cukup eling aja meureun..
-Original Message-
From: Danardono HADINOTO [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, August 11, 2004 9:20 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [ppiindia] Mengagumi Malaysia
Mas Yustam, Allah kita bersama ini kan Maha Sempurna. Jangankan kita selesai
berdoa
Mas Yustam,
Pernahkan anda mendengar kisah seseorang yang karena marahnya, mengutuk seseorang
(mungkin anak, isteri atau suami atau saudara), belum terkumandangkan sumpah ini,
beberapa saat kemudian, kutukan ini menjadi nyata?
Atau doa seorang ibu kala anaknya mengalami musibah atau kegagalan
Bung RM DH,
memang benar Allah SWT maha mengetahui, dan bersukurlah kalau manusia
tidak terjebak dalam alam pikirannya sendiri dengan membawa pemikirannya
dalam kehendak pencipta alam ini. Jebakan alam pikiran ini umumnya karena
environment di mama lahir dan tumbuhnya seseorang. sungguh sulit m
Mas Yustam, Allah kita bersama ini kan Maha Sempurna. Jangankan kita selesai berdoa
dalam bahasa Arab, baru seperseribu detik kita berfikir mau doa, Allah sudah tahu.
Allah kan tak perlu bahasa, mas.
Dengan Allah kita tak bicara melalui mulut, tetapi melalui hati. Setuju?
Salam
RM DH
[EMAI
Salam bung Zamhasari,
Mungkin ada sedikit kesalahfahaman.
Saya yakin, seperti anda katakan, bahwa sains-pun dapat dipelajari melalui bahasa
Arab, why not? Juga dalam bahasa Hindi, Jepang ataupun Mandarin. Bahasa Inggris bukan
satu2nya jalan, namun, yang termudah. Ini adalah titik temu bagi p
Bung IzaM,
ternyata pendidikan mempunyai dua tujuan yakni mencapai surga di atas
dunia (ngelmu sains, dan bhs inggris) kedua
mencari surga di akhirat nanti dengan ngelmu theologia dan bahasa arab.
he .. he ... he .. mungkin itu yang dimaksudkan
oleh bung rmdh.
salam
Yustam
Salam,
Bung Danardono HADINOTO,
Bung RMDH berkata: "Nah, bagaimanakah seorang siswa pesantren yang menghabiskan entah
berapa jam sehari untuk ilmu theologia dan bahasa Arab mau melaju bersama seorang
siswa sekolah sekular yang berfokus pada ilmu 2 sains, yang memakai waktunya 100%
untuk mente
-
From: "Satrio Arismunandar" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, August 06, 2004 10:04 PM
Subject: Re: [ppiindia] Mengagumi Malaysia
> Boleh mengagumi, asal tidak berlebihan. Karena pers
> Malaysia masih selevel Pers rezim Soeharto, dengan
&g
ROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, August 06, 2004 10:04 PM
Subject: Re: [ppiindia] Mengagumi Malaysia
> Boleh mengagumi, asal tidak berlebihan. Karena pers
> Malaysia masih selevel Pers rezim Soeharto, dengan
> segala represinya, yang sudah jauh kita tinggalkan..
Sudah pada tempatnya kemajuan negara Malaysia dikagumi dan mungkin cara mereka
mencapai keadaan yang maju bisa di contoh di NKRI.
Saya ingat, jaman dulu .. sekali, pem. Malaysia merasa bahwa mutu
pendidikan di Malaysia dibawah mutu pendidikan di Indnesia. Banyak sekali mahasiswa
Boleh mengagumi, asal tidak berlebihan. Karena pers
Malaysia masih selevel Pers rezim Soeharto, dengan
segala represinya, yang sudah jauh kita tinggalkan...
Buktinya? Tolong sebutkan satu saja suratkabar
Malaysia yang bisa hidup tenang sambil mengritik
Mahathir Mohamad. Pers bebas adalah salah sat
11 matches
Mail list logo