salam Pramuka, saya mo share tentang Gudep saya saat ini. mohon kritik-saran kakak-kakak. maaf kalo tulisannya panjang ---- Sejak 1998, SMP Negeri 17 Tangerang, tempat saya membina Pramuka membuka sebuah kelas SMP Terbuka. sebuah kelas untuk anak-anak kurang mampu agar bisa sama-sama dengan anak-anak keluarga kurang mampu menikmati pendidikan.
Dalam perkembangannya, kelas Terbuka ini dilebur. artinya, anak-anak berprestasi di kelas Terbuka diberi kesempatan sekelas dengan anak-anak keluarga mampu. Simbol SMP Terbuka yang kerap ditulis "Kelas 1 Terbuka" pun dihapus dan berganti setara dengan kelas lainnya seperti kelas 1A. Lima tahun belakangan, yaitu sejak 2006, saya memperhatikan kecenderungan anggota Pramuka di Gudep saya adalah para siswa kelas Terbuka atau kelas 1/2/3 H. dari hasil obrol-obrol, keinginan mereka bergabung dengan Pramuka lebih dikarenakan pilihan ekonomi. ya, ada sebuah eskul dimana anggotanya seperti saling bersaing dalam hal gaya terbaik. namanya juga remaja, keinginan tampil modis terbaik pasti ada. ada lagi eskul yang membutuhkan tingkat intelenjensi tinggi. maaf, tapi siswa Terbuka ini mengakui kalo daya nalar mereka tidak sebagus siswa lain. jadilah pilihannya, gabung dalam eskul Pramuka. kenapa Pramuka ? simpel. Pramuka yang memakai seragam dipandang mereka sebagai sebuah kesetaraan. mampu dan kurang mampu terlihat sama. lalu, bagaimana secara umum kondisi siswa Terbuka ini ? dalam pengamatan saya, para siswa Terbuka memiliki daya nalar yang kurang. mungkin karena penyerapan ilmu dalam proses pendidikannya tidak semulus siswa yang berasal dari keluarga mampu. beberapa materi kepramukaan yang membutuhkan proses penalaran seperti sandi, penaksir, agak sulit (dan lamban) untuk dipahami. bukan tidak bisa namun butuh proses cukup lama agar siswa Terbuka memahaminya. lambannya proses penalaran siswa membuat pemberian materi dikemas lebih banyak dengan permainan-permainan. pemberian materi secara monoton apalagi menghabiskan waktu lama hanya akan direspon kurang antusias oleh siswa. sepengalaman saya, mereka hanya tahan menyimak materi dengan konsentrasi tinggi selama sepuluh-dua puluh menit. sisanya, wah kalau dipaksain malah bikin materi gak diterima dengan baik kekurangan lainnya ialah perasaan minder. saya akui mereka cukup minder dan merasa dirinya tidak bisa menjadi lebih baik dibandingkan teman-temannya dari kalangan mampu. untuk itulah, saya seringkali memberikan materi motivasi pengembangan diri agar mereka mau berprestasi. dibalik kekurangan, ternyata siswa Terbuka ini memiliki potensi. secara umum, para siswa memiliki daya kreatif cukup besar. khususnya dalam bidang seni dan ketrampilan. potensi inilah yang seringkali saya asah dan kembangkan. seperti mengadakan pentas seni dimana para siswa membuat dan menampilkan karya seninya seperti puisi, musik atau teater. para siswa ini cenderung mudah menyerap materi seperti tali-temali. mungkin karena adanya kecekatan dan ketrampilan dalam praktik materi itu. potensi inilah yang saya rasa perlu dikembangkan. bukankah tujuan Pramuka membentuk seorang anggota yang unggul, baik untuk dirinya maupun di masyarakat ? sehingga saya mempercayai jika potensi mereka terasah maka insya Allah bisa memberikan dampak baik bagi diri mereka di masa depan. begitulah sekiranya pengalaman saya mebina sebuah gudep Penggalang, yang semula anggotanya adalah siswa SMP golongan keluarga mampu namun pada perkembangannya diminati siswa kelas Terbuka yang lebih banyak golongan keluarga kurang mampu. tidaklah berlebihan bila saya sebut Gudep saya saat ini Gudep Marjinal. ___________________________________________________________________________ Dapatkan situs lowongan kerja - Yahoo! Indonesia Search. http://id.search.yahoo.com/search?p=lowongan+kerja&cs=bz&fr=fp-top [Non-text portions of this message have been removed]