Diposting Pertama Kali oleh penulisnya sendiri di: From: " Jusuf Sutanto " <[EMAIL PROTECTED]> Date: Sat Apr 22, 2006 7:48 am Subject: Posting untuk Psikologi Transformatif http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/6414
Yth Redaksi Psikologi Transformatif Nama : Jusuf Sutanto Alamat : Jl. Sungai Pesanggrahan VI / OJ - 5 Bukit Cinere Indah - Cinere Depok - 16514 Bermaksud ikut posting dalam Psikologi Transformatif Award 2006 Terlampir tulisan saya. Salam, Jusuf Sutanto Ilmu Menang tanpa Perang Oleh : Jusuf Sutanto Komunitas Pemerhati Budaya dan Filsafat Timur Pendahuluan Dimulai dari memahami satu langkah, perlahan-lahan engkau akan memahami seribu langkah ; Setelah itu engkau akan melihat Jalan, dan akan diliputi rasa percaya diri. Hal yang lebih menakutkan adalah bila engkau tidak memahami Hakikat dirimu sehingga terjebak dalam kebingungan dan penderitaan ( Cheng Yen ) Tahun 1960 untuk pertama kalinya National Aeronautics and Space Administration (NASA) di Amerika Serikat menampilkan gambar tentang dunia yang direkam oleh astronaut dari kapal ruang angkasa. Artinya, umat manusia untuk pertama kalinya melihat bagaimana indahnya bumi kita ini yang berwarna biru, tanpa sekat-sekat yang dibuat oleh manusia, secara utuh sebagai sebuah kenyataan yang tidak bisa dibantah bergerak seperti kapal hidup di angkasa luas. Dalam setiap peradaban sebelumnya, manusia menengadah ke langit dan membuat interpretasi sendiri mengenai apa yang dilihatnya dan bumi tempat tinggalnya. Menurut legenda Hindu, Bumi terletak di atas lempeng emas yang didukung oleh gajah -gajah yang berdiri di atas kura-kura raksasa yang dianggap sebagai Dewa Wishnu. Bila terjadi gempa bumi, dianggap sebagai bergeraknya para gajah. Al Idrisi (1154) membuat peta bumi yang dianggap peta paling maju saat itu sebagai dataran yang dikelilingi oleh air : selatan letaknya di atas. Pythagoras ( abad ke-6 SM ) sudah percaya bahwa Bumi berbentuk bola, menjadi pusat alam semesta dan benda-benda angkasa mengelilinginya. Pendapat ini diikuti juga oleh Plato ( 427 347 SM ) dan muridnya Aristoteles ( 384 322 SM) sampai Ptolomeus ( 140 ) dan dikenal dengan Geo-centrisme. Dari Teori menjadi Pengamatan, Helio-Centrisme menjadi Cosmo - Centrisme Kopernikus ( 1473 1543) mengkoreksi pandangan ini dan berpendapat bahwa Matahari adalah pusat alam semesta Helio Centrisme. Teori ini dikukuhkan oleh Galileo ( 1564 1642 ) dengan pengamatan perintisnya yang menggunakan Teleskop. Adalah Newton ( 1687 ) dengan hukum gravitasi yang kemudian menerangkan mengapa planet dan bulan bisa berada dalam garis edarnya. Mulai saat itulah terjadi pergeseran dalam astronomi dari teori menjadi pengamatan berkat penemuan teleskop yang kemampuannya semakin kuat. Dari sinilah dimulai gerakan Pencerahan abad 18 dengan ambisi menaklukkan alam. Herschel ( 1805 ) menemukan bahwa Matahari hanyalah satu di antara jutaan bintang dalam sekelompok besar bintang yang disebut Galaksi. Mulai saat itulah terjadi awal perubahan paradigma menuju Cosmo Centrisme. Tapi sayang sekali pemahaman kehidupan spiritual kita masih jauh tertinggal dan belum beranjak dari anthroposentrisme, manusia sebagai pusat. Seperti dalam syair Cheng Yen, manusia melalui pemahaman selangkah demi selangkah, kini mulai ada tanda-tanda akan menemukan Jalan dan tumbuh rasa percaya diri. Pertanyaan selanjutnya adalah lalu dimana posisi manusia di tengah alam semesta yang demikian luas ? Konsep Anthropo Centrisme, yang merupakan konsekuensi logis dari pandangan Geo Centrisme, telah menjadikan manusia sebagai penguasa alam semesta adalah buah dari Gerakan Pencerahan di abad ke 18. Meski telah memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam peradaban manusia, namun kini sudah disadari dampak negatifnya, mulai dari kepribadian yang terbelah sampai dengan konflik antar golongan dan pencemaran lingkungan, sehingga terpaksa harus dikaji ulang. Namun bagaimana selanjutnya kita masih harus menemukannya lagi bersama-sama. Perang atau kekerasan sudah tidak disukai dimana-mana karena selain memakan korban banyak sekali rakyat biasa, juga tidak pernah bisa benar-benar menyelesaikan masalah. Namun demikian, nafsu untuk menang nampaknya tetap laten ada di benak banyak orang terutama para pemimpinnya. Karena itu memerlukan wacana mengenai bagaimana bisa menang tanpa harus berperang ! Bukan Kumpulan Obyek, tapi Jejaring Kehidupan Prof TU Weiming dalam key-note speech di 19th Conggress of the International Association of History of Religions di Tokyo 24 Maret 2005, mengatakan bahwa semenjak buku The Historical Roots of Our Ecological Crisis yang diterbitkan 1967 kita telah sampai pada suatu kenyataan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan membuat kita bisa keluar dari krisis ekologi sampai kita menemukan agama baru atau mengkaji ulang yang sudah ada . Arne Naess, filosof asal Norwegia, mengusulkan deep ecology sebagai bentuk baru dari self-realization manusia melalui identifikasi dengan alam. Thomas Berry, yang menyebut dirinya sebagai Geologist, mengusulkan perubahan fundamental, tidak hanya dalam tindak tanduk dan sikap, tapi juga mentalitas dan kepercayaan. Ia menekankan supaya tidak menyalahgunakan demikian banyak hal di alam semesta ini sebagai sekedar koleksi dari obyek-obyek , tapi mengikuti Fransiskus dari Assisi (1182 1226 ) yang menghormati fauna flora dan semua benda sebagai komunitas dari subyek . Pikiran ini sejalan dengan Fritjof Capra, seorang Fisikawan yang menulis serial buku mengenai paralelisme antara fisika modern dengan Kearifan Timur mulai dari The Tao of Physics sampai dengan The Hidden Connections Di semua lingkup gerak alam, kita menemukan sistem - sistem kehidupan yang bertengger pada sistem kehidupan lain ; Jaringan jaringan bergantungan pada jaringan lain. Batas batas sistem sistem kehidupan bukan merupakan batas pemisah, Melainkan hanya batas batas identitas saja. Semua sistem sistem kehidupan berinteraksi satu sama lain dan Saling berbagi sumber daya melewati batas batasnya ( Fritjof Capra ) Karena itu seperti dikatakan oleh Vaclav Havel, maka peranan pendidikan bukanlah untuk menjadikan setiap orang menjadi spesialist, melainkan adalah mendidik kemampuan untuk menemukan hubungan tersembunyi antara berbagai phenomena Pelajaran dari Perang Dingin Blok Barat dan Timur Ketika terjadi perang dingin antara blok Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan blok Timur, dipimpin oleh Uni Soviet, seluruh dunia seolah dibelah menjadi dua kutub. Masing-masing memperkuat persenjataan pemusnah massal yang mampu mencapai obyek vital di tempat lawannya dengan daya rusak yang dahsyat sehingga kalau sampai terjadi perang, maka semuanya akan hancur dan tidak ada pemenangnya. Dalam waktu beberapa detik saja civilization bisa musnah. Begitu banyak dana dan daya dikerahkan atas biaya terbengkelainya segi kehidupan lainnya. Dana dikumpulkan dengan menghalalkan cara untuk memperolehnya sampai perdagangan senjata sehingga terjadilah istilah eksportir perang. Masing-masing membangun organisasi spionage untuk mengetahui rencana-rencana lawannya sehingga menjadi super organisasi yang bisa mendikte pemerintahan resminya. Kegiatan ini merambah sampai ke ruang angkasa melalui satelit sehingga terjadilah Perang Bintang. Namun karena yang dikelola adalah bisnis informasi, maka diperlukan agen ganda / double agent sehingga pada akhirnya faktor manusia jugalah yang menentukan. Yang terjadi adalah suatu lelucon besar yaitu : parlemen di kedua Blok belum mau mengesahkan budget pertahanannya sebelum dapat informasi akurat mengenai rencana lawannya. Itu berarti anggaran pertahanan blok Barat ditentukan di Kremlin, sedangkan untuk blok Timur, ditentukan di Pentagon. Karena masalah yang diawasi adalah mempertaruhkan keamanan suatu negara hanya dalam hitungan detik saja, maka manusia yang terlibat di dalamnya hidup dalam stress yang luar biasa besarnya sehingga bisa saja terjadi kesalahan menekan tombol yang membahayakan dunia. Hubungan YIN - YANG ternyata memang tidak bisa dipisahkan, di dalam yang hitam ada titik putih dan di dalam yang putih ada titik hitam, dan kedua unsur yang bertentangan tapi saling melengkapi itu bergerak terus menerus dalam irama seperti pendulum ! Setelah diketahui publik, maka mulailah keduanya sepakat untuk mengadakan perjanjian perlucutan senjata nuklir. Di blok Timur terjadi Glassnost dan Perestroika yang akhirnya membuat bubarnya Negara Uni Soviet karena ekonominya rapuh sehingga menjadikan Amerika sebagai pemenang. Tapi sayang sekali teknologi membuat senjata pemusnah massal itu telah ditransfer ke negara lain yang membuat Amerika menjadi semakin pusing lagi mengurusnya seperti halnya orang membubarkan lokasi pelacuran lalu beralih tugas harus mengontrol yang berkeliaran di jalanan. Kita juga tidak tahu apakah masing-masing pihak ikhlas memusnahkan senjata pemungkasnya atau ada yang masih menyembunyikan cadangan untuk sewaktu-waktu bisa digunakan seperti halnya senjata rakitan yang disimpan di daerah konflik di negara kita. Kuda Tua Meremajakan Diri Dunia yang dalam kenyataannya merupakan kesatuan ini, mirip dengan sebuah kereta yang ditarik oleh berbagai kuda ideologi, agama, kepentingan. Kalau kecepatan, irama dan waktu larinya berbeda-beda, maka keretanya akan tercerai berai. Hal ini sudah disadari oleh kita semua, tapi bagaimana tindak lanjutnya, itulah yang menjadi persoalan. Di masa lalu dan terus berlangsung sampai saat ini, masing-masing kuda mempunyai cara pandang yang disebut iman bahwa dirinya yang benar, yang lain salah. Supaya bisa menyelamatkan kereta, maka kuda yang lain harus diganti dengan kuda saya, tanpa mempertimbangkan apakah harapan itu realistis atau hanya sebuah ilusi dan bagaimana melaksanakannya, atau kuda yang lain dibuat bertobat dulu dan menjadi seperti kuda kita, sehingga hasilnya malahan akan menambah parah persoalan saja. Setiap kuda boleh saja mengclaim mempunyai pengikut sampai milyaran, tapi hendaknya disadari bahwa penduduk dunia adalah 6 milyar sehingga menimbulkan pertanyaan : sisanya akan dikemanakan dan orang baik yang hidup di zaman kuno sekarang berada dimana ? Melihat kenyataan ini, apakah tidak sebaiknya tindakan yang tepat adalah membiarkan saja kuda itu sebagaimana adanya tanpa perlu mengganti, dan untuk selanjutnya mari kita berusaha menyatukan irama larinya saja melalui Dialog Peradaban yang terus menerus ? Pendapat ini paling realistis dan memerlukan sikap dasar yang menghargai pluralisme sebagaimana alam semesta ini juga bersifat anekaragam, Unity in Diversity Bhinneka Tunggal Ika . Kearifan Kuno menjadi menarik karena meski sudah jarang dibicarakan di masyarakat modern karena dianggap sudah ketinggalan zaman, ternyata tiba-tiba mencuat kembali setelah para ilmuwan akhirnya mengakui adanya paralelisme dengan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir. Ambillah contoh pemikiran yang sudah ada jauh di masa lalu yaitu Konfusius yang dengan rendah hati mengakui bahwa ia tidak menemukan ajaran yang baru, tapi hanya meneruskan yang sudah lama ada, toch kini terbukti masih tetap relevan dan bisa memperbaharui diri sesuai tuntutan zaman. Tentunya yang lain juga bisa asalkan ada kemauan ! Dialog Peradaban ini akan terus berkembang karena inilah semangat zaman dan akan menghasilkan masyarakat yang mau terus belajar sehingga terjadilah Dialogical Civilization yang menjadikan dialog sebagai cara untuk meningkatkan dirinya dan menyelesaikan masalah. Jalan Sutera Dialog Peradaban Jauh sebelum Columbus menemukan benua Amerika pada tahun 1492, suku suku bangsa di wilayah Asia Timur dan Tengah telah bermigrasi dan saling berinteraksi. Tanpa bekal peluru, teknologi navigasi, penunjuk arah kompas, mereka pergi begitu saja menggunakan bintang di langit, pergerakan matahari, arah angin dengan jalan kaki atau kereta yang ditarik kuda, onta atau perahu. Motifnya bisa macam-macam mulai dari mencari kehidupan yang lebih baik, berdagang sampai mempelajari ilmu tentang kehidupan. Inilah yang disebut sebagai Jalan Sutera. Alkisah menurut legenda 2500 tahun lalu, seorang raja di Tiongkok merasa heran ketika selama berhari-hari ia menyaksikan setiap malam ada bintang-bintang bercahaya gemerlapan jauh di arah selatan. Ia memanggil penasehat spiritualnya dan menanyakan ada pertanda apa ? Sang Penasehat mengatakan : Yang Mulia, jauh di selatan telah lahir seorang bijaksana yang kelak akan menjadi penunjuk jalan bagi umat manusia di seantero dunia . Sang Raja segera menyergah : Apakah ia akan membahayakan tahta saya ? , Lalu dijawab : Sama sekali tidak, muridnya baru akan tiba di sini 1000 tahun lagi ! . Orang itu adalah tokoh legendaris Bodhidharma atau Tat Mo Chouw Su, turunan ke 26 dari Sakhyamuni Buddha yang pergi seorang diri ke Tiongkok menuju Kuil Shaolin dan menjadi orang pertama yang mendirikan Chan yang kemudian menjadi Zen Buddhisme di Jepang. Dalam kurun waktu selama 1000 tahun, ada banyak cerdik pandai dari Tiongkok yang pergi ke India untuk mempelajari ajarannya dan menterjemahkan ke dalam bahasa Tionghoa. Misalnya ceritera klasik Perjalanan ke Barat See Yu seorang Bhiksu untuk mengambil Kitab Suci dan dikawal oleh Kera Sakti Sun Go Kong dengan rekannya siluman Babi dan Air. Buah dari interaksi itu tidak hanya terjadi nun jauh di sana saja, tapi juga bisa kita rasakan kehadirannya bertebaran di wilayah Nusantara kita, seperti peninggalan Candi, Vihara, Kisah Ramayana dan Mahabharata, peninggalan Hindu di Kutai, Kerajaan Sriwijaya di Palembang dan sebagainya. Dialog of Civilization itu terjadi juga dengan Timur Tengah dalam ajaran Carilah ilmu sampai ke negeri Cina sekalipun , maksud utamanya adalah tentu untuk menekankan keterbukaan dalam mencari pengetahuan ke manapun, bukannya untuk memuja. Yang menarik adalah bagaimana semua itu kok bisa sampai ke Nusantara karena harus melewati lautan yang demikian luas ? Yang pasti adalah harus ada perahu yang terbuat dari kayu yang sekuat besi, sehingga disebut kayu besi, untuk mengarungi samudera yang begitu ganas supaya perjalanannya bisa selamat. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah : dimana kayu itu tumbuh dan bagaimana suku bangsa yang berada nun jauh di sana bisa mengenal kayu itu ? Suku yang tinggal di tempat kayu itu tumbuh, dan ternyata di Sulawesi dan Kalimantan, tentu sudah memiliki budaya yang maju, paling tidak dalam kelautan, sehingga kayunya bisa diperkenalkan sampai jauh di luar daerahnya. Di Jawa kita juga menjumpai ajaran tentang Memayu hayuning bawana , dari mana semua ini berasal ? Sayang sekali sebelum peristiwa itu menjadi jelas, tiba-tiba muncul phenomena baru yaitu datangnya budaya Barat di tahun 1602. Dialog Peradaban itu tiba-tiba terputus karena setelah terjadi penjajahan, lalu dibuat pengkotakan berdasarkan suku pribumi dan non-pribumi yang dikaitkan dengan agama yang dianut, mengikuti seperti yang sedang terjadi di benua asalnya Eropa, dan masing-masing diatur hak dan kewajiban yang eksklusif. Mulai saat itulah kita mengenal ilmu sosiologi yang lahir di benua yang terkotak-kotak dalam suku bangsa yang tumpang tindih dengan agama yang dianut. Persoalan itulah yang justeru menyebabkan sebagian dari penduduknya bermigrasi dan mendirikan negara Amerika karena mendambakan kehidupan yang bebas dari campur tangan kekuasaan lembaga agama dan negara dengan menjadikan Declaration of Independence July 4, 1776 Life / Hidup Liberty / Kebebasan Pursuit of Happiness / Mengejar Kebahagiaan sebagai dasar negara untuk mengatur kehidupan bersama. Peranan swasta sangat dominan dan peranan negara dibatasi. Namun setelah peristiwa 11 September 2001, yang terjadi justeru sebaliknya. Anti terorisme telah menjadi prioritas agenda nasionalnya sehingga mempengaruhi dan masuk dalam kehidupan privat, kebebasan memilih dan kehidupan civil. Di daratan Eropa tempat asalnya, malahan terjadi perkembangan baru yaitu berubahnya negara Monarkhi menjadi Republik setelah mendapatkan inspirasi dari Ernest Renan ( 1823 1892 ) tentang apa artinya nasion dan sekarang sedang bergulir terus dalam era konvergensi menjadi Eropa Bersatu. Dengan demikian maka tuntas sudah putusnya dialog peradaban yang sudah berjalan ribuan tahun lamanya melalui Jalan Sutera. Namun demikian, seperti diuraikan dalam Kitab tentang Perubahan I Ching, yang terjadi adalah tiada lain sama halnya dengan pergantian musim, dari semi menjadi matang di musim panas, lalu rapuh di musim gugur sampai gundul dan seolah berhenti tumbuh di musim dingin, lalu tiba-tiba muncul tunas baru lagi di musim semi : YANG tua telah matang lalu menjadi lapuk, berubah menjadi YIN muda lalu menjadi matang, tua dan lapuk lagi dan menjadi YANG muda seterusnya menjadi tua, demikianlah siklus kehidupan berlangsung semenjak dulu kala sampai ke masa depan yang tak terhingga pula. Setiap kali terjadi pelapukan selalu diikuti Titik Balik ( Fu ), untuk kembali hidup lagi, tapi seperti dikatakan yang terjadi itu bukan pengulangan kembalinya yang lama, karena musim semi tahun ini berbeda dengan tahun lalu dan juga musim semi tahun depan ! Artinya yang lama muncul setelah mampu memperbaharui dirinya sesuai dengan tuntutan zaman. Keabadian : Pertemuan Masa Lalu Kini dan Depan Sekarang mari kita lihat bagaimana perkembangan pemikiran Kearifan Kuno yang berasal dari Timur . Di India sudah ada Veda, kearifan yang disampaikan secara lisan turun temurun sampai Kitab Upanisads diperkirakan ditulis di abad 7 8 SM sebagai penutupnya yang percaya bahwa alam semesta sebagai Tarian Agung dari Syiva Mahadeva , Sang Dewa Penari. The World is God playing hide- and seek with himself. As Prajapati, Vishnu or Brahm, the Lord under many names creates the world by an act of self dismemberment or self forgetting ; One becomes Many, and the single Actor plays innumerable parts. In the end, he comes again to himself only to begin the play once more The One dying into the Many, and the Many dying into the One dan Vimalakirti - nirdesa Sutra yang diperkirakan ditulis sekitar awal tahun Masehi dikatakan : Gunung Sumeru mengandung biji lada ; Di dalam biji lada berisi alam semesta. Karena dunia sakit, saya merasa sakit ; Karena manusia menderita, maka saya menderita Tiongkok sudah mempunyai tradisi agraris berumur ribuan tahun lamanya dan mempunyai Kitab I Ching, mengenai Hukum Perubahan abadi, dan ditulis semenjak 3000 tahun SM, tidak hanya memberikan petunjuk dalam bertani, bahkan mengenai kearifan hidup sebagai Jalan Alam ( Tao ) . Gb. Huruf Tao Huruf berubah , adalah gabungan sawah - matahari dan bulan Gb. Huruf Berubah Huruf harmoni / he , adalah gabungan padi / gandum dan mulut , ini berarti ketahanan pangan (food security) Gb. Huruf Harmoni Huruf makanan / zhe , adalah gabungan dari manusia / ren dan baik / liang , ini berarti kesadaran akan keamanan pangan (food safety). Gb. Huruf Makanan Bandingkan dengan pemahaman kita selama ini, meski sudah 60 tahun merdeka, mengenai harmoni tidak pernah beranjak dari menempatkan politik sebagai panglima yaitu bagaimana menyusun perimbangan kekuatan antara golongan yang ada di masyarakat supaya semuanya merasa puas. Di masa Orde Lama, kita mempunyai sistem multi-partai, kemudian diringkas menjadi 3 (tiga) partai di masa Orde Baru, lalu sesudah terjadinya Reformasi pada Pemilu 1999 kembali membengkak menjadi sekitar 48 (empat puluh delapan). Pada Pemilu tahun 2004 melalui mekanisme Electoral Threshold, menyusut menjadi 24 (dua puluh empat) Partai. Tapi ketika mengadakan Konggres untuk menentukan siapa pengurus untuk mempersiapkan Pemilu 2009, hampir semua pecah menjadi 2 (dua) sayap lagi. Selama 60 tahun merdeka, kita sebenarnya hanya lari di tempat saja atau bahkan mengalami kemunduran karena maraknya konflik bernuansa etnis dan agama. Kita tidak menyadari bahwa dari golongan manapun berasal, selama masih hidup di dunia, selalu membutuhkan ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup dan aman untuk dikonsumsi. Gagasan Re-vitalisasi Pertanian memerlukan perubahan paradigma sehingga kedudukannya tidak di bawah sub-ordinate dari perimbangan kekuatan politik karena pertanian pada hakikatnya adalah tarian alam semesta yang demikian kompleks dan peran manusia hanya sekedar ikut menari mengikuti hukum-hukumnya dengan harapan bisa memetik manfaat bagi kelangsungan hidupnya. Karena itu pertanian seyogyanya diserahkan kepada para ahli untuk mengelolanya dan sejauh mungkin dibebaskan dari pengaruh persaingan kekuatan politik, meski tak bisa sepenuhnya dihindarkan, untuk memperebutkan kekuasaan. Pertanian yang berkelanjutan tidak boleh menjadi ajang manusia memperlakukan sebagai kumpulan obyek dan melalui ilmu pengetahuan berusaha untuk mendominasi dan mengontrol alam . Kini pertanian menjadi semakin penting bukan hanya untuk pangan dan pakan, karena dengan adanya krisis energi menjadi bahan baku untuk membuat energi masa depan yang bisa diperbaharui Etanol. Karena itu Konfusius (551 479 SM ) dengan rendah hati mengatakan bahwa ia tidak mengajarkan sesuatu yang baru, melainkan hanya menggali dan meneruskan yang sudah lama ada sebagai berikut : Orang zaman dahulu yang hendak menggemilangkan Kebajikan Yang Bercahaya itu pada tiap umat di dunia,, Ia lebih dulu berusaha mengatur negerinya ; Untuk mengatur negerinya ia lebih dulu membereskan rumah tangganya ; Untuk membereskan rumah tangganya, ia lebih dulu membina dirinya ; Untuk membina dirinya, ia lebih dulu meluruskan hatinya ; Untuk meluruskan hatinya, ia lebih dulu memantapkan tekadnya ; Untuk memantapkan tekadnya ia lebih dulu mencukupkan pengetahuannya dan Untuk mencukupkan pengetahuannya, ia meneliti hakikat tiap perkara. Dengan meneliti hakikat tiap perkara, maka cukuplah pengetahuannya ; Dengan cukup pengetahuannya, akan dapat memantapkan tekadnya ; Dengan memantapkan tekadnya, akan dapat meluruskan hatinya ; Dengan hati yang lurus, akan dapat membina dirinya sehingga dapat membereskan rumah tangganya dan setelah itu mengatur negaranya sehingga tercapailah damai di dunia. Karena itu, dari raja sampai rakyat jelata, ada satu kewajiban yang sama yaitu mengutamakan pembinaan diri sebagai pokok. Adapun dari pokok yang kacau itu tidak pernah dihasilkan penyelesaian yang teratur baik, karena hal itu seumpama : menipiskan benda yang seharusnya tebal dan menebalkan benda yang seharusnya tipis. Hal ini adalah sesuatu yang belum pernah terjadi . ( Kitab Ajaran Besar / Thay Hak ) Hanya mereka yang benar sungguh-sungguh, akan dapat mengembangkan watak sejatinya. Bilamana dapat mengembangkan watak sejatinya, mereka dapat Mengembangkan watak sejati orang lain. Bilamana dapat mengembangkan sepenuhnya watak sejati yang lain, mereka dapat mengembangkan watak sejati segenap wujud. Bilamana dapat mengembangkan sepenuhnya watak sejati segenap wujud, mereka dapat membantu langit dan bumi dalam proses mengembangkan dan menghidupi . Bilamana dapat membantu langit dan bumi dalam proses mengembangkan dan menghidupi, mereka dapat membentuk trinitas dengan langit dan bumi . ( Kitab Chung Yung / Jalan Tengah Sempurna, Bab 21 ) Setelah Mengalami Proses Deepening and Broadening Pemahaman ini terus diperluas dan diperdalam oleh generasi para pemikir berikutnya : Langit, bumi dan aku berasal dari akar yang sama ; Ribuan mahluk di dunia dan aku terbuat dari bahan yang satu. Oh bunga kecil, seandainya ku mengerti siapa engkau, Akarmu dan semua, semua dalam semua ; Semestinya lalu aku akan memahami siapa Tuhan dan manusia ( Seng Chao 384 414 ) Langit adalah Ayah dan Bumi adalah Ibu saya ; Meski mahluk kecil seperti saya ini, telah menemukan tempatnya yang intim di antaranya. Karena itu semua isi alam semesta, saya anggap seperti tubuh saya dan Yang mengarahkan alam semesta, saya pandang sebagai bagian alamiah dari saya. Semua orang adalah kakak laki-laki dan perempuan saya dan semua benda adalah sahabat saya ( Zhang Zai 1020 1077 ) Orang besar menganggap Langit dan Bumi serta segenap isinya sebagai satu tubuh. Dia melihat dunia sebagai satu keluarga dan negara sebagai satu orang. Mereka yang membuat pemisahan antara obyek dan membedakan antara dirinya sendiri dengan yang lain, adalah orang kecil. Bahwa orang besar menganggap Langit, Bumi dan segenap isinya sebagai satu tubuh adalah bukan karena kehendaknya sendiri untuk melakukan itu, tapi karena merupakan sesuatu yang wajar dan alamiah dari pikirannya untuk melakukan hal itu ( Wang Yangming 1472 1529 ) Pandangan terhadap alam semesta yang anthropocosmic, mengalir dan bergerak terus menerus dalam saling keterkaitan, dikemukakan juga oleh Mulla Sadra dalam harkah al-jauhariyah. Hal yang sama juga dikemukakan oleh seorang ahli fosil, Palaentologist Teilhard de Chardin SJ (1881 1951) mengenai kelahiran Evolusi Kesadaran Noogenesis karena munculnya membran noosphere setelah sebelumnya melewati evolusi material anorganik lithosphere dilanjutkan dengan kehidupan biosphere . Proses ini disebut sebagai Hominisasi, yaitu organisme yang mempunyai pola pikir menyeluruh, termasuk di dalamnya segala kegiatan dan pola hubungan dengan sesamanya. Thich Nhat Hanh, Zen Master dari Vietnam mempertajam lagi menjadi sbb. Ketika bangun pada pagi ini, aku tersenyum, Dua puluh empat jam yang benar-benar baru ada di hadapanku ; Aku berjanji akan mengisi setiap momen dengan sepenuhnya Dan melihat semua mahluk dengan mata welas asih Lalu oleh Prof. Huston Smith dikembangkan lagi : Ketika mengubah perhatian dari pribadi ke keluarga, Ia berhasil mengatasi egoisme. Pergerakan dari keluarga menuju masyarakat, Berarti berhasil mengatasi nepotisme. Pergerakan dari masyarakat menuju bangsa, Berarti mengatasi kepicikan pandangan. Saat ia bergerak ke segala penjuru kemanusiaan, Berarti telah menghantam nasionalisme berlebihan Bagi yang telah berhasil mencapai pencerahan seperti tersebut di atas, maka ketika memimpin negara akan mengikuti jalan seperti dikatakan oleh Master Hui Tang di awal abad ke 12 sebagai berikut ini yang intinya sama dengan pandangan John F. Kennedy : Jalan orang suci seperti langit dan bumi ; bermilyar mahluk hidup tak ada yang tidak diliputnya. Jalan orang biasa seperti sungai, laut, gunung, jeram, bukit dan lembah, tanaman, pepohonan dan serangga ; Masing masing memenuhi jalannya sendiri dan itulah semuanya. Mereka tidak mengetahui di luar itu, yang melengkapi semua hal. Namun bagaimana bisa ada dua jalan ? Tidakkah mereka menjadi besar atau kecil karena Kedalaman atau kedangkalan kesadarannya Menukik ke dalam Hati , Menjawab Problem Masa Kini Kesadaran ini akan memberikan rasa optimisme mengenai masa depan umat manusia sebagai Co-creator bersama Tuhan, menjadi Rahmat bagi seluruh Alam Semesta. Dalam hal masalah pangan, akan mendorong manusia untuk membuktikan ketidakbenaran pandangan pesimis Thomas Robert Maltus (1766 - 1834 ) tentang masa depan umat manusia yang akan selalu mengalami kekurangan pangan karena pertambahan penduduk akan jauh lebih pesat seperti deret ukur, sedangkan ketersediaan pangan bertambah menurut deret hitung. Dan tidak hanya sampai di situ saja, bahkan telah dipertajam lagi oleh Amartya Sen, pemenang hadiah Nobel seperti dalam kutipan wawancara sebagai berikut . Well, there are many reasons, of course, because famines are unfortunately still a real phenomenon in the world. And lots of people die from it, systematically, in different parts of the world, but in my case the personal interest arose also from the fact that I happen to observe from inside a major famine of the 20th century - the Bengal famine, which occurred in Indian in 1943 - in fact, the last famine that occurred in India, in which close to 3 million people died. And I was a nine-and-a-half-year-old boy at that time. It had very impressionable - certainly very striking memories I have from that period, and the people who starved, they came from a particular group -- in this care rural laborers -- but that's characteristic I later found of many famines, indeed, sometimes food supply may fall, sometimes not. Food supply fell in the Irish famine of the 1840's. It did not fall in the Bengal famine of '43, and it was at a peak height in the Bangladesh famine of '74. But a section of the community lose their ability to command food by not having jobs - not having enough wage and then they cannot buy food and that's what happened -- not a really large proportion usually -- but it can still kill millions of people . Ini merupakan bukti dan buah dari ajaran supaya terus belajar untuk menjadi manusia learning to be human sehingga menimbulkan harapan bahwa asalkan konsisten, akhirnya kita akan menemukan Jalan untuk mengatasi masalah dalam kehidupan manusia. Bila setiap orang mau belajar, maka akan berkembanglah learning family, organization, society, nation and civilization. Dengan demikian maka fanatisme dalam hal apa saja yang menjadi sumber masalah serius umat manusia bisa dicairkan. Indonesia, sebenarnya mempunyai wacana seperti pranata mangsa dan wariga mengenai pengenalan waktu tradisional dan memayu hayuning bawono mempercantik / memperindah / meningkatkan keselamatan dunia lahiriah dan batiniah dalam kehidupan saat ini ( bawono cilik dan gede ) maupun dalam kehidupan yang akan datang ( bawono langgeng ). Pandangan ini sudah diterima oleh Global Summit tanggal 21 26 Juni 1998 di Stanford University , San Fransisco - USA, sebagai Agenda of Action for United Religious Initiative. Demikianlah kisah kearifan ini mirip dengan perjalanan air, mulai dari ketika muncrat sebagai mata air kecil lalu semakin membesar sampai menjadi sungai, seterusnya bergabung dengan sungai-sungai yang lain untuk akhirnya bertemu dengan samudera. Dengan caranya masing-masing yang khas, kehadirannya akan menjadi Rahmat bagi seluruh Alam Semesta. Di Yunani juga ada Kisah Promotheus Dalam mythologi Yunani ada ceritera mengenai seorang dewa bernama Promotheus yang tidak tega melihat dunia yang dilanda musim dingin sehingga semua mahluk menderita, padahal di surga setiap dewa memiliki tungku api di depannya, yang tidak boleh dipindahkan kemana-mana, untuk menghangatkan tubuhnya. Ia pergi meninggalkan surga dan bermaksud memberikan api itu kepada manusia supaya bisa membuat dunia jadi hangat. Perbuatan itu melanggar peraturan surga sehingga ia dihukum dan diikat dengan rantai di pegunungan Kaukusius. Setiap hari datang burung gagak yang mematuk hatinya yang selalu tumbuh supaya tidak bisa berkembang menjadi hati yang penuh welas asih. Sampai datanglah seorang dewa yang lain untuk menolong membuka rantai tersebut. Perbuatan ini tentu tidak bisa dikatakan melanggar aturan surga karena ia tidak seperti Promotheus yang membawa tungku apinya keluar. Lalu Promotheus memberikan api, yang dianggap sebagai bahan dasar dari semua hal, kepada seorang filosof Heraklitus ( 540 480 SM ) yang kemudian membakar alam semesta sehingga menjadi hangat dan kondusif bagi tumbuhnya kehidupan. Ia mengajarkan bahwa alam semesta selalu mengalir dalam perubahan abadi. Kita perlu menelusuri apakah ada kemiripan ajaran Yunani kuno ini dengan konsep mengenai adanya para nabi yang diutus untuk memperbaiki dunia, bukan untuk membuatnya menjadi terkotak-kotak yang berlandaskan pengikutnya masing-masing ? Kesadaran ini tidak hanya ada di kalangan elite para pemikir saja, tapi sudah tumbuh menjadi kesadaran global dan terbukti dengan betapa dahsyatnya reaksi spontan dalam skala yang luar biasa besarnya di seluruh dunia ketika terjadi bencana tsunami. Spirit Bodhisatva Di Timur dalam versinya yang lain, ada kepercayaan mengenai Bodhisatva. Ia adalah manusia biasa seperti kita, bukan dewa dan karena perbuatannya yang baik selama hidupnya, maka sesudah meninggal, sesuai dengan hukum karma, ia telah berkali-kali lahir kembali berinkarnasi menjadi mahluk yang lebih tinggi lagi. Ketika saatnya tiba ia mau masuk gerbang kebahagiaan abadi di nirvana, sayup-sayup mendengar suara bayi menangis yang ditinggal mati oleh ibunya. Meski salah satu kakinya sudah menginjak di nirvana, ia melangkah mundur kembali lalu meninggalkan nirvana dan turun kembali ke dunia, bukan hanya untuk menolong bayi itu saja, tapi juga seluruh alam semesta dengan isinya dan bersumpah hanya mau masuk sebagai yang terakhir setelah seluruh alam semesta ini masuk nirvana. Menurut kepercayaan , Bodhisatva muncul setiap 500 tahun di berbagai belahan dunia dalam berbagai penampilan untuk menolong manusia dan seluruh isi alam semesta. Ada yang muncul melalui jalur ilmu pengetahuan, mengobati orang yang sakit fisik maupun mental, mengatasi kelaparan, kebencian, peperangan, menegakkan keadilan dan bisa juga muncul dalam kehidupan sehari-hari menyamar sebagai orang biasa untuk memberikan pertolongan pada seseorang yang sungguh sedang menghadapi kesulitan. Salah satu yang tersohor adalah Avalokitesvara atau Kuan Yin - Dewi yang Mendengar. Biasanya digambarkan sedang memegang kendi emas (simbol nirvana) dan menumpahkan isinya. Secara metaforis ini mengandung arti bahwa rasa welas asihnya demikian menggelora sehingga merasa tidak betah tinggal berlama-lama di nirvana, lalu meloncat keluar kembali ke kehidupan dunia dan menumpahkan isi nirvana untuk menyelamatkan seluruh alam semesta sehingga bisa masuk nirvana. Gambar atau patungnya dilukis tidak mempunyai telinga, sebagai parodi bahwa ia sudah mencapai tingkat mampu mendengar semuanya dengan hatinya sebagai lawan dari manusia biasa yang meski mempunyai telinga, tapi tidak mau mendengar ! Jusuf Sutanto PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARD 2006 PENDAHULUAN Tak terasa semenjak didirikan sekitar empat tahun lalu milis Psikologi Transformatif dan R-Mania telah berkembang pesat. Perkembangan kedua milis ini termasuk pesat, Milis Psikologi Transformatif dari anggota yang sampai awal Januari 2005 hanya berjumlah 300-an, saat ini telah mencapai 1100 member. Keaktivan postingpun tergolong padat, tercatat rata-rata perbulan 700 message masuk ke e-mail para member psikologi transformatif. Begitu pula dengan milis R-Mania, dari sekitar 200-an member di awal januari 2005, kini telah mendekati 700 member dengan kepadatan posting 300 message dalam sebulan. Berbagai pembelajaran terkait dengan psikologi dan riset telah didapat dari interaksi para member melalui posting-posting di kedua milis. Beberapa member bahkan begitu rutin mengirimkan tulisan-tulisan karyanya sendiri, maupun sekedar mem-forward tulisan orang lain. Berbagai tanggapan, pemikiran bermunculan menambah wawasan. Tak hanya itu, perkenalan antar member pun membangun bentuk-bentuk relasi tersendiri dalam ruang-ruang milis ini. Sejumlah namapun terkesan akrab, mereka yang tercatat pernah memposting di antaranya adalah: Audifax, Leonardo Rimba, Vincent Liong, Mang Ucup, Prof Soehartono Taat Putra, Bagus Takwin, Amalia Lia Ramananda, Ellen Kristi, Himawijaya, Rudi Murtomo, Felix Lengkong, Heru Wiryanto, Kartono Muhammad, Ridwan Handoyo, Dewi Sartika, Jeni Sudarwati, FX Rudy Gunawan, Arie Saptaji, Radityo Djajoeri, Tengku Muhammad Dhani Iqbal, Anwar Holid, Elisa Koorag, Budi Bukik Setiawan, Nurudin Asyhadie, Cornelia Istiani, Caecilia Algina, Reza Indragiri Amriel, Pangestu, Suryaunika, Hendrik Bakrie, Muskitawati, Hasan Mawardi, Yan Rezky, Ignatius Yudhistira, Merkurius Adhi dan lain-lain. Jika pembaca mencermati, sebagian dari nama-nama tersebut bahkan telah memiliki karya baik buku maupun tulisan yang dimuat di berbagai media. Ada juga beberapa pengguna nama samaran yang aktif berbagi pemikiran, di antaranya:gotho loco, methoz, fankuangtzu dan lain-lain. Ini belum terhitung anggota pasif dari milis ini, yang banyak juga berasal dari kalangan akademisi ataupun ilmuwan. Bahkan, beberapa pembicara dari Simposium Psikologi Transformatif, masih juga menjadi member di milis ini, mereka adalah: Edy Suhardono, Cahyo Suryanto, Herry Tjahjono, Abdul Malik, Oka Rusmini, Jangkung Karyantoro. Fenomena ini, menggambarkan bahwa milis psikologi Transformatif bisa jadi merupakan milis dengan jumlah member dan kepadatan posting terbanyak dibanding milis psikologi Indonesia lain. Plus keanggotaan sejumlah sosok yang memiliki kualifikasi bagus dalam menghasilkan pemikiran-pemikiran melalui tulisan-tulisannya. Begitu pula dengan milis R-Mania, yang meski jumlah member dan kepadatan posting di bawah psikologi transformatif, namun banyak pula pemikiran bagus di dalamnya. Menyimak fenomena ini, sebenarnya ada sesuatu yang perlu kita sadari di sini, yaitu betapa kedua milis ini (Psikologi Transformatif dan R-Mania) menyimpan suatu potensi pengetahuan yang begitu besar. Kedua milis ini dengan segala karakterisasinya masing-masing, memiliki potensi besar untuk berkembang dan berkontribusi dalam ilmu pengetahuan khususnya psikologi. Berbicara mengenai pengembangan psikologi, adalah sulit melepas-kaitkan antara upaya-upaya membangun scientific atmosphere bagi pengembangan ilmu Psikologi dengan upaya-upaya penciptaan ruang guna melatih daya searching mind melalui aktivitas penulisan. Penulisan bukan saja memungkinkan para pelakunya mengkritisi dan mengembangkan kajian psikologi yang sudah dan pernah ada, tapi juga memperluas kesadaran akan realitas sehingga orang menemukan daerah-daerah cermatan yang baru. Inilah sumbangan penting milis ini bagi dunia psikologi Indonesia yang terjebak dalam rubrik-rubrik konsultasi dan alat tes. Sungguh ironi melihat model pendidikan psikologi Indonesia yang perkembangannya hanya tertuju pada lisensi untuk mengadakan konseling atau menggunakan alat tes, sementara di milis Psikologi Transformatif dan R-Mania, kita melihat sosok-sosok dengan latar beragam, baik dari kalangan psikologi maupun non-psikologi tengah membicarakan psikologi dalam berbagai tema. Apa yang terjadi di kedua milis ini semestinya membuka mata banyak orang dalam dunia pendidikan psikologi bahwa psikologi dapat dikembangkan seluas-luasnya. Oleh karena itu, kami para penggagas berdirinya kedua milis (R-Mania dan Psikologi Transformatif) memiliki pemikiran untuk mengembangkan apa yang ada di milis ini melalui ajang PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARD. Sebelumnya, jangan membayangkan ajang ini seperti Academy Award atau penerimaan Kalpataru. Apa yang bisa kami berikan dalam sebagai Award, bisa jadi tak semegah ajang-ajang award lainnya. Kami hanya mencoba menawarkan, sedikit penghargaan bagi beberapa member di milis ini yang dinilai berdasar tulisannya. Seperti apa penghargaan itu? Silahkan anda baca ketentuan berikut: Tentang PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARD: Kami membuka kesempatan bagi semua member milis untuk menulis dengan tema: Psikologi dan .... Pada ... (titik-titik) anda bisa mengisi sesuai concern anda. Misalnya: Psikologi dan Seni, Psikologi dan Tarot, Psikologi dan Kedokteran, Psikologi dan Pineal Re-Programming, terserah anda. Namun, dalam menyusun tulisan, dua kriteria berikut harus bisa tercermin dalam tulisan anda: * Tulisan-tulisan anda harus mencerminkan suatu PSIKOLOGI ALTERNATIF yang memang membedakan dan menawarkan hal lain di luar psikologi yang berkutat di ruang-ruang konbseling atau pertukangan alat tes. Dunia psikologi Indonesia menghadapi persoalan besar dalam hal ini, karena pendidikan psikologi memang hanya diarahkan pada ruang-ruang konseling dan penggunaan alat tes. Lulusan S-1 yang kurang lebih telah kuliah empat tahun, setelah lulus terbatasi oleh tidak dimilikinya lisensi untuk melakukan konseling dan menggunakan alat tes jika tidak melanjutkan ke magister. Ironisnya, magister pun yang lulusannya bergelar master psikologi, sebenarnya hanya sebatas memperoleh mastery (yang ditandai dengan lisensi) dalam ruang-ruang konseling dan alat tes. Dengan kriteria mencerminkan psikologi alternatif, tulisan yang dimuat dalam antologi Psikologi Transformatif dapat membantu memperluas wawasan dunia psikologi dengan hadirnya sejumlah alternatif. (Apalagi jika yang menulis adalah orang di luar pendidikan psikologi, akan membuka mata bahwa psikologi itu kontekstual dalam kehidupan bukan dalam ruang konseling dan alat tes) * Tulisan-tulisan anda harus mencerminkan PSIKOLOGI YANG BISA MENGAKOMODASI KEMAJEMUKAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA. Mengapa kemajemukan? Penerimaan terhadap kemajemukan adalah sebuah persoalan yang tak hanya berimbas pada humanitas, namun juga lebih jauh pada kesemenaan yang merugikan. Orang seenaknya mendefinisikan orang lain sebagai A, sebagai B dan membuat keputusan semena terhadap orang tersebut atau menggeneralisasikan pada populasi yang lebih luas hal-hal yang semestinya hanya kontekstual dengan ciri populasi tertentu. Dalam konteks kehidupan, kita bisa melihat persoalan kemajemukan banyak terjadi, tak hanya di ruang-ruang konseling psikologi atau penggunaan alat tes, tapi juga pada kehidupan bermasyarakat, ke-bangsa-an (lihat kasus RUU Pornografi yang tak bisa mengakomodasi kemajemukan Nusantara, lihat berbagai pertikaian etnis dan agama, lihat peraturan yang mempersulit orang menikah antar agama, lihat cara/sistem pendidikan kita dan banyak lagi). Dengan demikian tulisan yang dimuat dalam antologi Psikologi Transformatif turut memberi sumbangan pemikiran bagi persoalan yang kontekstual pada bangsa ini. Lakukan analisis terhadap persoalan yang kontekstual dengan kehidupan dalam perspektif psikologi yang anda pahami. Berteorilah dan berargumenlah dengan teori itu. Seberapa kuat bangunan teori itu, tergantung sejauh mana teori itu mampu dikontekstualisasikan dalam realitas. Ingatlah bahwa berteori berbeda dengan memajang teori. Jadi, anda tak perlu harus terpaku dengan teori-teori yang sudah ada dan hanya memamah teori-teori itu semata. Sekali lagi, bagaimana anda berteori dan berargumen itulah yang penting. Tujuannya dari ajang ini adalah, membuka kesadaran akan adanya cakrawala yang luas bagi penerapan psikologi. Pembuktiannya terletak pada seberapa banyak alternatif yang bisa muncul dari tulisan-tulisan para member milis. Bahkan pada ajang inipun terbuka sebuah kemungkinan bahwa orang-orang non-pendidikan psikologi, bisa jadi justru mampu menyajikan sebuah kontekstualisasi kehidupan psikologi secara lebih genuine. Kami akan menyeleksi dan memilih SETIDAKNYA 3 TULISAN TERBAIK. Bagi yang terpilih akan mendapat imbalan uang Rp. 300.000,- dan tulisan tersebut diterbitkan dalam antologi tulisan Psikologi Transformatif. Sangat mungkin tulisan yang terpilih lebih dari tiga, jika memang kami memiliki alternatif untuk itu. Namun, tetap ada pertimbangan batasan dari kami dalam menentukan jumlah tulisan yang terpilih, karena menyangkut keterbatasan anggaran dalam penyediaan imbalan. Tatacara mengikuti: * Member yang ingin mengikuti HARUS MEMPOSTING TULISAN YANG DIIKUTKAN PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARDS ke salah satu, antara Milis Psikologi Transformatif atau Milis R-Mania. Ini berarti, peserta harus terdaftar sebagai member di salah satu dari kedua milis tersebut. Bagi member di luar kedua milis tersebut yang ingin mengikuti, diharuskan menjadi member Psikologi Transformatif atau R-Mania terlebih dulu. (Untuk bergabung klik alamat berikut: Psikologi Transformatif: http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/join dan R-Mania: http://groups.yahoo.com/group/R-Mania/join ) * Tulisan yang diposting di milis, harus dalam bentuk inline text, bukan dalam bentuk attachment. Sehingga, tulisan itu juga bisa ditanggapi, didiskusikan, dikritik dan dijadikan pembelajaran bagi anggota milis lain. * Selain memposting dalam bentuk inline text ke milis, peserta juga diharuskan memposting data diri (nama asli, identitas diri, foto diri, nomor yang bisa dihubungi, alamat lengkap) beserta attachment tulisan yang dilombakan dalam file MS Word ke e-mail: [EMAIL PROTECTED] Tulisan yang hanya diposting secara inline text ke milis, tanpa memposting attachment ke [EMAIL PROTECTED], tidak disertakan dalam award. * Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu tulisan untuk memperbesar peluang menang. Namun, hanya satu peserta yang dapat memenangkan award melalui satu tulisan. * Tulisan sudah diposting dalam bentuk inline text di salah satu milis (R-Mania atau Psikologi transformatif) serta dikirim attachment dalam bentuk MS Word ke e-mail: [EMAIL PROTECTED] SELAMBAT-LAMBATNYA PADA TANGGAL 30 APRIL 2006. * Peserta harus masih tercatat sebagai anggota salah satu milis ketika pengumuman pemenang. Jika peserta sudah tidak menjadi anggota dari salah satu milis (antara R-Mania atau Psikologi Transformatif), maka hak sebagai pemenang akan dibatalkan. Kriteria penilaian: * Kode 1 : Kesesuaian dengan kriteria * Kode 2 : Orijinalitas Pemikiran * Kode 3 : Pernyataan/Perumusan Masalah * Kode 4 : Manfaat Praktis/Empirik/Saintifik/Kontekstualisasi * Kode 5 : Kemampuan teoritisasi/konseptualisasi * Kode 6 : Elaborasi dan Penarikan Kesimpulan * Kode 7 : Penulisan/Penuangan * Kode 8 : Prospek pemikiran dari penulis (Note: aspek yang dinilai diberi skore 40 90) Penilai: * Dr. Edy Suhardono (Direktur Insitut Ilmu Sosial Aternatif (IISA), Peneliti, penggagas Simposium Psikologi Transformatif) * Audifax (Peneliti di Institut Ilmu Sosial Alternatif (IISA), Penulis, pengelola milis Psikologi Transformatif dan R-Mania, Penulis buku Mite Harry Potter) * Alfathri Adlin (Editor Pelaksana Jalasutra, Koordinator Forum Studi Kebudayaan (FSK) ITB, Kontributor tetap pada suplemen kampus Harian Pikiran Rakyat, Direktur PICTS) Ketiga penilai, tidak diperkenankan mengikutsertakan tulisannya dalam Psikologi Transformatif Award. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat. Detil angka penilaian akan diumumkan sebagai bentuk masukan terhadap kelebihan dan kekurangan masing-masing tulisan. Pesan layanan masyarakat ini disebarluaskan di berbagai maillist oleh maillist Vincent Liong ( http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join ) sesuai dengan email asli yang ditulis sendiri oleh pihak panitia PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARD 2006 di LINK: http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/14800 http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/5868 http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/5795 http://groups.yahoo.com/group/R-Mania/message/1945 http://groups.yahoo.com/group/R-Mania/message/1925 Pertanyaan tentang PSIKOLOGI TRANSFORMATIF AWARD 2006 dapat ditanyakan melalui email: [EMAIL PROTECTED] Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/