>Akademisi, swasta, BUMN dll >>wassalam, > >>alhakimc > >>--- Pada Sen, 22/2/10, A Nizami <nizam...@yahoo. com> menulis: > >>Dari: A Nizami <nizam...@yahoo. com> >>Judul: [Sabili] Penyebab dan Solusi Banjir di Jakarta >>Kepada: ekonomi-nasional@ yahoogroups. com, ppiin...@yahoogroup s.com, "lisi" >><l...@yahoogroups. com>, "sabili" <sab...@yahoogroups. com>, >>istiq...@yahoogroup s.com, "Indonesia Raya" <indonesiaraya@ yahoogroups. com> >>Tanggal: Senin, 22 Februari, 2010, 2:26 AM > >> > >>Foto-foto dan gambar bisa dilihat di: > >http://infoindonesi a.wordpress. com/2008/ 02/14/penyebab- dan-solusi- >banjir-di- jakarta > >>Ilustrasi Banjir dan Permukaan Tanah di Jakarta > >>Banjir yang melanda Jakarta umumnya disebabkan oleh banjir kiriman dari Bogor >>atau hujan lokal yang sangat deras dengan waktu lama antara 1-3 hari. Ada pun >>banjir karena pasang laut boleh dikata agak jarang dan hanya melanda kawasan >>tertentu di pesisir (Jakarta Utara seperti Rawa Buaya) jika ada tanggul yang >>jebol. Boleh di kata kawasan banjir Cawang, Kampung Melayu, bahkan jalan tol >>Cengkareng terlepas dari banjir pasang laut karena posisinya yang lebih >>tinggi dari permukaan laut. > >>Banjir karena pasang laut hanya bisa dihindari dengan pengadaan tanggul yang >>kuat dan menyeluruh tanpa celah sedikit pun bagi air laut masuk ke darat. >>Meliputi pesisir pantai dan juga pinggiran sungai yang posisinya masih di >>bawah permukaan laut. > >>Kali Ciliwung di Jatinegara Barat airnya begitu dalam dekat dengan permukaan >>tanah > >>Kali Ciliwung di Jatinegara Barat airnya meluap hingga hampir ke lantai rumah >>penduduk. > >>Tanggal 15 Februari di Jatinegara air Ciliwung tetap tinggi > >>Dua minggu setelah banjir di Jatinegara air Ciliwung masih tinggi sementara >>di Matraman dasar sungai terlihat karena pintu air di Manggarai tertutup > >>Ada pun banjir karena hujan, jika aliran sungai mengalir lancar dan drainase >>(kanal buatan) mengalir dengan baik hingga ke laut bisa dicegah. Tapi ini >>artinya air tawar yang berharga sia-sia terbuang ke laut. Akan lebih baik >>lagi pemerintah memperdalam sungai, membuat bendungan atau mengambil alih >>situ/danau yang ada untuk menampung kelebihan air hujan tersebut. > >>Kali Ciliwung setelah pintu Air Manggarai di jalan Matraman-Proklamasi dasar >>sungainya terlihat > >>Kali Ciliwung setelah pintu Air Manggarai di jalan Matraman-Proklamasi dasar >>sungainya terlihat > >>Banjir pada tanggal 1 Februari 2008 yang menggenangi jalan Jenderal Thamrin >>hingga 1 meter sebenarnya menunjukkan adanya perbaikan kelancaran aliran air >>dibanding banjir pada bulan Februari 2007 yang menenggelamkan daerah Cawang >>dan Kampung Melayu antara 3-4 meter. Kenapa? Karena Cawang dan Kampung Melayu >>posisinya berada di hulu atau lebih tinggi ketimbang jalan Thamrin. > >>Banjir di Jalan Otista Raya Jakarta Timur tahun 2007 > >>Banjir di jalan Otista Raya Kampung Melayu sejauh hampir 1 km pada Februari >>2007 > >>Pada Februari 2007, wilayah hulu ini tenggelam sementara jalan Thamrin kering >>karena pintu air Manggarai baik yang menuju Banjir Kanal Barat mau pun ke >>masjid Istiqlal ditutup. Baru setelah Sutiyoso dan Jubir Presiden ribut >>masalah pembukaan pintu Air Manggarai dan pintunya dibuka, maka banjir di >>Cawang dan Kampung Melayu surut, sementara Monas dan Istana Negara tenggelam >>hingga 1 meter. Dua foto yang saya muat di mana Kali Ciliwung di Jatinegara >>yang merupakan hulu airnya begitu dalam sementara Kali Ciliwung di Matraman >>yang merupakan hilir justru lebih dangkal hingga dasarnya kelihatan >>menunjukkan tidak lancarnya pengaturan air di Pintu Air Manggarai. > >>Pada banjir 2008 ini pintu Air Manggarai yang menuju Banjir Kanal Barat yang >>melintasi Jalan Sudirman dibuka, sehingga Jalan Thamrin dan Sudirman >>tergenang air hingga 1 meter. Sebaliknya, wilayah Cawang dan Kampung Melayu >>sama sekali tidak banjir (kecuali Kampung Pulo yang posisinya sangat rendah). >>Meski pintu Air Manggarai yang menjurus ke kali Ciliwung (ke Matraman, >>Istiqlal, dan seterusnya) tidak dibuka, namun ini menunjukkan sedikit >>perbaikan pada pengaturan pintu air. Padahal kalau dibuka, meski banjir >>meluas, namun tingginya tentu akan jauh berkurang karena lebih merata. > >>Penyebab banjir di Cengkareng, terutama pada kilometer 24 dan 25 disebabkan >>karena aliran air banjir tertahan di tanggul Perumahan Pantai Indah Kapuk. >>Sementara waduk yang ada tidak cukup luas dan tertutup sehingga tidak mampu >>menampung air banjir. Padahal jika bisa disalurkan ke drainase Cengkareng, >>air banjir bisa dialirkan ke laut. > >>Jika kita amati topografi Jakarta yang secara sederhana digambarkan di sini, >>umumnya banjir terjadi karena adanya tanggul/bendungan yang menahan aliran >>air sehingga tidak mengalir ke laut dan menggenang jadi banjir. Di antaranya >>Pintu Air Manggarai yang menahan air Kali Ciliwung sehingga air menggenangi >>wilayah Kalibata, Cawang, dan Kampung Melayu. Di utara ada Tanggul Pantai >>Indah Kapuk yang menahan air banjir dari jalan Tol Cengkareng di kilometer 24 >>dan 25. > >>Perumahan Pantai Indah Kapuk di Hilir Jalan Tol Bandara Cengkareng Km 23 >>hingga Km 25 > >>Menggusur perumahan Pantai Indah Kapuk tentu sangat sulit. Namun pemerintah >>bisa memperbaiki sistem drainase dengan memperdalam waduk yang ada dan >>mengalirkannya ke kanal yang ada di sekitarnya. > >>Saat ini pemerintah memperdalam sungai yang ada hanya menggunakan kendaraan >>darat Excavator. Padahal kendaraan ini selain tidak praktis karena tidak >>semua pinggiran sungai dapat dilalui juga daya angkutnya kecil. > >>Sudah saatnya pemerintah membeli kapal keruk ringan untuk memperdalam >>sungai-sungai yang ada di Jakarta dengan kedalaman minimal 7 meter. Jika >>sungai cukup dalam dan lebar, maka volume sungai akan berlipat hingga 3 kali >>lipat sehingga luas/tinggi genang banjir bisa dikurangi. > >>Foto yang diambil di Matraman disamping Radio SBY menunjukkan Kali Ciliwung >>yang begitu dangkal airnya sehingga dasar sungai terlihat hingga separuhnya. >>Dalamnya kurang dari 1 meter dari permukaan tanah sehingga tidak mampu >>menampung luapan banjir. Pemerintah harus mengeruk dasar kali Ciliwung dari >>muara hingga ke hulu secara bertahap dengan memakai kapal keruk. > >>Jika satu Kapal Keruk harganya sekitar Rp 5 milyar dan untuk mengeruk >>sungai-sungai di Jakarta butuh 5 kapal keruk, maka hanya dibutuhkan biaya >>sekitar Rp 25 milyar untuk pengadaan Kapal Keruk dan total Rp 50-100 milyar >>untuk seluruh biaya operasionalnya. > >>Lebih baik menormalisasi sungai-sungai dan kanal yang ada dengan memelihara >>agar lebar dan kedalamannya tetap terjaga ketimbang menghamburkan trilyunan >>rupiah untuk pembangunan Banjir Kanal Timur yang tidak diikuti dengan >>pemeliharaan sehingga akhirnya menjadi dangkal dan tidak berguna. > >>Ini jauh lebih murah ketimbang membuat Banjir Kanal Timur yang selain >>biayanya trilyunan rupiah juga mubazir jika pengaturan pintu airnya seperti >>sekarang atau kanalnya dangkal lagi jika tidak pernah dikeruk. > >>Kedepan juga perlu diperhatikan untuk memperluas daerah resapan air. Bukan >>hanya membuat sumur resapan atau mengganti halaman semen dengan paving block, >>tapi juga mempertimbangkan penggunaan rumah panggung di wilayah ibu kota. >>Ketika kecil di Kalimantan Selatan, saya biasa tinggal di rumah panggung. Di >>bawah rumah ada lumpur. Jika kita lempar pancing ke bawah rumah, kita bisa >>mendapat ikan. Rumah panggung seperti ini bisa memperluas daerah resapan air. >>Saya lihat di wilayah Jakarta Selatan ada juga rumah besar yang memakai >>sistem rumah panggung di mana ikan-ikan bisa hidup di bawahnya. > >>Ada yang mengusulkan agar Pemda DKI mengambil-alih situ/danau yang tersisa >>seperti yang ada di daerah Cibubur dan sekitarnya sehingga bisa diperdalam >>dan diperluas. Danau ini bisa jadi tempat peternakan ikan, pemancingan, >>wisata perahu dayung dan memancing, serta restoran ikan dengan sistem rumah >>panggung. > >>Ada bagusnya jika di beberapa tempat seperti Depok atau daerah langganan >>banjir yang terparah seperti Kampung Pulo dibuat bendungan yang besar untuk >>menampung air sekaligus pembangkit tenaga listrik sehingga bukan hanya >>mencegah banjir, tapi juga memberi energi listrik bertenaga air. Tentu >>pemerintah harus menyediakan rumah susun (misalnya Rusun Cawang) dan GANTI >>UNTUNG yang layak bagi penduduk yang digusur. > >>____________ _________ _________ _________ _________ _________ _ > >>Dapatkan nama yang Anda sukai! > >>Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com. > >http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/ > >>Yahoo! Toolbar kini dilengkapi Anti-Virus dan Anti-Adware gratis. >>Download Yahoo! Toolbar sekarang. >http://id.toolbar. yahoo.com > >>[Non-text portions of this message have been removed] > > > Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]