CENDRAWASIH POST
Sabtu, 15 April 2006
























10 DPO YANG MULAI DISEBAR FOTONYA 



1. Hans Gebze (31): selaku koordinator lapangan saat unjuk rasa di depan Kampus 
Uncen 16 Maret lalu. 

2. Arnoldus Omba (24): selaku koordinator lapangan Parlemen Jalanan Papua pada 
saat unjuk rasa. 

3. Cosmos Juel (27): selaku koordinator lapangan Parlemen Jalanan Papua. 

4. Heni Lani (22) Parlemen Jalanan Papua. 

5. Sudarman alias Maman (23) Parlemen Jalanan Papua. 

6. Evanjelis Timotius Iji (35) Pembaca Doa pada saat unjuk rasa. 

7. Alfred Somon (27) Mahasiswa UI Jakarta. 

8. Jerfison Pagawak (24) Mahasiswa USTJ Jayapura. 

9. Putri Kogoya alias Putri Yakoko (25) Parlemen Jalanan Papua. 

10.Markus Haluk (35) Ketua Front Solidaritas Rakyat Papua. 

Polda Sebar Foto 10 DPO Kasus Bentrok di Abe 

*Aktor Intelektualnya Juga Terus Dikejar 

JAYAPURA-Setelah melakukan pencarian sekitar sebulan lamanya (29 hari) pasca 
bentrok di Abepura (depan Kampus Uncen) pada Kamis (16/3) lalu, tak juga 
membuahkan hasil, maka terhitung sejak Jumat (14/4) kemarin tim Reskrim Polda 
Papua mulai menyebarkan 10 foto (Gambar) dari 19 DPO (Daftar Pencarain Orang). 

Sepuluh DPO yang disebarkan gambarnya itu antara lain Hans Gebze (31), Arnoldus 
Omba (24), Cosmos Juel (27), Heni Lani (22), Sudarman alias Maman (23), 
Evanjelis Timotius Iji (35), Alfred Somon (27), Jerfison Pagawak (24), Putri 
Kogoya alias Putri Yakoko (25) dan Markus Haluk (35). Mereka dimasukan dalam 
DPO berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan kasus bentrok yang menewaskan 
4 anggota Brimob dan 1 anggota TNI-AU itu. 

"Hari ini kami baru bisa mengumumkan 10 nama saja, karena yang 10 orang ini 
sudah didapati bukti kuat bahwa mereka ada dalam rekaman vidio dan sudah ada 
fotonya, sedangkan yang 9 orang fotonya sedang dicari," kata Direktur Reskrim 
Polda Papua, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Drs. Paulus Waterpauw kepada 
wartawan, Kamis (13/4). 

Menurut Waterpauw, dari 19 DPO itu ada yang diduga sebagai koordinator, yang 
bertanggung jawab, yang menyuruh maupun yang ikut dalam proses penyerangan 
terhadap petugas. 

Terkait dengan telah disebarnya 10 foto DPO itu, maka polisi berharap kepada 
masyarakat yang mengetahui mereka bisa melaporkan ke Polisi. "Apabila ada 
masyarakat yang mengetahui orang-orang yang masuk dalam DPO itu diharapkan 
segera lapor ke kantor polisi terdekat atau ke Direktorat Reserse dan Kriminal 
Polda Papua Jalan Dr. Sam Ratulangi No. 8 Jayapura dengan nomor telepon 0967 
531834 atau 543212. Atau langsung ke nomor HP saya yaitu 0811496251," lanjut 
Direktur Reskrim Polda Papua itu. 

Dijelaskan, dari 10 DPO itu, pihaknya juga menetapkan lima orang yang diduga 
kuat sebagai penggerak maupun provokatornya, yaitu Arnoldus Omba, Cosmos Juel, 
Jefrison Pagawak, Putri Yakoko dan Heni Lani. "Hasil rekaman maupun foto-foto 
telah menjelaskan bahwa secara fakta mereka ini ada dan aktif memimpin aksi," 
terangnya. 

Selain itu, dari 19 orang yang masuk DPO tersebut, Direktorat Reskrim Polda 
Papua juga telah menetapkan 4 orang yang diduga kuat sebagai pelaku eksekusi 
terhadap almarhum Serda Agung (Anggota TNI AU yang Jadi Korban Penganiayaan 
Saat Kerusuhan). Namun saat ditanya soal nama keempat orang itu, Paulus 
Waterpauw belum mau menyebutkannya, sebab saat kejadian berada di belakang 
kampus Uncen dan tidak terekam oleh vidio atau tidak terlihat langsung. 

Ditegaskan, dalam proses penyelidikan maupun penyidikan, pihaknya tidak hanya 
mengungkap para pelaku lapangan, akan tetapi aktor intelektualnya juga terus 
dikejar. 

"Misalnya, kita terus kejar informasi tentang Hans Gebze dan jaringannya. 
Termasuk pula organisasi pelaksana unjuk rasa itu, seperti Front Pepera dan 
Parleman Jalanan akan terus kita kembangkan," tutur Waterpauw. 

Saat wartawan menanyakan soal indikasi keterlibatan 7 LSM dalam aksi bentrok 16 
Maret lalu itu, Paulus Waterpauw menjelaskan, serangkaian informasi dan data 
serta keterangan saksi maupun tersangka akan dimasukkan dalam berita acara 
pemeriksaan (BAP). "Indikasi yang mengarah ke keterlibatan LSM itu memang ada," 
ucapnya. 

Dengan disebarkannya foto-foto DPO ini, pihaknya berharap mereka yang masuk 
dalam DPO tersebut supaya menyerahkan diri. "Beberapa waktu lalu juga ada yang 
menyerahkan diri yaitu yang bernama Mohammad Kaitam seorang oknum mahasiswa. Ia 
diserahkan oleh orang tuanya, karena orang tua melihat yang bersangkutan selalu 
gelisah dan batinnya tidak tenang, sehingga dengan kesadarannya orang tua 
tersangka ini langsung menyerahkannya ke polisi,''tuturnya. 

Pihaknya menyadari bahwa tanpa adanya bantuan masyarakat, maka upaya pengejaran 
terhadap para DPO itu akan kurang maksimal. "Karena itu kita harapkan 
partisipasi aktif masyarakat terkait hal ini. Kami jamin kerahasiaan atau 
keamanan masyarakat yang memberikan informasi tersebut," tegas Waterpauw. 

Sementara saat ditanya apakah dalam upaya pengejaran DPO itu ada perintah 
tembak di tempat, Direktrur Reskrim Polda Papua itu menjelaskan bahwa tembak 
langsung itu adalah bagian dari mekanisme penyergapan di lapangan. 

Ditambahkan, tersangka yang sudah ditangkap dan diproses hingga kemarin 
sebanyak 20 orang. Dari 20 tersangka itu berkasnya dijadikan 12 berkas. 

"Yang sudah kita serahkan ke jaksa 8 berkas dan satu berkas sudah masuk tahap 
resume serta 3 berkas masih dalam proses penyidikan," ungkap Waterpauw. (fud) 



[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke